Pilihan Laos Mengatasi Penjara Geografi, 10 days for ASEAN

Di hari keenam #10daysforASEAN , aseanblogger.com meminta peserta memposisikan diri sebagai Laos, negara yang tidak banyak dikenal dan tidak terdengar kontribusinya bagi ASEAN. Dengan mengandaikan diri sebagai Laos, peserta diminta menjelaskan tentang kepentingan Laos di ASEAN dan investasi diplomatik seperti apa yang Laos harapkan dari hubungannya dengan negara lain, terutama ASEAN.

laos
Photo by Anna Hoch-Kenney on Unsplash

Sewaktu menjadi peserta ASEAN Blogger Festival Indonesia 2013 di Solo, peserta dari Laos sempat menjelaskan secara singkat bahwa Laos adalah negara yang tidak punya pantai. Dalam istilah internasional dikenal sebagai landlocked country. Sayang penjelasannya sangat singkat dan tidak memungkinkan untuk bertanya berbagai kendala yang dialami Laos.


Landlocked Country

Landlocked country adalah negara yang terpenjara secara geografis. Ia berbatasan darat dengan negara-negara lain dan tidak punya akses ke laut. Ada lebih dari 40 negara didunia yang merupakan landlocked countries. Dari negara-negara tersebut hampir seluruhnya negara miskin. Kondisi geografis suatu negara berpengaruh pada kemajuan negara tersebut dan landlocked countries memiliki letak geografis yang sangat tidak menguntungkan secara ekonomi.

Selain potensi perikanan, laut diperlukan untuk mengakses negara lain dengan cara yang lebih murah. Jalan darat juga murah jika negara tujuan adalah negara tetangga, tapi tidak jika negara tujuan adalah di kawasan lain, bahkan di benua lain. Cargo udara dalam jumlah massal akan jauh lebih mahal dan terikat dengan aturan volume dibandingkan jika diangkut dalam peti kemas menggunakan kapal laut. Harga komoditas ekspor menjadi sangat tinggi sehingga tidak bisa bersaing di pasar internasional. Harga barang impor juga akan sangat tinggi sehingga menjadi mahal untuk dikonsumsi didalam negeri.

Dari sisi keamanan dan politik, landlocked country memiliki potensi ketegangan lebih banyak dibandingkan dengan negara lain. Negara tetangga yang berfungsi sebagai negara transit, bisa saja memainkan posisi strategisnya menekan landlocked country untuk berbagai kepentingan.

Kondisi Laos

Laos atau Lao berbatasan dengan Myanmar dan China di barat laut, Vietnam di timur, Kamboja di selatan dan Thailand di barat. Vietnam, Kamboja dan Thailand adalah anggota ASEAN, sehingga sudah sewajarnya jika Laos juga bergabung  dengan ASEAN. Hubungan baik dibawah ASEAN diharapkan mampu menjaga stabilitas keamanan wilayah dan kepentingan akses Laos terhadap dunia luar. Karena posisinya tersebut, Laos pernah terseret dalam perang Vietnam karena digunakan sebagai rute suplai oleh tentara Vietnam Utara ke selatan.

Sebagian besar masyarakat Laos hidup di tepian sungai Mekong, sebuah sungai yang melewati beberapa negara sekaligus selain Laos, yaitu China, Myanmar, Thailand, Kamboja dan Vietnam. Laos bersama Thailad, Kamboja dan Vietnam yang seluruhnya anggota ASEAN, membentuk Mekong River Commision untuk mengatur penggunaan sungai Mekong. Bagi Laos, sungai Mekong sangat penting karena merupakan akses murah ke Laut China Selatan melalui Thailand.

Namun demikian, Laos adalah negara termiskin di ASEAN. Kondisi tersebut mungkin akan membuat Laos melakukan persiapan lebih berat dibandingkan negara-negara ASEAN lain dalam menghadapi Komunitas ASEAN 2015. Perekonomian Laos banyak bergantung pada pertanian. Meski dipandang tidak produktif, yang membuat Laos banyak mengandalkan bantuan asing, namun bidang lain yang mendatangkan investasi seperti pertambangan dan metalurgi masih mengandung kontroversi karena pengalihan fungsi lahan pertanian dan kerusakan lingkungan.

Masa Depan Laos

Jika saya Laos, saya akan melakukan dua hal. Pertama, seperti yang dikatakan Paul Collier dalam bukunya The Bottom Billion, “If you are coastal, you serve the world. If you are landlocked, you serve the neighbors. Laos harus melakukan riset mendalam terhadap kebutuhan para tetangganya. Sebagai negara kecil tanpa akses memadai ke pasar dunia dengan populasi yang kecil pula, Laos tidak perlu memaksakan diri berkompetisi di pasar internasional. Laos cukup melihat apa yang paling dibutuhkan para tetangganya dan bisa disuplainya.

Hydroelectric power supply atau pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu andalan baru ekonomi Laos yang penting untuk ditingkatkan. Investasi yang bertemu dengan teknologi, telah mengubah potensi alam Laos menjadi pemasukan dengan menjual listrik ke China, Vietnam dan Thailand. Sektor yang paling cepat tumbuh sebenarnya adalah pariwisata. Negara yang tidak banyak dikenal seperti Laos selalu membuat penasaran para traveler. Sektor ini bisa digenjot dengan melakukan perbaikan infrastruktur pendukung serta mengandalkan eksotisme budaya dan alam yang belum banyak tersentuh kehidupan modern.

Jika Komunitas ASEAN 2015 dilaksanakan, berarti yang disebut tetangga itu bisa lebih luas lagi mencakup seluruh negara ASEAN karena dihapusnya berbagai hambatan tarif. Meski sungai Mekong sudah bisa diakses Laos melalui Mekong River Commission, tapi pengusaha Laos masih harus membayar berbagai bea impor dan ekspor. Investasi diplomatik yang ditanamkan Laos di ASEAN diharapkan akan membuahkan hasil dengan bebasnya tarif-tarif dari Thailand dan jaminan pemanfaatan sungai Mekong oleh Laos.

Kedua, belajar dari anomali landlocked countries. Meski landlocked countries dipercaya memenjarakan sebuah negara secara geografis sehingga sulit berkembang, tapi kenyataannya, Luxembourg dan Switzerland justru masuk dalam sepuluh negara terkaya didunia. Meski awalnya Luxembourg mendominasi industri besi dan baja, tapi kedua negara ini melakukan hal yang hampir sama, yaitu fokus pada sektor yang tidak membutuhkan transportasi. Sektor finansial yang menerapkan bussiness-friendly policy membuat kedua negara ini menjadi tujuan favorit pebisnis dan pensiunan dalam perbankan internasional dan investasi. Sektor ini memang memerlukan teknologi tinggi yang mungkin tak mampu dikuasai Laos untuk saat ini. Tapi Laos bisa mulai menggali potensi diri lainnya yang tidak terlalu bergantung pada transportasi antar negara, terutama cargo.


Jika melihat paparan diatas, mungkin Laos adalah negara yang paling berkepentingan dengan dilaksanakannya Komunitas ASEAN 2015. Sebagai negara yang optimis ingin maju, Komunitas ASEAN 2015 bukanlah ancaman melainkan justru akan membuka hambatan-hambatan geografi yang selama ini laksana penjara bagi Laos.

Sumber:

hks.harvard.edu

unohrlls.org

en.wikipedia.org

dailyfinance.com

Post a Comment

0 Comments