Diskon Selalu Masuk Akal

diskon

Senang sekali ya, berhasil membawa pulang satu tas baju diskonan atau satu dos peralatan elektronika dengan harga diskon 50%? Rasanya seperti menang jackpot atau mendapat hadiah dari toko. Sebenarnya kita tidak memenangkan apa-apa, melainkan membayar sesuai dengan nilai barang tersebut. Semua produk diskonan selalu masuk akal. Yuk kita obrolkan sejenak. Tapi kita tidak membicarakan diskon promosi ya. Itu beda lagi, nanti kita obrolkan di lain waktu.

Hari-hari ini saya sedang kesal karena magic com yang belum lama saya beli, tidak bisa menutup dengan sempurna. Akibatnya, nasi didalamnya menjadi cepat kering. Magic com ini saya beli di sebuah supermarket. Di rak pajangannya tercantum diskon yang cukup besar, selisih Rp 60.000 dari yang katanya harga aslinya. Berbeda dengan Ladaka Handicraft yang selalu mencatumkan alasan diskon baik di pameran maupun website, diskon supermarket tidak pernah memberikan keterangan mengapa produk tersebut didiskon.

Toko-toko besar memang jarang mencantumkan alasan diskon. Yang sering tampak menyebutkan alasannya adalah jenis apparel dengan merek yang sudah terkenal. Biasanya mereka mencantumkan "clearance sale" untuk menghabiskan stok lama dan menggantinya dengan koleksi terbaru mereka. Nah, masuk akal bukan mengapa kita membayar lebih murah? Karena modelnya yang sebentar lagi kedaluwarsa. Hahahaaa.... Tapi saya sendiri tidak keberatan mengenakan baju seperti itu, asal masih bagus karena saya tidak terlalu mengikuti mode. Selebihnya, hampir tidak ada keterangan mengapa diskon.

Lebaran itu sebenarnya bukan alasan diskon, melainkan sebuah momen. Diskon-nya sendiri tetap mengikuti hitungan dagang biasa. Di momen seperti itu, dimana orang punya duit lebih banyak dari THR, pedagang akan mengeluarkan seluruh stok, termasuk stok lama. Lalu terlihatlah diskon yang fantastis sampai 50% atau beli satu dapat dua. Sebenarnya diskon seperti ini wajar saja, tapi toko besar tak pernah mencantumkan alasan "stok lama" dan kita pun tak pernah bertanya karena sudah terlalu senang melihat angka diskon yang besar itu. Padahal jika dicermati, peristiwa tersebut tak ada istimewanya bagi kedua belah pihak. Transaksi biasa saja sesuai dengan nilai produk sesungguhnya.

Kembali ke soal magic com tadi, marah tidak berguna, karena sesungguhnya ya seperti itulah harganya, sesuai dengan keadaan barangnya. Saya saja yang tidak bertanya mengapa diskon. Kalau bertanya pun belum tentu SPG bisa menjawab karena SPG di toko-toko besar tidak pernah diberi pengetahuan yang cukup tentang penentuan harga-harga. Struktur karyawannya memiliki hierarki yang jauh antara manajer, SPG dan bagian-bagian lain. Beda dengan toko kecil yang mengetahui hampir semua pergerakan barang, mana yang stok-nya masih banyak, mana yang cacat, dan sebagainya.

Saya pernah pula hendak membeli kursi dari sebuah jaringan toko peralatan rumah tangga nasional. Kursinya bagus, dijalin seperti rotan tapi dari bahan sintetis. Sebagai emak, saya langsung sumringah melihat tulisan diskon 20% didepannya. Tapi setelah diteliti ternyata jalinanannya ada yang kendor dan bisa lepas kapan saja. Alih-alih terus terang mengatakan bahwa kursi itu didiskon karena cacat, SPG malah berusaha meyakinkan betapa murahnya kursi itu. "Memang sih murah, Mbak, sesuai dengan keadaannya yang tidak sempurna."

Yang paling menggiurkan adalah supermarket bagian makanan. Sering kita lihat produk ber-banded, dua diikat jadi satu. Kita bisa mendapatkan dua kali lebih banyak dengan satu harga, misalnya sosis dan roti. Susu cair sering pula didiskon sampai 50% tanpa keterangan apapun. Jangan hore dulu ya, sebaiknya dilihat tanggal kedaluwarsanya. Berbeda dengan baju tadi, yang meskipun modelnya kedaluwarsa tapi tetap oke saja dipakai jika tak malu, untuk produk makanan sebaiknya lebih berhati-hati. Jika ada kemungkinan tak segera habis setelah tanggal kedaluwarsanya, lewatkan saja kesempatan tersebut.
Jadi jika ada tulisan diskon, jangan merasa menang dulu, temukan alasannya sampai terasa masuk akal. Setelah itu, baru putuskan untuk membeli atau tidak.

Post a Comment

3 Comments

  1. Intinya mungkin jangan mudah tergoda dengan diskon ya mbak. Baru-baru ini aku ke toko buah serba ada memang sih disana harganya lebih mahal sedikit tapi buahnya dijamin bagus. Pada saat aku mengambil manggil dan akan menimbang, penjaga tokonya bilang itu manggisnya jelek, keras dan kurang bagus bu. Jarang sekali ya penjual yang jujur seperti ini.

    ReplyDelete
  2. diskon itu pd dasarnya kan toko ingin merampingkan stok yg mrk py. Kl produk fashion sy jg gak keberatan pk brg diskon selama gak ada cacat. Untuk sepatu hrs hati2. Ada brand2 tertentu dimana sepatu itu py umur. Jd kl didiskon biasanya umurnya sh mau habis. Dan kl kita tetep beli malah rugi. Utk elektronik atau makanan, sy gak percaya sm barang diskon. Mending beli baru, deh :-)

    ReplyDelete
  3. Kalau makanan, hehehe malah ngincer Mak, biasanya yg sekali makan langsung habis, ya memang ga segar sih, hanya pengisi perut setelah lelah berbelanja. Dan biasanya juga belanjanya sudah jam 7 malaman gitu, mepet tokonya mau tutup... hehehe modus..

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)