Selalu Ada yang Tak Terduga

Dalam usaha, selalu ada hal-hal yang terduga, diluar hitungan bagaimana mencapai break even point atau titik impas. Toko obat teman saya di komunitas Emak-emak Blogger, dibobol maling dan kehilangan stock obat-obat yang laris di pasaran. Sebagai wirausahawati, tentu kami lebih banyak memasukkan hal-hal positif dalam perencanaan usaha kami, dan kemalingan tidak termasuk didalamnya. Yang kami pikirkan adalah produk-produk yang diterima pasaran dan bagaimana cara konsumen mengaksesnya, bukan tentang bagaimana jika ada pencuri menggondol stock produk kami. Mungkin saja perusahaan besar sudah seperti itu dan melengkapi tempat usahanya dengan sistem security yang handal dan asuransi.

permak tas

Minggu ini adalah minggu dengan tensi tinggi bagi saya karena Ladaka Handicraft mengikuti Bazaar Lebaran sejak tanggal 18 Juli di Mal Ciputra Seraya Pekanbaru,dan sejak itu stock pameran dari workshop Jogja belum ada yang datang. Sebanyak 8 koli produk tertahan di Jambi karena dikabarkan truk yang membawanya patah as. Selama 5 hari tidak ada solusi dari pihak kurir, yaitu ESL. Sama dengan diatas, hal ini tidak masuk dalam perencanaan saya. Yang saya pikirkan hanya modal, lokasi yang strategis, produk best seller, pengaturan SPG dan promosi.

Selalu ada resiko dalam semua tindakan kita, apalagi dalam wirausaha. Ada resiko yang terukur dan tidak terukur. Ada resiko yang sudah diantisipasi, ada resiko yang tidak terduga. Seperti umumnya manusia, tentusaja hal-hal yang tidak terduga itu mendatangkan tekanan atau stress. Tapi sebagai wirausahawati, kami terbiasa berpikir “what next”, apa selanjutnya. Jadi sambil pusing setengah mati, kami terbiasa memaksa diri untuk mencari jalan keluar. Karena beda dengan kehidupan sehari-hari yang kadang penyelesaian bisa diharapkan datang dengan sendirinya, dalam wirausaha waktu juga mengejar, baik waktu dalam artian momentum maupun dalam hubungannya dengan kewajiban-kewajiban.

Oleh karena itu, penting sekali untuk menjaga emosi, agar marahpun tetap terkendali untuk mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan. Untuk kasus saya, terpaksa saya mengeluarkan ancaman untuk menuntut ganti rugi jika per hari Jumat kemarin tidak satupun barang-barang saya datang. Akhirnya datanglah satu koli diluar yang 8 koli tadi, karena setelah 8 koli tadi, saya masih punya 6 koli lagi yang dalam perjalanan dengan kurir yang sama. Sebenarnya saya tidak suka mengancam karena karyawan mereka secara pribadi sangat baik dan helpfull. Sistim kerja yang sudah kedaluwarsa adalah tanggung jawab manajemen. Solusi terhadap masalah tersebut juga menjadi tanggung jawab manajemen. Makanya ketika marah, saya tujukan ke manajemennya, bukan kepada para karyawannya.

Hari ini adalah akhir pekan, dimana biasanya penjualan meroket. Dan itu hanya bisa dicapai dengan stock yang memadai. Semoga pagi ini semua masalah tersebut bisa diselesaikan seperti janji mereka. Apalagi hari ini hari pertama puasa Ramadhan. Semoga Ladaka Handicraft membawa berkah, tidak hanya bagi saya, tapi juga bagi karyawan, partner dan pengrajin-pengrajin saya. Amien.

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan ikhlas dan khidmat.

Post a Comment

0 Comments