Dicuekin Supplier

Dalam urusan apapun, termasuk bisnis, percayalah bahwa uang bukanlah segala-galanya. Bagi usaha bermodal kecil seperti yang saya miliki ini, memasuki masa puasa dan tentusaja Lebaran, adalah hari-hari yang penuh horor. Jika salah perhitungan, hilanglah kesempatan untuk mendulang untung sebanyak-banyaknya yang telah ditunggu selama setahun. Usaha kecil tidak bisa melakukan pembelian stock jauh-jauh hari dan tidak bisa membuat stock terlalu banyak. Harus lincah agar cash flow mulus. Namun karena itu pula, untuk momen seperti ini, harus ngos-ngosan berebut service dengan para pengusaha besar untuk mendapatkan service terbaik dari supplier.

toko kain

Seperti halnya produsen atau end user, supplier-pun menginginkan cash flow yang lancar. Apalagi jika mendapatkan order besar, tak perlu ribet dengan urusan detil order-order kecil. Jika sudah demikian, dengan gagah mereka akan menerapkan minimal order. Biasanya melayani order 100 pcs dengan sangat ramah, tiba-tiba jika tidak order 1000 pcs, jangankan melayani, menjawab pertanyaan saja tidak sudi. Jika sudah begini, terpaksa harus berdamai dengan alternatif meski tidak sesempurna seperti yang biasa didapat. Yang pernah saya alami adalah dengan supplier paper bag, yang bahkan tidak mau menjawab ym dan bbm. Padahal saya bermaksud memesan 10 kali lipat dari biasanya. Tapi karena salam tak dijawab, ya saya tidak mengutarakan maksud saya. Salahnya sendiri.

Namun demikian tidak semua begitu. Masih ada supplier yang tetap melayani dengan ramah, bahkan tetap memberikan kemudahan seperti yang biasa didapat. Hubungan baik dan saling percaya yang telah terjalin lama adalah modal yang kadang bisa mengatasi keunggulan uang dari para pengusaha besar. Maka dari itu jadilah pribadi yang fleksible dalam membicarakan spesifikasi dan aturan main dengan supplier, agar disaat kepepet bisa kita jadikan senjata untuk melakukan pendekatan. Meski bukan berarti kita menurunkan spesifikasi atau aturan main, hanya cara membicarakannya saja yang tidak boleh terlalu kaku.

Karena pernah mengalami sebal dan pusingnya dicuekin supplier, maka ketika Ladaka Handicraft sudah full capacity untuk pembelian online, rasanya sangat tidak enak harus menolak inquiry. Meski sudah berterus-terang tentang keadaan yang sebenarnya dengan bahasa yang santun, seperti saran Yuswohady ketika saya bertanya melalui twitter, tetap ada kekhawatiran bahwa mereka akan kecewa dan tidak kembali lagi ketika Lebaran usai dan produksi berjalan normal kembali. Semoga ini tidak terjadi, karena kami tidak pernah membeda-bedakan pelanggan. Semua berusaha kami layani sebaik-baiknya.

Tidak ada istilah habis manis sepah dibuang di bisnis bagi saya. Mentang-mentang sudah tidak melayani lalu cuek saja. Jikapun ada yang pernah mengalami seperti itu dengan saya, pasti karena terjadi secara tidak sengaja. Misalnya yang pernah saya alami  dengan salah satu calon pembeli yang kecewa karena merasa dicueki adalah akibat gadget error. Bagi saya, supplier dan pelanggan sangat berarti disaat sepi maupun ramai pembeli atau pesanan.

Post a Comment

0 Comments