KEB Belajar Entrepreneurship di Gendhis Bags

gendhis showroom

Sudah pernah membaca profil bu Ferry Yuliana, pemilik Gendhis Bags, di blog ini kan? Kali ini Kumpulan Emak Blogger (KEB) yang berdomisili di Jogja berkesempatan bertemu beliau di showroom Gendhis Bags. Showroom Gendhis Bags yang baru, besar dan cantik berada di Ring Road Barat. Jika dari Jogja kota lewat Jl Godean, belok kekiri dan berada setelah selokan Mataram. Jika dari terminal Jombor, harus mengambil u-turn sebelum selokan Mataram. Bagi yang belum tahu, Gendhis itu artinya gula. :D

Showroom Gendhis terdiri dari dua lantai yang ditata apik. Mungkin teman-teman ingat di postingan tentang profil bu Ferry, bahwa display sangat penting artinya untuk meningkatkan nilai produk. Karena itu, showroom ditata dengan detil dan pencahayaan yang bisa membuat produk-produk yang dijual tampak makin "bersinar".

Mbak Niken dari Marketing menjelaskan bahwa showroom Gendhis sedang dalam penataan untuk menampilkan konsep baru yaitu Gendhis and Friends. Bu Ferry mengajak teman-temannya sesama pengusaha wanita yang tergabung dalam wanwir (wanita wirausaha) Femina untuk menampilkan produknya di showroom tersebut. Meski menerima titipan produk dari luar Gendhis dengan sistem konsinyasi, manajemen menerapkan aturan tidak akan menerima produk yang sama dari dua supplier. Selain itu, produknya harus benar-benar unik dan belum ada di Jogja.

Kami ngobrol di sebuah ruangan yang nantinya akan dijadikan coffe shop mungil. Bu Ferry sangat senang berbagi pengalaman. Beliau memang kaya pengalaman sehingga tak perlu menyiapkan makalah apapun, berjam-jam tak akan terasa menyimaknya. Beliau memulai usaha ketika sedang sibuk-sibuknya mengurus anak pertama, padahal kandungan keduanya saat itu juga sedang bermasalah. Makanya beliau santai saja ketika melihat mak Noni membawa putrinya yang lucu. Beliau malah terus menyemangati emak-emak untuk berkarya tanpa meninggalkan anak.

Bu Ferry yang memiliki ijazah dokter gigi menyarankan emak-emak untuk tidak terlena. Perempuan harus selalu siap untuk menolong dirinya sendiri karena kita tidak pernah tahu takdir Allah. Beliau sekeluarga juga pernah mengalami masa terpuruk, tak punya apa-apa karena tertipu. Itu sebabnya beliau terus menggali kreativitas untuk membuat kegemarannya pada kerajinan menjadi penghasilan yang bisa membantu keluarganya. Saat ini seluruh keluarga, termasuk suami dan anak-anak, terlibat sepenuhnya dalam mengembangkan Gendhis.

Usaha harus dimulai dengan sesuatu yang kita sukai agar tidak cepat menyerah jika gagal. Menggunakan pendapat teman-teman sebagai panduan memilih produk yang tepat untuk dilempar ke pasar seringkali beliau lakukan. Teman-teman yang fashionable tentunya. Memulai usaha memang harus berani, tapi berani yang penuh perhitungan. Beliau menyarankan untuk memiliki modal tiga kali biaya operasional sehingga ketika produk gagal dipasaran, kita masih punya "napas" untuk memikirkan langkah selanjutnya.

Gendhis yang pernah merambah pasar ekspor mengakui bahwa pasar dalam negeri sangat menjanjikan. Meski banyak keluhan harga-harga naik di masyarakat, nyatanya kegemaran orang (perempuan) belanja justru naik tajam. Maka kita harus pandai-pandai memelihara pasar lokal. Jika bukan musim liburan yang membuat showroom lebih sepi, penjualan online bisa digencarkan. Satu tips penting untuk para olshoper seperti saya bahwa foto adalah segalanya. Dalam artian foto harus bagus tapi tidak kebanyakan efek agar pembeli tidak kecewa, Produk asli harus lebih bagus dari fotonya, bukan sebaliknya.

Sebelum sang suami ikut mengurus Gendhis, beliau memilih membesarkan Gendhis sendirian. Sistem kerjasama atau kongsi yang banyak dilakukan di antara pelaku kerajinan Jogja tak diikutinya. Beliau merasa lebih nyaman membuat keputusan sendiri. Pecah kongsi di usaha kerajinan yang sudah besar di Jogja banyak terjadi. Demikian pula dengan pembelotan seperti yang dilakukan oleh karyawan beliau, yang keluar dan menjual produk yang sama.

Produk utama Gendhis adalah tas-tas berbahan natural yang dikombinasikan dengan berbagai pernak-pernik sesuai dengan trend saat itu. Design dikembangkan sendiri oleh bu Ferry. Tas-tas yang diujicoba tersebut ditunjukkan ke teman-temannya yang fashionable. Jika ada 6 saja dari 10 temannya mengatakan bagus, berarti tas tersebut siap untuk diperbanyak. Meski design-nya telah dijual massal di pasar-pasar karena "kenakalan" mantan karyawannya sendiri, Gendhis terus maju dengan design-design baru. Design-design baru tersebut keluar setahun sekali di bulan April, sebelum Inacraft dimulai. Respon dari design baru tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang produk mana saja yang akan dibawa ke Inacraft. Semoga kami diundang di launching produk baru tersebut ya.
Bocoran untuk produk baru tahun 2015 ini adalah nuansa Jepang. :D

Tantangan lain dalam memasarkan Gendhis Bags adalah image bahwa brand lokal yang berbahan natural cenderung mahal. Tadinya saya juga beranggapan demikian. Padahal ternyata tidak sama sekali. Kisaran harga Gendhis cukup terjangkau. Untuk produk umum handbag  antara Rp 250.000 - Rp 450.000,-. Memang ada limited edition yang hanya diproduksi satu tiap model dengan harga diatas satu juta rupiah. Masih ada lagi tas-tas santai dengan harga seratus ribuan dan dompet-dompet dibawah harga tersebut. Gendhis juga mengeluarkan brand Cinde untuk tas-tas rajut.

Jika dibandingkan dengan yang ada di pasar Beringharjo, tentusaja harga Gendhis jadi mahal. Tapi ono rego ono rupo. Menarik perhatian konsumen tanpa mengorbankan brand image adalah seni tersendiri. Memangkas harga bukan satu-satunya cara. Gendhis bersikap tetap mempertahankan kwalitas produknya, yang berarti tidak gentar menghadapi serbuan produk serupa dengan harga murah di pasar-pasar.

Gendhis mengedukasi pembelinya untuk memahami betapa berharganya produk yang mereka beli tersebut. Misalnya pengeringan dan pengecatan serat alam yang harus melalui 7x pemrosesan diceritakan kepada konsumennya. Gendhis menambahkan tag yang berisi informasi bahan dan proses pembuatan tas tesebut. Bahkan untuk yang limited edition juga mancantumkan nama semua pengrajin yang terlibat dalam pembuatan tas tersebut. Misalnya tas merah, yang menenun si A, yang menganyam si B, yang menjahit si C dan seterusnya. Sebuah service yang butuh ketelatenan, yang tidak ada di tas brand terkenal asing sekalipun. Bu Ferry mempersilakan kami untuk kapan-kapan menyaksikan proses produksi yang butuh kesabaran dan ketrampilan tersebut.

Oya, di showroom Gendhis sedang diadakan kontes selfie dengan hadiah yang terus berganti tiap minggunya. Kalau kesana jangan lupa ikutan ya, asik kan dapat hadiah dari Gendhis Bags. :D

Post a Comment

19 Comments

  1. tasnya bagus bagus ya mak...aku sering ngintip,tapi ngintip aja hahaha

    ReplyDelete
  2. Mak lusiiiii....poto-potnya keren bingitttttssss...

    punyau akeh sing ngeblur Hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau perlu foto, japri aja mak, tak kasih yg belum ada watermarknya.

      Delete
  3. aih..keren Gendhis Bags nya, Mak.. Foto-foto juga cantik, cewek bingits...

    ReplyDelete
  4. Maaak, sy penyuka produk lokal niiiihh.
    Mulei lirikin nih web-nya.
    Beli lewat Mak Lus dapet diskon ga hihihihi :))

    ReplyDelete
  5. trus mbak lusy borong banyak gak? :)

    ReplyDelete
  6. Tasnya bagus-bagus...*lagi ngidam tas :p

    ReplyDelete
  7. Penasaran sm produk gendhis dan dowa, kalo ke jogja harus beli pokoknya :))

    ReplyDelete
  8. tasnya lucu2 dan bagus, jadi pengen juga ke gendhis :)

    ReplyDelete
  9. aseek dapet gudibek Gendhis :v

    tasnya warna warni,..
    siyap menerima warisan gendhis dari mak Lusi :v

    ReplyDelete
  10. Kyaaa tasnya unyu2 sangat, oke banget tips bisnisnyaa mak

    ReplyDelete
  11. Maaakkk bisikin kisaran harganya dooong.Kayaknya kudu nabung nih kalau mau belanja ke sini tar liburan akhir tahun :D

    ReplyDelete
  12. Menggiurkan sekali, klo lagi kesana harus bawa uang pas, debit jangan kluar dari dompet :v :v

    ReplyDelete
  13. Waahhh tasnya cakep cakeepp. Memang ya, utk jadi pengusaha sukses itu harus tanggup. Keren ihh sosok bu Ferry ini, memberikan inspirasi

    ReplyDelete
  14. Woah tasnya cantik-cantik banget, mak Lusi pasti mborong ya :D

    ReplyDelete
  15. wa jadi yang membuatnya diakui ya...seep

    ReplyDelete
  16. aku mau ke Jogja...pengen main kesini ah

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)