Starting Instagram?

Suatu malam yang sunyi... halah, terlalu mendramatisir ya? Pokoknya suatu malam, saya menyimak kultwit seorang teman pemilik olshop (saya lupa yang mana karena teman saya banyak yang memiliki olshop) tentang kegunaan instagram. Kultwitnya sangat menarik dan dia samasekali tidak omong kosong karena followers akun-akun socmednya sudah ribuan. Ini agak bertentangan dengan komentar beberapa selebtwit yang tidak menyukai kehadiran para seller di instagram. Para online seller memang sering dituduh sebagai "perusak suasana" yang tidak tahu diri, karena dimana ada akses, disitulah dia berjualan. Terlebih karena memang tidak ada aturan tentang boleh tidaknya berjualan disana. Itu hanya semata keinginan para penggunanya untuk menjaga ekslusivitas.


instagram olshop


Apalah artinya ekslusivitas terhadap produk massal itu jika tidak ada aturan mengikat? Cuma masalah mampu atau tidak mampu memilikinya, bukan? Blackberry dan iPad adalah contoh-contoh produk eksklusif yang kemudian bisa dimiliki banyak orang karena turunnya harga akibat persaingan atau karena modelnya sudah lama, sehingga membuat lebih banyak orang yang mampu membeli. Tak aneh lagi melihat anak-anak memainkan Samsung tab mereka sepulang dari sekolah. Kembali soal instagram tadi, apalah artinya seorang selebtwit nyinyir jika pada kenyataannya banyak pengguna instagram yang menyukai foto-foto produk sebuah online shop?

Saya termasuk katrok karena belum menggunakan instagram secara baik dan benar. Bukannya anti, saya seneng banget lo jalan-jalan di instagram melihat foto-foto teman-teman. Masalahnya adalah karena saya tidak selincah teman-teman dalam menggunakan gadget. Modal saya sekarang hanya Blackberry Bold entah seri berapa, saya tidak paham. Untuk gadget berbasis android yang disyaratkan instagram, sebenarnya saya sudah memiliki Samsung dan Lenovo tab. Beberapa bulan lalu, saya sempat membuka akun atas nama sendiri dan sudah memiliki beberapa followers. Tapi kemudian, selain tidak pernah update, juga karena saya merasa ruang untuk menampilkan diri, jika tidak mau disebut narsis, sudah lebih dari cukup. Akun tersebut sudah saya delete.

Namun demikian, setelah menyimak kultwit teman saya tersebut, saya berkeinginan membuat akun baru lagi tapi bukan atas nama saya, melainkan Ladaka Handicraft. Karena bagaimanapun, sebagai brand, harus ada dimanapun potensi pasar berada. Sampai sekarang, akun tersebut sukses memajang 3 foto saja. Heheheee.... Berbeda dengan olshop yang berbasis follower untuk menunjukkan eksistensi, Ladaka Handicraft berbeda karena juga melayani customized product dalam jumlah besar. Energi banyak tercurah untuk melayani customer secara one on one (kayak basket ya) mulai dari inquiry, design, offer sheet, sample, produksi hingga pengiriman, yang keseluruhannya menjauhkan saya dari memantau socmed terlalu lama. Idealnya, ada admin yang khusus melayani itu supaya keduanya sama-sama jalan dan tidak ada rejeki yang terlewat. Tapi tidak untuk saat ini karena terbatasnya komunikasi dengan workshop yang berjauhan. Mungkin di tahun-tahun mendatang ketika direct flight semakin murah sehingga kapasitas bisa saya genjot dengan pengawasan langsung untuk menggaji admin. :) Syukur kalau anak saya sendiri yang mau memegang admin sehingga cukup saya gaji dengan kasih sayang. :D

Ketika saya ulang tahun dan mendapat hadiah kue dengan wajah saya yang cantik ini ditengahnya (iya, saya tambah tua), orang rumah mengompori untuk menguploadnya di instagram sebagai kenang-kenangan karena akan dimakan, padahal sayang banget. Tapi, saya kan tidak punya akun instagram pribadi lagi? Namun bukan berarti saya ingin membuka akun lagi, karena seperti yang saya katakan diatas, ruang untuk menampilkan diri sudah cukup, bisa di upload disini saja, kan? Kemudian saya buka lagi akun Ladaka Handicraft sambil buka instagram Diana Rikasari, alangkah bedanya yang tak terawat dan yang terawat. Lho Diana kan nggak jualan? Siapa bilang? Dia juga jualan dengan cara yang soft dan tidak semua berisi barang dagangan, banyak yang isinya hanya semata-mata karena dia suka produk tersebut.

Terkait dengan kerepotan gadget, sekarang bbm sudah bisa dari android, jadi siap menggunakan android dong? Belum, masih setia dengan Blackberry meskipun makin merepotkan dengan kelemotan, memory cepat full dan sering hang. Kekakuan saya mengetik di touch screen dan kelambanan saya merespon teknologi (karena faktor umur tentusaja) sudah tidak mungkin saya perbaiki. Yang paling bisa saya lakukan adalah mengakomodasinya, mungkin dengan update instagram Ladaka Handicraft seminggu dua kali. 

Post a Comment

5 Comments

  1. Hehehe aku pun punya instagram sudah lama, tapi gak aktif. Karena merasa gak narsis utk upload foto disana sini. Tapi setelah ngobrol santai dengan adikku yg kebetulan kita sama2 hobi motret, aku aktifkan lagi instagramnya, cuma utk upload foto2 smartphonephotography yg biasanya kuupload ke photo blog. Jadi follow2annya ya hanya sm adikku itu hehehe

    ReplyDelete
  2. Mak, aku datang lagi hehe
    Tapi tenang aja, bukan utk ngerusuh apalagi ciwelin pipinya hihihi..

    Lupa ngucapin, Selamat ulang tahun ya, Mak. semoga tambah berkah umurnya. Itu aja, ga pake panjang :D

    cup cup uwow wow :*

    ReplyDelete
  3. Sudah, baru saja follow bu Lusi, hehehe....

    Eh itu yang lenovo S880 ya? sama dengan hengpon saya :D

    ReplyDelete
  4. tidak hanya wajah di kue yang cantik, wajah aslinya juga sudah cantik kok mbak

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)