Iklan Dan Mengiklankan Diri Di Blog Ibu-ibu
Sebenarnya artikel ini mau saya tulis dalam bahasa Inggris untuk latihan, tapi temanya terlalu menarik jadi pakai bahasa Indonesia saja supaya ngalir. Ini semua gara-gara artikel Budi Putra tentang Moms Who Rocks The Blogging World, yang membuat saya jalan-jalan ke blog-blog ibu-ibu terkeren didunia. Ternyata blog-blog tersebut ada juga yang gado-gado seperti umumnya ibu-ibu Indonesia. Lalu, apa yang membuat blog mereka kondang? Sebagai visitor, saya melihat blog mereka selalu memuat konten yang nyata dilengkapi foto yang jelas (tidak harus sempurna dengan kamera yang bagus). Kalaupun ada curhatannya, kasusnya nyata dan menawarkan beberapa alternatif solusi, tidak ada curcol dan tidak ada seandainya-seandainya.
Hal lain yang saya tangkap adalah pengelolaan blog yang profesional meski masih beratmosfir ibu-ibu. Kita sudah sama-sama tahu bahwa blogger juga mengerjakan iklan berbayar. Tapi berapa dari kita yang terang-terangan menuliskan bahwa artikel tersebut adalah iklan? Soft selling yang sering kita lakukan berbeda dengan mereka. Soft selling yang kita lakukan seringkali menyamarkan tujuan artikel itu di judul, sehingga visitor merasa kecele karena yang mereka baca ternyata adalah iklan yang menyanjung-nyanjung produk tersebut. Lihatlah yang dilakukan Piera Jolly. Dia terang-terangan menggunakan hashtag #ad di artikelnya.
Selain itu, ibu-ibu blogger keren dunia ini juga lazim mengiklankan diri, tidak malu-malu seperti kita. Tidak pula dengan cara-cara klik sesuatu untuk mendapat uang. Mereka memanfaatkan blog yang mereka miliki secara maksimal dan jelas, yaitu menawarkan space di blog milik mereka, baik sebagai iklan banner maupun dalam bentuk artikel. Lihat contoh Sash mengiklankan diri dengan menuliskan track of record kemampuannya menulis dan menawarkan jasa sesuai dengan kompetensinya itu.
Pernah mendapat tawaran kerjasama dengan dibayar voucher atau bahkan tidak berbayar sama sekali? Mayoritas blog-blog perempuan internasional memberi pernyataan yang jelas tentang apa yang mereka maui. Mereka memasang harga untuk tiap-tiap jasa yang ditawarkan blog mereka. Ini dimaksudkan agar brand-brand juga menghargai usaha ibu-ibu ini dalam me-maintain performa blog. Performa blog tidak mendadak bagus begitu saja, tapi perlu durasi sekian lama dalam ketekunan menulis dan bersosialisasi. Saya senang sekali ternyata ibu-ibu Indonesia sudah ada yang seperti itu. Lihat contoh blog milik Rina, anggota KEB.
Ngeblog itu banyak pilihan. Ini adalah alternatif dari sekian banyak alternatif yang sudah saya tulis di blog ini. Ingin saya katakan bahwa beginilah ngeblog yang profesional tapi pasti akan ada yang mendebat. Jadi saya lebih suka mengatakan ini adalah contoh-contoh pemilik blog yang menulis artikel iklan dan mengiklankan dirinya sendiri dengan jujur.
9 comments for "Iklan Dan Mengiklankan Diri Di Blog Ibu-ibu"
Tapi tetep aja lho, masih ada yang baca sampai tengah atau sampai akhir baru sadar kalau itu tulisan berbayar dan menuliskannya di kolom komentar.
Hehehee..
Iya, Mak, Blog2 di luar negeri emang lebih jujur soal tulisan berbayar.
Beberapa Blogger Indonesia masih merasa malu untuk monetize Blog ya, Mba. Pernah lihat tulisan disalah satu Blogger luar yang intinya fee sekian dollar buat sebuah karya tulisan tuh kurang. Dan mereka berhak mengajukan dan menolak pengajuan iklan atau review. Profesional bangett rasanya.
Nah, sedangkan Blogger Indonesia berapapun diterima. Karena sudah berprinsip, "rejekinya memang lagi sekian IDR". Hihihihi. Gimana pendapat Mba Lusi?
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.