Ngeblog Ibadah Selama Mudik

Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri itu sesungguhnya bukanlah peristiwa liburan, melainkan penutup dari rangkaian ibadah Ramadhan. Di tanggal 1 Syawal itu, kita mengharapkan diri kita kembali suci, bukan lantaran kita bermaaf-maafan pada Lebaran hari pertama dan hari kedua, tetapi karena penyerahan diri kita selama satu bulan Ramadhan sebelumnya. Selama sebulan Ramadhan itu, kita melepaskan semua kesombongan diri, semua ketamakan duniawi, semua keegoisan pribadi dan semua kebencian sumber penyakit hati. Selama sebulan itu, kita ditantang untuk ikhlas, bersabar, mengalah dan banyak bershodaqoh.

lebaran

Namun apa daya, mudik kemudian menjadi keharusan karena setelah sebulan Ramadhan kita merasa layak merayakan kemenangan, bergelimang makanan enak dan berbaju serba baru. Padahal itu kemenangan bias, karena kemenangan sebenarnya tidak bisa kita klaim melainkan hanya pemberian Allah semata-mata. Tapi tentu saja bermaaf-maafan itu baik untuk menjaga silahturahmi dan menunjukkan betapa pentingnya teman-teman atau saudara-saudara kita tersebut dalam hidup kita. .

Jika selama mudik blogger banyak berkonsentrasi pada wisata kuliner dan pengalaman selama perjalanan, baik juga jika kita mengangkat tema ibadahnya. Ibadah selama mudik itu tantangan berat. Kita menyebut diri musafir padahal naik pesawat yang adem, bukannya naik onta di padang pasir. Belum lagi jika pramugari yang cantik menawari kopi yang semerbak atau nasi campur yang lezat. Jika anda mengerti tentang definisi musafir menurut Islam, anda bisa membantu memberi pencerahan pada pembaca anda. Bisa juga ditambah tuntunan sholat sambil duduk di pesawat misalnya.

Pemandangan peminta sumbangan yang berdiri ditengah jalan sambil mengacungkan jaring tentunya sudah tidak asing lagi bagi pemudik darat di Jawa. Mereka juga berdiri didepan mesjid-mesjid yang terletak dipinggir jalan raya. Anda bisa menuliskan seperti apa ragamnya dan memberikan pendapat anda menurut agama. Anda bisa juga memberikan peringatan pada pembaca anda di daerah mana saja yang berbahaya karena pernah saya temui mereka mengambil posisi ditikungan yang bisa membuat pengendara terlambat mengantisipasi dalam kecepatan tinggi.

Jika anda naik bis atau kereta api, anda bisa memberikan tips-tips aman jika sholat di mushola terminal atau stasiun. Anda bisa memberikan juga tips nyaman beribadah dengan badan keringatan dan capek. Anda bisa juga memberikan mushola terminal atau stasiun mana saja yang bersih untuk sholat.

Dalam hubungannya dengan shodaqoh, anda bisa menulis tentang kegiatan shodaqoh anda di perjalanan mudik. Misalnya anda sengaja menyiapkan zakat fitrah untuk fakir miskin yang tinggal di gubuk-gubuk yang anda temui selama perjalanan mudik.  Anda mungkin suka narsis, tidak apa-apa, itu jiwa anda yang terbuka. Tapi tidak perlu takut dikatakan riya’ selama anda tidak berniat begitu, dan hati anda akan tahu yang sebenarnya. Ini bisa memberikan informasi pada pembaca anda, daerah-daerah mana saja yang perlu dibantu.

Tiba di daerah tujuan mudik, anda bisa menulis ibadah apa saja yang anda lakukan. Misalnya tentang sholat Id, yang saya yakin ditiap daerah ada yang khas. Misalnya di alun-alun utara Jogja yang bisa ditemui penjual endog abang. Atau sholat Id di mesjid Agung Pekanbaru yang sangat resmi dengan protokol kaku seperti acara pemerintahan. Tentu saja puncak dari itu semua adalah halal bihalal. Meski nuansanya lebih banyak yang bertaburan makanan enak dan baju baru, tak apalah, setidaknya masih ada ibadah menjalin tali silahturahmi-nya.

Jadi teman-teman blogger, apapun yang kita tulis tentang mudik dalam rangka Lebaran ini, jangan lupa tujuan utamanya adalah ibadah. Bersenang-senang itu adalah bonus. Setelah ngeblog tentang ibadah, jangan menganggap diri paling benar dan paling suci. Ngeblog tentang ibadah bukan berarti kita tahu semuanya. Kita bukan Tuhan. Tawadhu ya, teman-teman.

Post a Comment

0 Comments