Jurus Online Shop Dihajar Mati Lampu

Yak, ini memang sengaja membuat judul yang dahsyat biar seperti kisah silat. Hehehee…. Orang bilang, maksud saya yang tidak punya online shop atau olshop bilang, bahwa menjalankan olshop itu pekerjaan mudah. Bisa disambi apa saja dan bisa dilayani dari mana saja. Pada awal merintis memang seperti itu, tapi ketika sudah berjalan dan sudah memiliki banyak pembeli, sudah tidak bisa disambi lagi. Pemilik olshop harus menetapkan SOP mirip usaha konvensional, termasuk jam kerja, demi kepercayaan dan kepuasaan pembeli atau pelanggan. Andalan olshop adalah segala macam gadget yang memerlukan listrik sebagai sumber energi. Bagaimana jika hampir setiap hari mati lampu hingga berjam-jam tak kenal waktu dan tanpa pemberitahuan?

mati lampu
Photo by Daniel Reche from Pexels

Mungkin bahasan, eh curcolan, ini tidak cocok untuk teman-teman yang berada di Jawa karena frekuensi mati lampu tidak separah diluar Jawa. Tapi kenapa juga luar Jawa curcolan soal olshop? Memangnya ada? Oh tidak hanya ada, tapi banyak. Teman-teman di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi sudah banyak yang aktif menjalankan olshop. Kendalanya adalah fasilitas listrik dan jaringan internet yang tidak sebaik di Jawa. Jika sulit membayangkan, gambarannya seperti ini. Jam 9-12 siang mati lampu. Jam 16.00-18.00 mati lampu dan jam 21.00-11.00 mati lampu. Jadi bagaimana mengatur jadwal operasi? Namanya olshop kalau tidak online gara-gara baterai habis terasa lucu, seperti kantor konvensional saja.

Berikut adalah jurus-jurus olshop menghadapi mati lampu yang nggak kira-kira. Oh ya, jurus-jurus berikut dijamin sangat ribet. Heheheee…

  1. Jangan menunda recharge baterai. Mungkin ada aturan dari tiap produsen gadget tentang cara me-recharge baterai yang benar agar gadget awet, tapi didaerah yang sering mengalami pemadaman listrik, rasanya resiko itu harus diambil.

  2. Jika punya uang, beli genset untuk sekalian keperluan rumah.

  3. Tidak masalah apakah olshop dijalankan dengan menetap atau mobile, yang jelas pastikan semua peralatan recharge lengkap. Jika mobile pastikan membawa extended cable, siapa tahu harus berbagi plug dengan orang lain.

  4. Pastikan didalam mobil ada charger smartphone, tapi hanya gunakan jika terpaksa karena voltagenya tidak stabil sehingga lambat laun bisa merusak gadget.

  5. Recharge baterai bisa juga dilakukan ditempat umum misalnya restoran, perpustakaan, bahkan mesjid. Saat ini banyak fasilitas umum yang menyediakan plug untuk pengunjung.

  6. Untuk smartphone, perlu juga memiliki baterai cadangan atau powerbank.

  7. Jika lampu mati, utamakan baterai smartphone yang untuk berkomunikasi langsung dengan pembeli atau pelanggan. Karena itu, kita dapat menyedot energi dari baterai laptop. Caranya, tancapkan kabel data yang menghubungkan smartphone dan laptop, lalu di-set “charge only” maka isi baterai laptop akan berpindah ke smartphone seperti kita melakukan recharge biasa.

  8. Dalam kondisi listrik normal, buatlah posting berschedule untuk website, blog, twitter atau facebook minimal sampai dua hari kedepan agar update produk tidak terhambat dan produk kita selalu hadir meski lampu mati seharian. Postingan berschedule bisa menggunakan Hootsuite, Buffer, bit.ly, dlvr.it, dan sebagainya.

  9. Pada saat pertama lampu mati, log out dari twitter dan facebook di smartphone untuk menghemat baterai. Kebanyakan inquiry di twitter dan facebook sifatnya belum intensif sehingga bisa ditunda sampai listrik menyala. Blackberry Messenger harus tetap online untuk layanan pelanggan yang lebih intensif. Sedangkan di laptop, tunda input data yang tidak penting dan postingan blog, serta log out dari sebagian socmed untuk menghemat baterai. Tetap nyalakan fasilitas chatting sampai titik baterai yang penghabisan agar komunikasi dengan pembeli tetap berlangsung. Hindari percakapan yang tidak penting.

  10. Jika sudah mencapai titik kritis baterai dan perlu waktu untuk melakukan recharge, misalnya di mobil, atau bahkan tidak bisa me-recharge sama sekali sampai lampu menyala, mintalah pengertian pada pembeli atau pelanggan untuk menunda komunikasi. Jangan pergi tanpa pamit dan membiarkan pembeli atau pelanggan terbengong-bengong lalu jengkel karena merasa ditelantarkan.

Nah, baru segitu sudah terbayang ribetnya ya. Silakan tambahkan di kolom komentar jika teman-teman bisa membantu ide lain. Nebeng gadget tetangga tidak diperkenankan. Gengsi dong, punya usaha kok nebeng? Harus mandiri dan ulet. Sewa di warnet bisa juga, tapi yang namanya usaha, tetap cari solusi yang minim biaya. Tapi kalau toh harus keluar biaya, solusinya harus bersifat permanen. Tapi kalau mati lampu karena telat bayar listrik ya salah ente sendiri.

Post a Comment

3 Comments

  1. wew... kirain sibuk kebanjiran order setelah kebanjiran aer kmaren hingga jarang wira wiri di TL.. jebul listrik to :))) ... sabar ya mbak.. dan ini tips yang dahsyat, pemersah :))

    ReplyDelete
  2. mungkin perlu membeli powerbank mbak, jadi kalau sewaktu2 mati listrik hp atau laptop lowbat langsung bisa diisi walaupun dalam keadaan mati listrik

    ReplyDelete
  3. Komplit banget mbak sarannya. Aku nambahin aja bahwa itu gadget misua juga bisa dipinjem haha. Kalau tetangga kan malu, kalau misua kan enggak ;)

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)