Manfaat Membuat Pola atau Pattern Bagi Crafter Dan Cara Menyimpannya

Dahulu saya sering uring-uringan ketika memberi orderan customized kepada pengrajin. Pasti jadinya lama. Alasan mereka adalah karena belum punya pola atau pattern-nya.



Sepenting apa sih pembuatan pola atau pattern bagi pengrajin atau crafter?

Berdasarkan pengalaman berjualan kerajinan dulu, pola atau pattern itu ternyata sangat penting bagi pengrajin. Meskipun yang dibuat hanya kotak, tapi pengrajin tidak mau memulai sebelum ada pola. Perlu diketahui, mereka bekerja berdasarkan kuantitas sehingga setiap kesalahan adalah kerugian. Karena itu, mereka sering menolak bekerja tanpa pola jadi. Dengan kata lain, bagian mereka adalah bekerja, bukan berpikir. Mereka tidak mau mengukur sendiri untuk menterjemahkan sebuah design. Mereka tinggal meng-copy pola yang diberikan oleh bagian lain.

Ketika saya mulai aktif membuat kerajinan sendiri, utamanya kerajinan jahit, saya heran. Membuat satu item berbentuk kotak itu cukup simple, tinggal ukur-ukur dan jahit. Jadi, apanya yang susah? Kalau ada pesanan khusus, tinggal dikostumisasi saja sesuai dengan keinginan pelanggan.

Seiring waktu, ketika pesanan tak lagi cuma satu, barulah saya merasakan pentingnya membuat pola. Sebenarnya manfaat pola itu tidak hanya bagi yang sudah menerima order tapi juga untuk penghobi.

MANFAAT POLA ATAU PATTERN

1. Menghemat Waktu

Meski awalnya kita menghabiskan waktu untuk membuat pola, tapi sekali pola itu jadi maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan. Kita tidak perlu mengukur ulang satu per satu. Kita cukup mengukur sekali untuk beberapa buah item. Apalagi jika repeat order, pesanan akan lebih cepat dituntaskan dibandingkan order sebelumnya. Bagi yang sudah sering menerima order besar, biasanya mereka akan punya mesin cutting. Dengan mesin cutting, mereka tidak perlu menggunting bahan satu persatu. Tinggal ditumpuk dengan pola, lalu potong kres kres kres. Dalam sekejap bisa mendapatkan beberapa lembar bahan yang siap dijahit.



2. Mempermudah Penghitungan Biaya Produksi

Biaya produksi itu sebenarnya tidak hanya diperlukan bagi yang sudah menjual karyanya tapi juga buat para penghobi. Dengan menghitung biaya, kita bisa berhemat dan berpikir apakah yang akan kita buat itu berlebihan atau tidak. Misal kita mau membuat daster sendiri supaya irit. Setelah dihitung ternyata untuk kain saja sudah menghabiskan Rp 80.000,- padahal dengan Rp 70.000 sudah bisa mendapatkan daster yang adem. Pola atau pattern membantu visualisasi kita ketika menghitung bahan. 

3. Repeat Order Cepat Direspon

Bagi yang mengkomersialkan karyanya, mungkin sudah paham bagaimana sikap konsumen jika kita tidak segera merespon. Konsumen tidak mau tahu proses apa yang membuat pesanannya lama tertangani karena produksi memang bukan urusannya. Jika model pesanan sama dengan yang sudah ada, kita bisa langsung merespon. Tinggal melakukan penyesuaian-penyesuaian lainnya, misal warna, motif bahan dan sebagainya.

4. Bisa Dishare

Pola atau pattern bisa menjadi modal bagi crafter untuk dibagikan secara gratis maupun berbayar. Tutorial bisa dibagikan di arisan-arisan, komunitas crafter atau workshop. Yah, siapa tahu begitu melihat hasil karya kita, ada yang mengundang jadi narasumber, kan? Heheheee. Tutorial akan lebih mudah dijelaskan jika ada pola karena sekali lagi pada dasarnya manusia itu makhluk visual.

POLA ATAU PATTERN ITU SEPERTI APA SIH?

Ada 2 macam pola atau pattern yang biasa dibuat crafter, terutama yang dari lingkungan saya, yaitu yang nyata dan digital. Ngebayanginnya jangan seperti arsitek-arsitek itu ya, yang bikin maket dan digital 3D. Yang saya buat biasa-biasa saja, kok.

Yang nyata saya buat dari kertas manila atau kertas-kertas bekas lainnya, yang jelas bisa dilipat tapi nggak selembek kertas hvs supaya mudah menggarisnya. Ada juga yang suka menggunakan kertas roti atau kalkir supaya mudah dijiplak menggunakan kertas karbon. Saya sendiri tidak suka menjiplak dengan kertas karbon karena terbalik melulu. Hehehee.... Saya juga tidak pernah menggunakan kertas koran karena suka bingung. Iya, saya orangnya bingungan.

Jangan lupa menandai itu pola atau pattern apa dan ukurannya berapa supaya tidak bingung jika ingin menggunakannya lagi. Karena real size pattern maka untuk yang dimensi besar pola harus bisa dilipat agar memudahkan penyimpanan. Terutama jika tidak punya ruang kerja atau workshop yang memadai seperti saya.

Untuk yang digital itu ada 2 macam, yaitu printable dan tidak. Yang printable ini bisa dibagikan gratis untuk meramaikan blog, selain juga bisa dijual di blog atau etsy dan portal sejenis itu. Pengumuman gratisannya bisa dilakukan di akun media sosial untuk menambah followers juga, kan? Karena printable, umumnya merupakan ukuran asli sehingga pen-download bisa langsung menggunakannya tanpa perlu distransfer kemana-mana. Paling-paling kalau dimensinya besar dengan asumsi menggunakan printer rumahan, pen-download perlu menyambung kertas-kertas yang telah diprint.

Untuk pola yang non-printable sering saya unggah di blog beyourselfwoman. Ini saya lakukan kalau lagi males sih sebenarnya karena cuma scan hasil coretan saya di buku pola. Karena saya simpan berupa coretan di buku pola maka kebanyakan size-nya merupakan skala yang lebih kecil dari pattern asli. Tapi skalanya saya hitung beneran loh supaya bentuknya persis dengan pattern asli. Teman-teman tinggal mengalikannya sesuai dengan kebutuhan.

CARA MENYIMPAN POLA ATAU PATTERN

Tadinya pola-pola yang sudah terpakai, saya tumpuk begitu saja sampai kemudian ada teman crafter yang share cara beliau menyimpan pola. Sayangnya, saya lupa siapa yang pertama kali share karena sudah lama sekali. Maafkan saya. Yang jelas ini bukan ide saya. Saya cuma meniru.



Kalau yang digital, tentu saja kita simpan di laptop ya. Buat folder yang rapi antara yang printable dan non printable serta antara yang free download dengan berbayar.

Untuk yang nyata saya lipat dan masukkan ke file folder plastik supaya kelihatan itu pola apa. Ada teman saya yang memasukkan dalam plastik biasa lalu menumpuknya dengan rapi. Ada pula yang memasukkan dalam file plastik satuan lalu menatanya di tempat arsip seperti orang kantoran. Yang punya working corner agak luas bisa menggantungnya dengan japit kayu sekalian buat background foto.

Yang utama dalam penyimpanan pola atau pattern adalah mudah dicari tapi tidak malas menyimpannya lagi.

Nah, ternyata pola atau pattern ini penting banget untuk memudahkan pekerjaan kita sebagai crafter sekaligus bisa dimanfaatkan untuk konten ngeblog.

Post a Comment

8 Comments

  1. wah keren nih mbak, begitu rapih ya, jd gak akan hilang ya

    ReplyDelete
  2. Oh..membuat pola tuh awalnya ribet banget, dulu diajarin Tante penjahit, ternyata gampang dan ketagihan deh buatin pola. AKu bisanya pola baju n celana standar thok hahaaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. KErenan kamu dong mak. Aku perbajuan belum bisa hehee

      Delete
  3. Kalau mamah saya serng bikin pola menggunakan kertas koran, Mbak. Kalau saya suka pakai kertas yang agak tebal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Orang2 lama memang lebih suka pakai koran. Malah bagus utk daur ulang.

      Delete
  4. AKu udah nggak pernah bikin pola. Terakhir bikin saat pelajaran ketrampilan waktu smp, bikin pola2 baju kecil dari kertas apa ya itu namanya, lupaaaa hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku dulu SMP juga disuruh mbak tapi punyaku nggak jadi hehee

      Delete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)