The Next Gen Grandma
Bukaaan... grandma-nya bukan saya sekarang... tapi saya dan teman-teman semua dimasa depan, the next gen grandma.
Sabar ya, heheee....
Beberapa hari belakangan ini tersebar sebuah pamflet dari negeri sebelah tentang bagaimana seharusnya kegiatan seorang nenek. Kitapun memuji-muji cara berpikir orang sebrang dan mempertanyakan tindakan kita terhadap ibu kita. You know what, tak perlulah menjelekkan diri sendiri! Meski sama-sama Melayu, budaya, kebiasaan dan cara pandang tetaplah beda.
Gambaran nenek yang nelangsa nyuapin cucu tak sepenuhnya bisa kita temui di sekitar kita. Banyak kok nenek yang nyuapi cucu dengan wajah cantik ceria, karena banyak nenek yang bangga jika dibutuhkan anak cucunya. Kalau dibilang gara-gara cucu, nenek tidak bisa mendatangi pengajian atau majelis taklim, enggak juga. Nenek-nenek Indonesia biasanya menghadiri pengajian beberapa kali sebulan sore atau siang hari.
Soal bersosialisasi, nenek-nenek Indonesia dengan trampil memanfaatkan jalan-jalan sore bersama cucu atau belanja pagi di tukang sayur untuk ngobrol dengan tetangga.
Memang tetap ada nenek-nenek yang bak pembantu mengurus semua yang ada dirumah agar anak-anaknya bebas beraktivitas diluar rumah, tapi apa yang menjadi pemikiran orang sebrang tidak bisa seluruhnya diamini dan tak semua perlu karena kita punya kearifan lokal seperti diatas.
Beberapa hari ini ibu saya datang kerumah dan memang tidak untuk berlibur tapi saya mintai bantuan untuk beberapa urusan. Dari cerita-cerita beliau tentang teman-teman seusianya, saya menangkap bahwa kehidupan seorang nenek di Indonesia tidaklah semenderita yang digambarkan di pamflet tersebut. Tentusaja jika kondisi keluarganya normal, tidak sedang mengalami kesulitan serius.
Ibu saya bersama teman-teman seusianya selalu berusaha sholat di mesjid. Jika ada temannya yang lama tidak tampak, kata ibu saya kemungkinannya ada dua: sedang sakit atau sedang mendapat "panggilan tugas" mengurus cucu. Sepulang dari "tugas" tersebut, teman ibu saya selalu membawa oleh-oleh cerita seru tentang cucunya. Seperti yang orang Indonesia maklumi, sebandel-bandelnya sang cucu, tetap terlihat lucu aja dimata nenek dan si nenek akan menceritakannya dengan bangga.
Melihat ibu saya dan membayangkan kemungkinan sepuluh tahun lagi saya jadi nenek juga, ada beberapa catatan tentang seperti apa kiranya nenek di masa datang itu.
Nenek Bukanlah Baby Sitter
Begitulah yang ada di pamflet tersebut dan memang benar. Nenek masa depan adalah yang sekarang ini merupakan wanita karier, wirausahawati ataupun ibu-ibu rumah tangga yang mandiri. Ketika mereka menjadi nenek, akan menjadi nenek yang serba bisa pula. Banyak juga yang tidak biasa merawat anak karena dulunya lebih banyak beraktivitas diluar rumah. Apakah berarti nenek masa depan tidak bisa dititipi cucu? Tentu bisa dong, karena sekarang atau masa depan nenek bukanlah baby sitter melainkan orang yang paling kita percaya untuk mengawasi pertumbuhan anak kita jika kita tidak dirumah.
Jadi, kalau terpaksa mengirimkan "panggilan tugas" ke nenek, ingatlah bahwa job descriptionnya hanya seperti itu, meski tidak ada asisten rumah tangga lain. Cucian bisa dibawa ke laundry, makan bisa pesan catering dulu. Alhamdulillah kalau nenek tersebut masih kuat dan menawarkan diri untuk memasak dirumah. Seringkali nenek begitu kan? Beliau senang luar biasa kalau cucunya menghabiskan masakannya. Jadi bukan karena kita masa bodo dengan urusan anak-anak dan rumah dibawah nenek.
Nenek Suka Jalan-jalan
Melihat ibu saya dan membayangkan kemungkinan sepuluh tahun lagi saya jadi nenek juga, ada beberapa catatan tentang seperti apa kiranya nenek di masa datang itu.
Nenek Bukanlah Baby Sitter
Begitulah yang ada di pamflet tersebut dan memang benar. Nenek masa depan adalah yang sekarang ini merupakan wanita karier, wirausahawati ataupun ibu-ibu rumah tangga yang mandiri. Ketika mereka menjadi nenek, akan menjadi nenek yang serba bisa pula. Banyak juga yang tidak biasa merawat anak karena dulunya lebih banyak beraktivitas diluar rumah. Apakah berarti nenek masa depan tidak bisa dititipi cucu? Tentu bisa dong, karena sekarang atau masa depan nenek bukanlah baby sitter melainkan orang yang paling kita percaya untuk mengawasi pertumbuhan anak kita jika kita tidak dirumah.
Jadi, kalau terpaksa mengirimkan "panggilan tugas" ke nenek, ingatlah bahwa job descriptionnya hanya seperti itu, meski tidak ada asisten rumah tangga lain. Cucian bisa dibawa ke laundry, makan bisa pesan catering dulu. Alhamdulillah kalau nenek tersebut masih kuat dan menawarkan diri untuk memasak dirumah. Seringkali nenek begitu kan? Beliau senang luar biasa kalau cucunya menghabiskan masakannya. Jadi bukan karena kita masa bodo dengan urusan anak-anak dan rumah dibawah nenek.
Nenek Suka Jalan-jalan
Pekerja di negara maju akan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk dinikmati di masa tua. Ada yang membeli paket perjalanan ke benua lain, ada yang ikut kapal pesiar dan sebagainya. Menikmati masa tua jaman dulu dengan masa datang akan berbeda. Nenek jaman dulu puas dengan menghabiskan banyak waktu untuk ibadah dan menikmati hari yang tenang dirumah. Mereka juga menjadi warga yang paling rajin datang di acara-acara seputar rumah.
Nenek masa depan akan memanfaatkan waktu melihat tempat-tempat yang tidak sempat mereka lakukan ketika masih aktif bekerja atau beraktivitas sosial lainnya. Perubahan tersebut sudah bisa dirasakan sekarang sih. Nggak harus jalan-jalan seperti piknik tapi ada juga yang menggabungkan dengan ibadah, misalnya umroh bersama teman-teman. Kondisi tersebut didukung oleh anak-anak mereka yang membuat pilihan-pilihan yang lebih mandiri dalam keadaan darurat sehingga tidak terlalu bergantung pada bantuan nenek.
Digital Grandma
Nenek jaman dulu dan masa depan mungkin kelihatan sama ya, hobi merajut, menjahit dan sejenisnya. Heheee.... Tapi tentusaja ada yang beda. Nenek masa depan akan lebih progresif. Pengetahuan dan fasilitas yang lebih baik membuat nenek masa depan tetap bisa menghasilkan karya yang up to date. Seperti ibu saya yang hobi merajut ini. Ibu saya punya ketrampilan merajut menggunakan hakpen dari nenek saya. Belakangan ibu saya tergiur mempelajari merajut ala bule menggunakan breien yang sekarang sedang digemari para mahmud alias mamah muda. Ibu saya menghabiskan waktu berjam-jam mempelajarinya dari youtube. Sepertinya besok kami harus nongkrong di toko yang punya komunitas rajut didekat rumah saya, yang kami temukan lewat facebook, untuk membeli keperluan merajut menggunakan breien ini.
Nenek Awet Muda
Beberapa bulan lalu teman saya mantu. Tapi bukan karena anak-anak yang menikah di usia muda yang akan membuat orangtuanya jadi kakek nenek dengan penampilan muda. Nenek masa depan akan lebih sadar dengan gaya hidup sehat. Soal umur tetap Allah yang menentukan, ya. Nenek jaman dulu banyak yang berusia lebih panjang karena jaman dulu belum banyak stress dan polusi. Namun jaman dulu, begitu punya cucu, banyak perempuan bersikap "tua" karena nenek digambarkan sebagai seorang yang banyak nasehat dan tempat mencari ketenangan. Nenek jaman sekarang digambarkan lebih fun, bisa naik motor boncengin cucu, ngemall mengawal cucu, bahkan berpanas-panas antri mengantar cucu audisi jadi idola. Gambaran yang lebih fun ini membuat nenek masa depan kelihatannya awet muda.
Nenek masa depan akan memanfaatkan waktu melihat tempat-tempat yang tidak sempat mereka lakukan ketika masih aktif bekerja atau beraktivitas sosial lainnya. Perubahan tersebut sudah bisa dirasakan sekarang sih. Nggak harus jalan-jalan seperti piknik tapi ada juga yang menggabungkan dengan ibadah, misalnya umroh bersama teman-teman. Kondisi tersebut didukung oleh anak-anak mereka yang membuat pilihan-pilihan yang lebih mandiri dalam keadaan darurat sehingga tidak terlalu bergantung pada bantuan nenek.
Digital Grandma
Nenek jaman dulu dan masa depan mungkin kelihatan sama ya, hobi merajut, menjahit dan sejenisnya. Heheee.... Tapi tentusaja ada yang beda. Nenek masa depan akan lebih progresif. Pengetahuan dan fasilitas yang lebih baik membuat nenek masa depan tetap bisa menghasilkan karya yang up to date. Seperti ibu saya yang hobi merajut ini. Ibu saya punya ketrampilan merajut menggunakan hakpen dari nenek saya. Belakangan ibu saya tergiur mempelajari merajut ala bule menggunakan breien yang sekarang sedang digemari para mahmud alias mamah muda. Ibu saya menghabiskan waktu berjam-jam mempelajarinya dari youtube. Sepertinya besok kami harus nongkrong di toko yang punya komunitas rajut didekat rumah saya, yang kami temukan lewat facebook, untuk membeli keperluan merajut menggunakan breien ini.
Nenek Awet Muda
Beberapa bulan lalu teman saya mantu. Tapi bukan karena anak-anak yang menikah di usia muda yang akan membuat orangtuanya jadi kakek nenek dengan penampilan muda. Nenek masa depan akan lebih sadar dengan gaya hidup sehat. Soal umur tetap Allah yang menentukan, ya. Nenek jaman dulu banyak yang berusia lebih panjang karena jaman dulu belum banyak stress dan polusi. Namun jaman dulu, begitu punya cucu, banyak perempuan bersikap "tua" karena nenek digambarkan sebagai seorang yang banyak nasehat dan tempat mencari ketenangan. Nenek jaman sekarang digambarkan lebih fun, bisa naik motor boncengin cucu, ngemall mengawal cucu, bahkan berpanas-panas antri mengantar cucu audisi jadi idola. Gambaran yang lebih fun ini membuat nenek masa depan kelihatannya awet muda.
25 comments for "The Next Gen Grandma"
digital granma masa depan kayaknya banyak yang asik ngeblog ya hehe
*workshop batiknya itu undangan dr balai batik. Kalau mau mandiri juga bisa di sana, jika gak salah biayanya sekitar 1,5 juta utk workshop seminggu (utk bahan, dll)
Mertua saya, juga ibu saya
Nenek saya dirumah senangnya karaoke Mbak...
Sangat setuju dengan poin Nenek bukan baby sitter. Gara-gara ini, aku juga resign kerja kantoran. Kasihan mama, udah tua masa riweuh ngurus anak-anak aku. Dulu ngurus aku dan kakak-adik, masa sekarang udah tua capek lagi. :D
mari jadi tua dan gaul bersama ^_^
baca pamflet itu jg. sempat gemes n pengen bikin postingan. ee udh keduluan mak lusi :D
*menatap benang yng udah kebeli
Nah, klo aku di masa depan, piye ya, blm kebayang :v
Pas baca pas ndengerin lagu slow.
Bagaimanapun, Indonesia adalah negara kita. Saya yakin, masyarakatnya akan maju, lbh peduli pada kesehatan.
Cayo the next gen grandma :))
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.