Tembi dan Warwick Purser

Ketika teman-teman yang ke Blog Nusantara 2013 bercerita kalau akan menginap di Tembi, saya agak bingung. Sudah lama saya tidak kesana, karena itu saya tidak mengenal Tembi sebagai tempat menginap, melainkan sebagai markas OOA (Out of Asia), perusahaan dan eksportir kerajinan milik Warwick Purser. Data diri Warwick Purser tinggal digoogling saja karena beliau sangat terkenal di kalangan orang-orang yang bergerak di bidang kerajinan. Saya hanya akan cerita yang saya tahu saja tentang hubungan Tembi dan Warwick. Selain sebagai workshop dan showroom OOA, saya juga mengenal Tembi sebagai tempat sarasehan pelaku-pelaku kerajinan, tapi sekali lagi tidak sebagai penginapan.

Waktu saya masih aktif di Jogja, OOA adalah sebuah perusahaan yang sangat besar di bidang kerajinan, tidak hanya di Jogja tapi juga tingkat nasional. Warwick Purser sangat dihormati di lingkungan kerajinan karena memiliki network yang sangat bagus di tingkat internasional dan memiliki konsep usaha yang peduli dengan warga sekitar. Kehandalan Warwick dalam networking dan design dipadukan dengan sumber daya manusia Desa Tembi sebagai pengrajin. Awalnya, sumber daya alam sebagai bahan baku kerajinannya, juga diambil dari sekitar Tembi. Namun karena skala industrinya yang kian membengkak, akhirnya supplier dari berbagai daerah seperti dari Pekumbulan, Pekalongan, juga merasakan manfaatnya. Pada jaman itu, kalau sudah bisa menyuplai OOA itu sudah keren sekali karena berarti mutunya bagus dan ordernya sangat besar, bisa ber-truk mendong atau enceng dan sebagainya.

Sayangnya kemudian industri kerajinan Jogja perlahan mengalami banyak kemunduran. Sebabnya macam-macam, bom Bali, krisis ekonomi, gempa dan faktor internal. Untuk faktor internal, tidak bisa saya detilkan karena hanya rumor, meski sudah menjatuhkan beberapa perusahaan sejenis, bisa mengarah ke tuduhan. Yang jelas, OOA di Tembi adalah salah satu yang terkena imbas salah satu sebab tadi sehingga akhirnya dijual ke Gajah Tunggal. Bagaimana dengan Warwick?

Saya sudah tidak tahu lagi kabarnya karena sudah bertahun-tahun meninggalkan Jogja. Tapi menurut seorang teman supplier bahan kerajinan, Warwick masih bergerak di bidang kerajinan tapi lebih ke buying agent, bukan lagi produsen. Beliau sekarang lebih fokus ke hotel dan resto bernuansa etnik di Jogja dan Jakarta. Berdasarkan penelusuran via google, hotel milik Warwick bernama d'Omah Hotel, yang dulunya adalah kediaman keluarga Warwick Purser.

Suatu kali saya dihubungi oleh seorang supplier dari Tembi. Dari facebook dan blognya, orang tersebut menyebut diri Tembi. Saya mengernyit, karena bagi saya, Tembi adalah Warwick. Masa Warwick main di skala ecek-ecek begini? Saya pun melakukan penulusuran ke teman-teman saya disana. Tembi itu bukan Warwick. Tembi adalah nama sebuah desa yang di-dunia-kan oleh Warwick, sehingga Tembi menjadi semacam brand, yang setiap orang didesa tersebut berhak menggunakannya.

tembi

Maka ketika teman-teman blogger mengatakan akan menginap di Tembi, lagi-lagi saya misslead, terlebih membayangkan 1500 orang dalam satu tempat, akankah tertampung? Ternyata yang dimaksud Tembi tersebut adalah seluruh homestay yang ada di desa Tembi, bukan hanya milik Warwick saja. Teman saya mengatakan bahwa desa tersebut biasa bersinergi untuk menerima rombongan menginap. Wow, keren juga ya. Sejak kapan Tembi lebih dikenal sebagai desa wisata daripada sentra kerajinan? Kemana saja saya, ya?

Pergeseran dari sentra kerajinan ke desa wisata tersebut sebenarnya wajar saja terjadi. Ketika OOA dibeli Gajah Tunggal, masyarakat memerlukan sumber penghasilan lain. Peluang untuk menjadi desa wisata memang sudah terbuka sejak dulu. Warwick sering mengundang banyak tamu untuk melihat proses produksi dan desa tersebut sering tampil di berbagai media karena dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Exposure Tembi sangatlah memadai, mengandalkan suasana desa yang tentram.

Tampaknya kerajinan tidak sepenuhnya mati. Seperti supplier yang menghubungi saya tadi, selain memasarkan di pasaran lokal dan sekali-kali masih dikunjungi buyer secara individu, juga mengintegrasikannya dengan homestay. Kreatif, bukan? :D

Post a Comment

6 Comments

  1. Saya malah baru tahu tentang Tembi Mak, saya taunya Kasongan dan KotaGede :(

    ReplyDelete
  2. oh...begitu ya, saya baru tahu :D terimakasih share nya ya

    ReplyDelete
  3. tembi,,,hemmm,,baru denger ini mak,,sepertinya menarik ya tempatnya,,

    ReplyDelete
  4. meluaskan ide ke pembukaan daerah wisata, maka akan meningkatkan pendalaman tentang kerajinan Tembi. hm, menarik sekali :)

    ReplyDelete
  5. aku baru tau malah mbak tentang tembi

    ReplyDelete
  6. nice article, saya new comer di bidang eksport kerajinan dan baru tau kalo Tembi itu markasnya OOA, padahal kantor saya dekat OOA dan bos saya "alumni" OOA --"

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)