7 Nasehat Penting Ibu Pada Remaja Tentang Sekolah Barunya

Hari-hari ini adalah hari yang mendebarkan bagi anak-anak yang telah naik ke level pendidikan berikutnya yang berarti sekolah, guru dan teman-teman baru.




Ada rasa was-was, tak tahu bagaimana harus melebur, kenalan, atau sekedar bertanya ke teman atau guru baru. Tentu saja bully tetap membayangi kekhawatiran mereka. Meskipun Menteri Pendidikan saat ini, Pak Anies Baswedan sudah memangkas semua peluang terjadinya bully, tapi satu dua anak bandel pasti ada di sekolah-sekolah. 

Para ibu tak kalah deg-degannya dengan anak-anak. 

Sekolah baru berarti si ibu harus melonggarkan pengawasan karena sekolah yang lebih tinggi biasanya punya aturan yang membuat si anak lebih mandiri. Ada rasa ingin selalu mendampingi buah hati sampai punya teman dan sahabat. Ibu harus kuat lebih dulu ya, supaya anak-anak mantap melangkah.


Dalam rangka saling menguatkan ini, cobalah bicarakan hal-hal ini dengan anak-anak.

1. Semua sekolah mengajarkan sopan santun yang sama.
Sekolah-sekolah Indonesia umumnya mengajarkan sopan santun yang sama, yaitu cium tangan guru, menyapa teman-teman dan menyimak didalam kelas. Katakan pada anak-anak untuk tidak meninggalkan ajaran dari sekolah sebelumnya itu. Dia tinggal meneruskan apa yang sudah diajarkan di sekolah sebelumnya, maka para guru akan menghargainya dan teman-teman barunya akan cepat akrab.

2. Murid baru lain sama groginya.
Murid baru lain sama groginya dengan anak-anak kita, jadi semangati dia untuk mengajak berteman lebih dahulu, siapa tahu temannya itu lebih nggak berani ngomong. Sarankan mereka untuk tidak terlalu pilih-pilih dalam berkenalan. Baru nanti ketika waktu berjalan, biasanya mereka akan menemukan beberapa teman yang klik.



3. Semua sekolah punya anak bandel.
Anak-anak diharapkan bisa memahami bahwa di sekolah manapun akan ada beberapa yang bandel karena itu sudah sifat manusia, ada yang baik dan ada yang tidak. Kalau si bandel itu cuma usil, biarkan saja, anggap sebagai hiburan. Tapi jika sudah mengganggu, bahkan membully, tekankan padanya untuk tidak menghadapinya sendiri, melainkan lapor ke wali kelas atau kepada anda sebagai ibunya.

4. Bergabunglah dengan group chat kelas yang baru.
Ini penting untuk mengetahui info-info dari sekolah atau sekedar tempat bertanya untuk membeli buku. Tapi ingatkan padanya untuk menegur admin group atau segera keluar jika group tersebut memposting hal-hal yang tidak baik, misalnya meme guru galak. Jika itu bocor, seluruh member group bisa terkena skorsing.



5. Follow semua akun media sosial sekolah.
Akun media sekolah bisa meluaskan cakrawala anak-anak karena disitu bergabung guru, kakak kelas dan alumni. Jika mungkin kita agak kejauhan untuk menjelaskan pentingnya ini bagi networking mereka kelak, cukup jelaskan bawah ini penting untuk mendapatkan info-info sekolah, misalnya ada teman dari ekstrakulikuler lain yang sedangkan bertanding, dia bisa datang untuk memberikan dukungan. 
Ingatkan juga untuk menjaga nama baik sekolah dan teman-teman ketika posting, apalagi ditambah mention. Namun demikian, sarankan mereka tidak menambahkan guru mereka dalam pertemanan di facebook, kecuali jika guru tersebut membuat group khusus untuk kelas demi kepentingan belajar bersama. Hubungan guru dan murid secara individu tetap harus ada batasnya.

6. Jangan cuma fokus di pelajaran.
Remaja punya kapasitas dan energi yang sangat besar untuk menyerap banyak hal. Bahkan mereka berada di puncak kesempatan untuk mengembangkan apa yang terbaik dari dirinya. Otak kanan dan kiri baik sekali dirangsang sama banyak. Bakat-bakat yang menonjol sudah seharusnya diberi fasilitas lebih baik, sama pentingnya dengan nilai-nilai akademik. Dorong mereka untuk ikut esktrakulikuler. Kadang mereka merasa tak mendaftar bukan karena tak bisa tapi karena tidak tahu bagaimana harus bicara dengan kakak-kakak kelas yang menjadi penanggung jawabnya.



7. Ikut dalam organisasi atau kepanitiaan sekolah.
Sekolah jaman sekarang banyak sekali kegiatan diluar belajar mengajar. Di Yogyakarta misalnya, murid-murid SMA sudah berani memproduksi drama di gedung kesenian yang tiketnya dijual untuk umum. Belum lagi Japan day, Korean festival, kejuaraan tonti dan berbagai lomba lainnya yang melibatkan sekolah lain dan masyarakat. Sekolah jaman sekarang tidak hanya bertumpu pada OSIS. Dorong anak-anak untuk terlibat, meski sebagai murid baru perannya akan sangat kecil, misalnya cuma menyebar brosur. Dengan berjalannya waktu, dia akan mendapat peran yang lebih banyak. Berorganisasi memang tidak ada nilainya di rapor, bahkan kita khawatir nilainya turun karena terlalu sibuk event, tak sempat belajar. Namun pengalaman berorganisasi ini sangat dibutuhkan untuk melatih dan mengolah kemampuan team work atau kerjasama yang akan dibutuhkan selamanya, baik dalam pekerjaan, komunitas, masyarakat dan keluarga.

Nah, selamat Hari Pertama Masuk Sekolah. Pesan @internetsehat dan @kemdikbud_RI , jangan upload foto putra putri anda di media sosial. 

Hargai privacy mereka, dan yang lebih penting lagi keamanan mereka. Jangan goyah dengan hadiah kuis yang tak seberapa dibanding momen berharga dalam hidup anak-anak ini, ya.


Post a Comment

13 Comments

  1. Jaman sekarang enak ya Mbak Lusi, ada artikel-artikel seperti yang njenengan tulis dan jadi semacam support grup. Jaman dulu kan selalu dag dig dug setengah mati sebagai murid baru. Orang tua juga tidak sedikitpun anter atau menenangkan. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, aku dr daftar SMP sampai kuliah daftar sendiri. Ortu terima beres :D

      Delete
  2. ENtah kenapa kalau support group untuk anak remaja di sekolah, tak sekuat seeprti anak SD ya. Kalau di SD lebih kompak, mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin karena di SD lbh sering dtg ke sekolah ya, kegiatan anak2 msh diurus ortunya

      Delete
  3. Sama mba aku juga sendiri terus. Eh ditemani ding pas TK sama kuliah wkwkkw karena kalau kuliah langsung boyongan ke asrama

    ReplyDelete
  4. Minal aidin wal faizin mohon maaf lahir & batin :)

    Dalam ngeblog saya sering menampilkan foto anak dan keluarga saya karena berhubungan dengan tulisan dan anak saya juga nggak keberatan. Mungkin temanya sering kegiatan bersama keluarga juga.

    Seberapa tingkat bahayanya mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon maaf lahir batin juga mbak.
      Sebenarnya, yang paling tahu tingkat keamanan apapun yg kita upload adalah keluarga tersebut. Selalu mempertimbangkan 2 sisi, baik & buruk, sebelum upload, tidak hanya fokus pd manfaat yg kita sebarkan saja karena tak semua diluar kita menyambutnya dg baik pula.

      Delete
  5. duuuh, ga sabar pas anakku udh mulai SD nanti.. :D.. nemenin masuk sekolahnya ... dulu mah aku waktu sekolah cuma pas TK ditemenin, SD udh ga, karena dulu dari TK,SD,SMP,SMU aku sekolah di sekolah khusus untuk anak2 karyawan perusahaan Oil & Gas di Aceh Utara. Jadi, dari TK-SMU, ya semua temen2ku sama mbak :D.. krn memang khusus anak karyawan itu aja. makanya mamaku ga pusing mau nganter2, krn toh aku udh kenal semua ama anak2nya, dan guru2nya :D..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sabar, ntar kalau mereka cepet besar, kita yang rindu lo :))

      Delete
  6. Anakku baru masuk sekolah hari pertama juga langsung masuk grup chat bbm kelas barunya. Zaman sekarang emang lain banget dengan dulu :)

    ReplyDelete
  7. aku punay prinsip gak mau langsung dengar komen megatif ortu , soalnya kadang belum tentu betul juga. Alvin baru masuk SD ini malah wali kelasnya yg inisiatif bikin group.

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)