Tips Memanfaatkan Komunitas dan Workshop Kerajinan

Tips memanfaatkan komunitas dan workshop ini benar-benar saya pegang karena hobi kerajinan atau crafting ini bikin nagih lo, jadi harus ada kendali.

komunitas dan workshop kerajinan


Sebenarnya tips ini bisa diterapkan pada hobi manapun dengan beberapa penyesuaian tapi lebih baik saya tulis apa yang saya tahu saja, ya. Heheheee.... Daripada ribet googling tentang hobi-hobi lain, lebih enak cerita hobi yang dijalani sendiri.

Disuatu workshop, seorang ibu bikin risi saya karena sebentar-sebentar ngomong ke mentor, "Ini kayak gini kan? Oke, yang penting sudah tahu dasarnya, ntar sisanya lihat di youtube saja."

Ibu itu pamit duluan. Mungkin karena berpikir di youtube pasti ada, dia merasa tidak perlu menyimak semua. Sebenarnya nggak apa-apa juga sih kalau memang merasa bisa menyelesaikannya sendiri. Tapi nggak perlu juga berulang-ulang bicara seperti itu karena membuat peserta lain nggak jenak dan membuat mentornya nggak enak hati. Pulangnya, iseng saya cek di youtube. Eh, nggak ada lo meski sudah ganti-ganti keyword. Hahahaaa....

Komunitas atau workshop itu penting banget buat yang ingin mendalami hobi lebih lanjut. Meski sekarang sudah ada youtube dan blog, tapi banyak tips kerajinan yang bisa kita dapatkan secara tak langsung ketika bergaul dengan komunitas atau datang ke workshop. Sebagai contoh, dari workshop menjahit, saya jadi tahu cara menjahit kulit sintetis yang benar, tidak semata-mata menggunakan jarum yang lebih tajam. 

Selama saya mengikuti beberapa komunitas kerajinan, saya mendapati bahwa tidak ada komunitas yang tidak baik. Kalau kemudian ada yang membuat saya aktif atau tidak aktif didalamnya itu, bukan karena mereka tidak dikelola dengan baik tapi ada beberapa peraturan yang tidak bisa saya ikuti. Peraturan itu biasanya diletakkan pertama kali oleh founder-nya atau dibuat berdasarkan kesepakatan mayoritas anggotanya. Jadi, kita tidak bisa memaksakan agar semua sesuai dengan keinginan kita. Di komunitas, selain bertanya, saya juga bisa menyimak tanya jawab teman-teman yang lain. Sharing antar anggota ini adalah sumber ilmu yang sangat berharga.

Namun, komunitas dan workshop yang sejatinya bermanfaat ini bisa berbalik menjadi merugikan jika kita tidak punya batasan-batasan yang tegas. Seperti yang saya tulis diatas, hobi itu bikin nagih, membuat kita haus untuk makin meningkatkan ketrampilan dan berpacu dengan tren-tren baru. Komunitas dan workshop itu adalah bahan bakar semangat kita dalam berkreasi, jadi harus dikelola dengan baik.

PILIH KOMUNITAS SESUAI KEBUTUHAN

Meski bidangnya sama, spesialisasi dan visi komunitas itu bisa berbeda-beda. Contohnya di jahit, ada yang cenderung ke menjahit busana, ada yang cenderung ke menjahit craft. Contoh perbedaan visi misalnya ada yang visinya berkembang bersama, ada yang mensupport kemandirian anggota. Sebelum bergabung dengan komunitas, sebaiknya ditelusuri dulu kegiatan komunitas tersebut di media sosial. Memang sih, kadang visi sebenarnya sebuah komunitas baru terbukti setelah benar-benar bergabung. Jika terjadi ketidakcocokkan setelah bergabung, tidak apa mundur atau non-aktif tapi bicarakan baik-baik dengan pengelolanya. Bagaimanapun dalam satu hobi itu ada kemungkinan ketemu lagi suatu saat. Dunia ini sempit, jadi jaga hubungan baik dengan siapapun.

Saya sendiri karena selalu bervisi mandiri, lebih nyaman dengan komunitas yang mensupport visi saya tersebut. Setiap ketrampilan yang saya dapatkan dari komunitas tersebut, kecuali yang eksklusif, akan saya kembangkan untuk kemajuan saya sendiri. Untuk sharing yang eksklusif, tentu saya harus memperhatikan peraturan apa yang boleh dan tidak boleh saya ambil. Etika harus dijaga. 

Memangnya ada komunitas yang tidak membiarkan kita mandiri? Ada dong. Pernah saya ikut dalam komunitas yang mewajibkan anggotanya menjual hasil karya melalui wadah yang mereka buat. Semacam koperasi tapi tidak berbadan usaha karena hanya sebuah komunitas. Seakan saya merasa sesak napas disana, tidak bebas bergerak.

Yang  wajib dipahami ketika masuk dalam komunitas kerajinan adalah jangan mengharapkan gratisan. Ketrampilan di bidang kerajinan itu adalah keahlian yang mahal. Kalau mentornya sampai mau membuat tutorial atau bahkan mengajari secara gratis berarti dia itu baik banget. Orang-orang seperti itu banyak, tinggal bagaimana kita menghargainya. Di luar negeri, pola menjahit sudah diperjualbelikan secara online.  Selain itu, kerajinan melibatkan bahan baku. Otomatis butuh biaya. Jangan main minta saja. Kalau tidak punya uang, usahakan barter.

PILIH WORKSHOP YANG DISUKAI

Untuk workshop, saya mengutamakan tema yang saya sukai, dibanding yang saya butuhkan. Biasanya workshop kerajinan itu berbayar karena ada kebutuhan membeli bahan meski mentornya gratis. Karena berbayar itulah makanya rugi kalau kitanya nggak suka. Contohnya ketika ada workshop membuat tas, saya harus melihat dulu apakah model tas tersebut saya sukai atau tidak. Kalau saya suka model tasnya, maka saya akan menjalani workshop tersebut dengan senang hati. Workshop itu dibatasi waktu. Kalau tidak senang, mengerjakannya akan tidak tenang sehingga hasilnya kurang memuaskan dan buang-buang uang saja.

Mengikuti tema workshop yang kita sukai, akan berdampak lanjutan, yaitu membuat kita semangat mengembangkan model tersebut ke model atau bahan lain. Jadi, hasilnya tidak hanya berhenti pada workshop itu saja tapi memicu kita untuk lanjut berkreasi sendiri.

Yang paling menyenangkan dari workshop yang pernah saya ikuti adalah tips-tips kerajinan kecil yang sangat penting tapi tak akan bisa didapatkan kalau tidak ada kegiatan praktek bersama. Tips-tips tersebut baru ketahuan diperlukan bersamaan dengan praktek. Contohnya, cara memposisikan 2 kain agar simetris, cara mengukur tali dengan depa dan sebagainya. Tips-tips tersebut sangat berguna untuk mempercepat dan merapikan pekerjaan kita ketika mengerjakan model atau pola lain setelah workshop.

Workshop juga menambah kenalan dan memperluas jaringan. Saya pernah duduk bersama 3 peserta workshop dengan kelebihan yang berbeda, yaitu pengrajin yang cukup laris di instagram, pengrajin yang pandai membuat proposal untuk ikut pameran gratis dan pengrajin yang nyambi berjualan bahan. Meski yang kami pelajari di workshop kala itu tak berhubungan dengan kelebihan para ibu tersebut, tapi saya sungguh memerlukannya untuk mengembangkan hobi saya yang lain.

PERHATIKAN BUDGET

Hobi bisa bikin jebol dompet itu benar adanya. Meskipun ada niatan menjual hasil karyanya, tapi berkumpul dalam komunitas atau workshop bisa membuat kita hilang fokus. Misalnya tadi pagi saya melihat pouch lucu yang dishare oleh seorang teman. Saya sudah berniat akan membeli bahan itu tapi kemudian saya ingat masih punya banyak bahan lain. Untunglah saya sadar diri dan berniat menghabiskan stok bahan saya dulu sebelum membeli yang baru.

Hobi kerajinan itu tidak hanya terkait dengan hasil karya itu sendiri tapi sering kali melenceng ke pernak pernik prosesnya hanya gara-gara sedang tren. Maaf lagi-lagi saya akan memberi contoh di bidang jahit. Beberapa waktu lalu tren papan tempat benang, lalu para crafter berburu itu padahal tidak murah. Saya sih nggak ikutan karena saya belum intens menjahit seharian yang butuh benang segitu banyak dalam waktu cepat. Selain itu, saya lebih suka menyimpan benang dalam toples bening agar tidak berdebu tapi stok warna yang dimiliki tetap kelihatan.

MENGELOLA KEINGINAN

Hobi kerajinan itu tidak bisa lain harus sering-sering berkarya agar makin menguasai tekniknya. Komunitas bisa memberi 2 pengaruh yang bertentangan. Komunitas memberikan suntikan semangat ketika kita mengira tidak bisa menaklukkan suatu design. Namun sebaliknya, komunitas juga bisa membuat kita merasa tidak mau kalah dengan yang lainnya. Kita berkarya karena orang lain sudah melakukannya dan kita tidak mau ketinggalan.

Sebenarnya ketinggalan atau tidak itu tergantung dengan niatan kita. Kadang tidak apa-apa kita sedikit ketinggalan jika kita butuh waktu lebih banyak untuk mengeksplorasi keunikan diri sendiri dan mencoba memberikan signature pada karya-karya kita. Pada akhirnya, hobi adalah bagian dari kebutuhan kita dalam pencarian jati diri. Lambat laun akan jengah juga mengikuti tren-tren yang sebenarnya "nggak gue banget."

Pengelolaan keinginan itu berhubungan erat dengan pengaturan budget. Kata orang, hobi adalah pengeluaran yang menyenangkan. Tapi tanpa kendali, hobi akan menjadi pengeluaran yang merusak. Khusus untuk kerajinan, keinginan berarti biaya. Sekedar contoh, dalam hobi menjahit, saya mengakomodasinya dengan kebutuhan pribadi. Artinya, semua yang saya buat harus bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah atau diberikan ke teman-teman sebagai souvenir. Karena niat yang seperti itu pula, saya selalu berhati-hati dan serius ketika berkarya agar hasilnya bagus dan layak ditampilkan.

TIDAK SEMUA KEGIATAN PENTING

Bukan bermaksud tak bersahabat, tapi tak semua kegiatan dalam komunitas penting untuk diikuti. Pilah-pilah agar tidak mendistraksi tujuan utama kita ikut ke komunitas atau workshop tersebut dan menghabiskan waktu kita. Biasanya nih ibu-ibu kalau sudah akrab di komunitas atau malah baru kenal di workshop dan merasa cocok, berlanjut ke kopdaran atau arisan yang temanya tidak berhubungan dengan hobi tersebut. Bahkan seringkali kopdarannya cuma duduk-duduk di cafe dan bergosip. Lucunya, dalih nongkrong tersebut adalah untuk menghilangkan penat, sementara awal serius di hobi tersebut juga untuk refreshing. Apakah hobi tersebut telah berubah menjadi sumber stress?

Teman-teman di komunitas seringkali menjadi "keluarga baru" bagi kita. Kadang malah berkolaborasi membuat usaha bersama. Keduanya sama baik. Jika berhasil, akan memicu perkembangan hobi kita. Usaha yang ditanggung bersama bisa meringankan beban. Tapi harus siap juga menghadapi tambahan konsekuensi, antara lain masalah-masalah diluar hobi kerajinan tersebut yang tak jarang menimbulkan episode-episode drama dan resiko yang harus ditanggung bersama juga. 

Post a Comment

8 Comments

  1. aq beberapa kali ikutan workshop mbak dan seneng karena dpt ilmu-ilmu baru, dulu sebelum ikutan selalu mikir, kok mahal bgt sih biaya workshopnya, tp setelah ikutan jd tahu, kl sebenarnya biaya workshop sebandinglah dg ilmu yang kita dapat, malah kadang ada yang gurunya baik banget ngasih ilmu lebih buat peserta..

    ReplyDelete
  2. Aku setuju mbaaa, tidak semua kegiatan penting. . Kalau buat bergosip >.< sayang banget
    Yg seru saling support jadi masing2 punya job dan usaha mandiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak kegiatan diluar fokus komunitas yg ngabisin waktu ya.

      Delete
  3. Aku belum pernah sih ikutan workshop kerajinan karena kayaknya aku tipe kurang telaten heheheh

    ReplyDelete
  4. aku belum pernah ikutan komunitas kerajinan.
    blm nemu yang cucok kali ya.. hehe

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)