Saran Untuk Adik-adik Mahasiswa Penjual Bunga Di Perempatan Jogja

Mahasiswa mencari dana dengan menjual bunga di perempatan Jogja sudah ada sejak dulu.



Entah kapan pertama kali ada, tapi sepertinya 15 tahun yang lalu sudah ada. Prinsipnya, mereka membeli bunga di sentra bunga Kotabaru, lalu menjualnya dengan harga mark-up. Karena itu lokasi yang dipilih biasanya tidak jauh dari sana, seperti perempatan Gramedia, perempatan Tugu dan perempatan Pingit.


Kalau dengan harga sekarang Rp 5.000,- per tangkai dan dijual Rp 10.000,-, maka mereka mendapat dana Rp 5.000,-. Mereka untung 100%, kalau laku semua. 
Sepintas sih ada yang pokoknya happy bareng teman-teman, ada pula yang serius sampai kehujanan. Tapi balik lagi, bisa laku berapa? Sudah beberapa kali melewati mereka, rata-rata dari 10 mobil cuma 1-2 yang buka jendela. Kadang malah tidak ada. Bukan karena misinya tidak baik ya, tapi seringnya karena bosen bunga lagi, kadang juga karena tidak tahu maksud adik-adik itu apa. Mungkin pada kesempatan lain pas banyak yang beli tapi saya kebetulan tidak lewat saja. Namun demikian, saya sangat mengapresiasi usaha mereka, daripada cuma pegang kardus dengan tulisan seadanya.

Nah, demi sayangku kepada adik-adik yang bersemangat ini agar energi mereka tidak mubazir, beberapa saran ini bisa adik-adik coba, untuk mengubah tradisi dan mungkin bisa meningkatkan dana yang didapat.


1. TULIS MISIMU! Bukan jelaskan ya, tapi tulis. Di perempatan itu ya dik, apalagi jam sibuk, hati sopir kemrungsung. Males buka jendela, apalagi ambil dompet di tas. Nggak nangkep juga kalau adik berusaha menjelaskan meski senyum adik manis sekali. Paling efektif tulis! Suruh temanmu untuk memegang tulisan tersebut, sementara kamu memegang bunganya, jangan cuma bergerombol. Bikin tulisan yang menarik, singkat dan bisa dibaca dari jarak jauh. Harigini sedang tren hand lettering, masa kalian masih pakai HVS ditulisi spidol sih? Tapi kreasinya jangan terlalu keriting ya, yang penting mudah dibaca dari jarak jauh saja.

2. TUNJUKKAN IDENTITASMU! Meski nggak mungkin juga pengendara melihat logo kampusmu, tapi dengan menunjukkan kalian sama-sama dari suatu institusi atau organisasi atau gerakan, akan menarik lebih banyak perhatian. Nggak harus mengenakan jaket almamater sih, bisa kaos yang sewarna atau dandan ala-ala MOS. Contohnya saya pernah dicegat adik-adik supporter sepakbola yang segera saya kenali dari kaos yang mereka pakai.

3. SEDIKIT ATRAKSI! Nah, kalau sudah ada tulisan misi, terus ngapain? Kalau dedek dedek emesh cukup senyum yang paling manis. Tapi kalau semua cowok bagaimana? Contohnya masih supporter bola diatas. Udah banyak, cowok semua, supporter bola, merubung pula. Ngeri? Enggak tuh, karena mereka konyol banget, joget-joget, nyanyi-nyanyi padahal lagi hujan. Dan cowok-cowok supporter bola itu jualan bunga juga lo, heheheee.... dan harganya pun sama. Tapi dengan ditambah atraksi, orang jadi tergugah untuk beli. Sudah gitu, meskipun beli cuma satu, cara mereka terima kasih itu meriah banget membuat yang beli tertawa senang. 

4. SEBARKAN RENCANAMU! Meskipun pasti kegiatan tersebut sudah direncanakan, tapi biasanya pembahasannya di kepanitiaan saja. Nah, di jaman media sosial begini, sebarin dong kegiatan kalian. Beritahu kalian akan melakukan aksi dimana dan jam berapa. Siapa tahu ortu diam-diam mengutus orang untuk memborong atau gebetan yang rumahnya nun dimana tapi sengaja lewat situ demi kamu.

5. CARI IDE LAIN! Anak saya yang belum lama di Jogja, dengan heran nyeletuk, "Kok mereka jualan bunga semua ya? Buat apa? Sayang cuma tahan beberapa hari. Mengapa mereka nggak jual pot tanaman mini?"
Iya juga ya. Pot tanaman mini malah bisa untuk menambah misi to? Tidak sekedar dapat cash, udah. Uangnya untuk sumber dana kegiatan, potnya untuk melestarikan lingkungan. Memang harganya jadi lebih mahal, minimal Rp 15.000,- tapi dengan pilihan pot yang menarik, mungkin orang-orang suka. Bisa juga jualan pot tanpa tanah yang kalau disiram bisa tumbuh rumput jabrik itu. Kan lucu ditaruh meja belajar di kos-an. Atau tanaman dalam botol diatas kan menarik.

Baca: Berburu Tanaman Di Jogja

Bisa juga kerjasama dengan komunitas penggiat recycle seperti yang pernah ditayangkan di Kick Andy dulu (maaf namanya lupa). 

Misi adik-adik juga bertambah dengan misi sosial selain untuk membiayai kegiatan utama. Dengan kerjasama seperti itu malah bisa saja tidak keluar modal karena barang-barangnya kan dari mereka? Nanti berarti pendapatan kalian harus dipotong dulu sesuai barang yang laku. Mereka juga terbantu dengan dana tersebut kan? Usulkan pula pada mereka untuk menempelkan identitas komunitas mereka agar pembeli yang tertarik untuk membeli lagi bisa menghubungi mereka. Wuih berarti ditambah misi pemasaran demi kemanusiaan ini.

So, jika ada teman yang masuk sie danus (dana dan usaha), kalian jangan santai saja ikut hore-hore. Kasih teman-teman kalian usulan-usulan agar nggak ngebosenin gitu, cuma jualan bunga dan mesem. Apalagi jika ketemunya ibu-ibu yang sudah sering kesusahan macam saya hahahaaa... pasti akan menuntut "show me more, hidup itu keras" padahal cuma mau ngasih 5 ribu.

Post a Comment

20 Comments

  1. Iya, zaman saya juga ada yang jualan bunga gitu dan rata-rata memang kurang greget sih jualannya :)

    ReplyDelete
  2. Idenya menarik Mbak Lusi, daripada cuma bergerombol tapi kalau melakukan sesuatu yg atraktif pasti lebih banyak menarik perhatian juga ya mbak

    ReplyDelete
  3. saya sebenernya nggak gitu suka sih sama aktivitas mahasiswa yang jual bunga di jalan gini. wong anjal, jualan koran, pengamen, itu aja diciduk petugas kok karena mengganggu jalan. rata2 dari mahasiswa yg jualan gitu juga nggak punya ijin kegiatan yang harusnya dibawa biar kegiatannya aman dan juga dapat lindungan dari petugas selama kegiatan.

    sebenernya juga ADA BUANYAK CARA LAEN yang nggak harus panasan hujan2an di jalan2 buat mahasiswa yg butuh menggalang dana. karena buanyuak juga mahasiswa2 yang mengembangkan ide bisnisnya nggak hanya dari jualan gitu aja. ya meskipun kebanyakan untuk kepentingan pribadi, tapi kan ya bisa dicontoh?

    ReplyDelete
  4. Wah,jd pingin lihat....aku blm pernh lihat mbk2 jual bunga diperempatan.

    ReplyDelete
  5. Hihihi jadi ingat keponakan ku yang ikut paduan suara saban malam ngamen dari Warung tenda ke Warung tenda myari dana buat ikut lomba paduan suara, kalau alasannya buat ngelatih mental aku setuju tapi kalau saban malam keluar rumah apalagi cewek aku ngak setuju. Pastinya ada cara kreatif lainnya kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak, kehidupan malam nggak kita tau arahnya. Jangan smp masuk daerah kekuasaan preman tertentu.

      Delete
  6. Idenyaaaa banyaaak.. Memang harus rajin dan inovatif supaya laku yaaa mbaa

    ReplyDelete
  7. Di Semarang saya belum pernah ketemu mahasiswa yang jualan bunga, mungkin memang ga ada atau ada tapi di tempat lain..

    Jadi ingat pas puasa banyak gadis-gadis jualan takjil disepanjang jalan Pahlawan tapi malah bikin macet dan ganggu lalu lintas

    Idenya boleh juga tuh mbak Lusi, kayak atraksi dulu gitu yaa. Berarti dimanapun kita berada tetap butuh hiburan ya mbak :)

    ReplyDelete
  8. Iya betul maklus, butuh cara dan kreatifitas baru agar tak bosan

    Kalau ada event wisuda, penjual bunga lebih laris ya...

    ReplyDelete
  9. Yes. Jamanku...jualan molen. Partner waktu itu si ketua Bem. Jadinya jualan udah berasa lagi demo. Orasi. Yg penting laku keras wkwkkw

    ReplyDelete
  10. Masih model ya bunga bunga kayak gitu, cuma peminatnya makin berkurang. Mending sih ngadain event, hasilnya lebih banyak.

    ReplyDelete
  11. semua jual bunga? hmm...iya ya...kok kesannya kurang kreatif? hmmm..mungkin jualan handicraft mini ala Jogja gitu...kan para pengguna jln dari luar kota bisa sekalian beli oleh2 ya? hehehe.. oke salam kenal ya Mak..

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)