Punya Simpanan Bahan Kain Untuk Craft Jahit? Jangan Lupa Beri Label!

Jika teman-teman punya banyak simpanan bahan kain untuk craft jahit dan belum akan habis dalam waktu dekat, jangan lupa untuk memberi label pada kain-kain tersebut.

menata kain

Saya tidak tahu bagaimana craft jahit yang sudah bertaraf industri membeli kain. Tidak mungkin mereka membeli sedikit, tapi tidak mungkin membeli terlalu banyak. Untuk kelas industri, membeli dalam jumlah sedikit itu berarti hanya mengumpulkan sedikit keuntungan jika sudah menjadi barang dan terjual, sedangkan stok yang terlalu banyak itu artinya modal tidak berputar. 

Buat yang hobi atau menerima pesanan dalam jumlah kecil kebanyakan tidak punya banyak gudang tersendiri untuk menyimpan kain. Paling-paling di rak atau lemari. Yang sudah canggih mungkin akan membeli kain pas dengan perhitungan kebutuhannya meski masih akan menyisakan perca. Bagi yang masih belajar, akan melebihkan pembelian sebagai cadangan jika ada kekeliruan dalam menghitung, kesalahan pengguntingan atau jahitan yang tidak sempurna.

Saya sendiri masih terus belajar menjahit sehingga pesanan bijian pun saya terima supaya makin terbiasa. Karena itu, saya tidak membeli bahan berdasarkan jumlah pesanan. Kalau misalnya hanya ada pesanan tempat tisu yang cuma menghabiskan kain 25 cm, tentu saya akan kena omel pemilik toko kain jika hanya membeli kain 25 cm. Jadi saya akan membeli kain minimal 1 meter. Kalau saya punya bayangan pengin membuat tas dari sisa kainnya, saya akan membeli 2 meter. Begitu pula jika saya belum punya rencana akan membuat apa dari sisa kain tapi suka dengan motifnya, maka saya akan membeli lebih. Dari situlah simpanan bahan kain saya berasal.

Mengapa simpanan bahan kain untuk craft jahit perlu diberi label?


Saya punya sisa kain yang setahun tidak digunakan. Tiba-tiba ada yang pesan pouch dengan bahan tersebut. Pesanannya cukup banyak sehingga kain tersebut tidak cukup. Kalau saya tidak punya catatan dimana membeli kain tersebut, saya akan menghabiskan waktu untuk mengecek ke semua toko di kota saya. 

Demikian pula kalau saya tidak punya catatan harga kain per meter, maka saya akan kesulitan memberikan perkiraan harga pouch tersebut. Kadang pemesan minta perkiraan harga produk dulu sebelum dibuat untuk melihat apakah cocok dengan budgetnya atau tidak.

Mungkin teman-teman sudah tahu, harga kain itu mengalami fenomena yang sama dengan harga-harga barang lain, yaitu naik terus. Salah satu jenis kain kanvas misalnya, dalam 2 tahun lebih sudah merembet dari Rp 36.000,- ke Rp 45.000,- per meter. Susah kan kalau menjual dengan standar harga lama karena untuk beli kain yang baru akan tekor. Idealnya jangan simpan kain lama-lama karena tidak adil juga untuk pemesan jika membeli dengan harga baru sementara kondisi bahan sudah tidak terlalu bagus akibat lamanya penyimpanan.

Baca juga: How To Store Fabric Scraps

Apa saja yang harus ada di label kain tersebut?


1. Jenis kain.


Saya hanya beberapa jenis kain yang sering saya gunakan saja. Padahal jenis kain di dunia craft jahit itu banyak banget. Simpanan saya yang cuma seuprit itu saja sudah ada lebih dari 5 jenis kain. Jadi kalau kita menemukan tutoril membuat sesuatu dan ingin membuatnya juga, tinggal melihat kita punya kain jenis itu atau tidak. Catatan jenis-jenis kain ini juga sangat membantu jika ingin membeli bahan secara online.

2. Nama toko kain.


Tulisan nama toko penting sekali jika suatu waktu kita memerlukan kain yang sama. Nama toko disini tidak hanya toko konvensional tapi juga toko online dan membeli dari teman. Kadang sesama crafter saling menyuplai jika ada kelebihan simpanan. Informasi ini juga bermanfaat untuk membandingkan harga toko satu dan yang lain. Saya tidak pernah menggunakan informasi tersebut untuk menawar, misalnya dengan kata-kata "Toko sana kok harganya cuma segini?"

Saya percaya tiap toko punya kebijakan dan rejeki masing-masing. Tak ada yang bermaksud menipu, kecuali toko palsu yang tidak punya barang. Jika harganya lebih mahal untuk bahan yang sama, mungkin memang dia belum tahu tempat kulakan yang tepat. Kadang juga selisih sedikit lebih mahal tapi lokasinya dekat dengan rumah. Jadi, take it or leave it aja.

3. Harga kain per meter.


Ini penting untuk menghitung perkiraan harga produk. Jika stok kurang, kita bisa memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk membeli kain lagi. Info harga kain juga diperlukan untuk melihat apakah harga kain yang baru tetap atau naik. Jika naik, siap-siaplah merevisi harga produk. Kemungkinan harga turun itu hampir tidak ada. Kalaulah ada bisa karena stok lama dalam kondisi kurang prima atau sudah telanjur digunting tapi tidak ditebus calon pembeli.

4. Lebar kain.


Lebar kain (saya menggunakan satuan ukur cm) penting untuk menghitung harga pokok produk.

Rumusnya = Harga kain : (100 cm x lebar kain).
Hasilnya tinggal dikalikan dengan luas kain yang dibutuhkan atau yang digunakan, ditambah tenaga dan pernak pernik lainnya, maka ketemulah harga pokok produksinya, lalu dimark up untuk mendapatkan harga jual.

5. Tanggal beli kain.


Jika melihat tanggal beli kain yang sudah terlalu lama, cepatlah mencari ide untuk membuat sesuatu sebelum kain tersebut kusam dan berubah warna atau rusak.

Label kainnya terbuat dari apa?


Terserah, yang ada saja, teman-teman. Tidak perlu sedikit-sedikit beli. Kalau yang saya pakai adalah bekas demo workshop yang tidak terpakai lagi. Bagian depannya sudah print tulisan, jadi saya pakai bagian belakang yang masih kosong. Tulisan tangan pun tak apa jika tak bisa setting buat tulisan print. Nggak harus pula pakai tulisan cantik alias hand lettering, yang penting harus terbaca dengan jelas. Kalau punya stiker malah mudah, bisa ditempelkan di bagian luar kain. Kalau saya cuma diselipkan di lipatan kain saja.

Catatan pendukung label kain.


Selain melabeli, saya juga punya catatan pendukung. Dalam catatan itu tidak saya tulis sisa stok karena saya malas mengukur setiap selesai menggunting, apalagi jika bentuknya tidak beraturan. Itu sebabnya penting sekali menata simpanan bahan kain kita serapi mungkin agar bisa langsung tahu motif apa saja yang masih tersedia dengan sekali pandang seperti postingan saya sebelumnya.

Baca: Cara Melipat Bahan Kain Jahit

Jadi isi catatan pendukung ini kurang lebih sama dengan apa yang tertulis di dalam label. Jika ada harga yang sudah tidak valid lagi alias naik, tinggal coret saja tapi dilanjutkan dengan mewaspadai kenaikan harga itu untuk pesanan berikutnya.

Nah, demikian tentang pelabelan simpanan bahan kain untuk craft jahit. Maaf saya tidak punya banyak fotonya, tapi saya yakin teman-teman bisa membuat sendiri label dan catatan yang lebih kreatif daripada buatan saya. Semoga bermanfaat.

Post a Comment

0 Comments