Aset Komunitas
Sebuah usaha sudah pasti memiliki aset, baik berupa barang bergerak, tak bergerak dan sumber daya manusia. Semua itu bisa dihitung, diperhitungkan dan dijadikan modal untuk menggerakkan usaha. Lalu, aset seperti apakah yang bisa digunakan untuk menggerakkan sebuah komunitas?
Seharian ini saya hanya sempat memperhatikan 3 emak dari Kumpulan Emak Blogger (KEB). Bukannya yang lain tidak penting, tapi karena akhir-akhir ini banyak waktu tersita oleh kegiatan pribadi. 3 emak itu adalah mak Ida Laila, mak Indah Nuria dan mak Ferdias. Pagi-pagi saya menyempatkan diri untuk posting artikel mak Ida tentang pendidikan seksual yang sebenarnya sudah dikirim sejak beberapa hari lalu. Mak Ida ini bukanlah orang selo karena berputra putri 6 (ENAM!), seorang apoteker dan konsultan rumah tangga. Tapi beliau rajin ngeblog dan tak segan pula mengirimkannya untuk website KEB. Mak Indah mengharu biru KEB sepanjang hari karena keberangkatan beliau ke pos baru di New York sebagai diplomat. Beliau ini sangat ringan langkah, selalu datang ke acara KEB dimanapun asal bisa menyisip diantara jadwal kantor dan hobinya traveling. Larut malam, saya masih sempat membaca blog mak Ferdias tentang perjalanannya ke daerah suku Tibetan.
Beliau bertiga itulah aset KEB. Ya, aset sebuah komunitas itu adalah anggotanya. Merekalah yang menggerakkan dinamika komunitas. Seberapa jauh atau seberapa tinggi dinamika sebuah komunitas, tergantung dari bagaimana aset tersebut dikelola dan sebesar apa antusiasmenya. Dan mengelola sekumpulan orang yang memiliki minat sama itu tidak serta merta mudah karena yang sama hanyalah satu minat, selebihnya tetap manusia biasa yang memiliki banyak keinginan dan idealisme.
Tentu saja ada komunitas yang sampai memiliki bangunan, misalnya komunitas seni yang mendapat hibah tempat latihan. Tapi banyak komunitas yang tidak memiliki hal lain kecuali anggota. Berbeda dengan usaha, dimana aset dikelola untuk mendatangkan keuntungan finansial, aset komunitas dikelola untuk menggerakkan kegiatan yang telah ditetapkan atau disepakati. Bukannya komunitas tidak mungkin mendapatkan keuntungan finansial, tapi sifatnya lebih ke kebersamaan atau digunakan untuk mengembangkan kegiatan yang ada. Lagipula, bagi yang lebih punya banyak kegiataan pengelolaan kekayaan sebuah kelompok untuk tujuan non bisnis dianjurkan membentuk yayasan saja.
Sebuah komunitas akan mendapat keuntungan besar jika memiliki anggota yang antusias. Potensi besar tapi tanpa antusiasme tak akan menggerakkan apa-apa. Pengalaman atau kualifikasi anggota yang jauh lebih tinggi dari pengurus jangan malah membuat minder. Pengurus memiliki tugas memfasilitasi semua anggota agar mendapatkan manfaat satu dengan yang lainnya. Lebih jauh lagi, pengurus juga bertugas mengkoordinir anggota agar bermanfaat bagi masyarakat diluar komunitas. Jadi, pengurus tak harus lebih hebat dari anggota. Namun ia wajib baik hati, tidak sombong dan rajin menabung, heheheee maaf bercanda sedikit. Keberadaan pengurus lebih untuk menempatkan aset-aset tersebut ditempat yang tepat.
Aset sebaiknya tidak dilihat dari kedekatan psikologis atau sosial, latar belakang yang tidak ada hubungannya dengan fokus komunitas, kemampuan bergaul dan sebagainya. Karena tiap anggota adalah aset, maka mereka semua memiliki sesuatu yang bisa menggerakkan komunitas, hanya tempatnya yang berbeda-beda. Misalnya di KEB sendiri ada emak-emak yang informatif sehingga teman-teman bisa langsung mendapat manfaat dari tips atau pengalaman yang dibaginya. Sebaliknya banyak pula emak yang diam-diam memiliki banyak pengetahuan tapi harus dibantu untuk membawanya ke permukaan karena sayang jika didiamkan.
Bagaimana jika anggotanya ribuan? Tentu saja bukan pekerjaan mudah. Tak mungkin mendatangi anggota satu persatu untuk mengenali potensinya. Yang akan tertangkap adalah mereka yang antusias, dan yang antusias ini memerlukan (kadang malah menuntut) perhatian ekstra pengurus. Namun, perlu sesekali pengurus keluar dari hiruk pikuk, melihat bagian-bagian yang sepi. Kadang penemuan yang didapatkan cukup mengejutkan, kadang juga tidak menemukan apa-apa.
Pada akhirnya, karena aset komunitas adalah anggota, sedangkan komunitas itu bukanlah organisasi berbadan hukum, yang diharapkan dari pengelolaan asetnya adalah manfaat dan kenyamanan bersama. Cheers :D
14 comments for "Aset Komunitas"
Selamat mengelola aset komunitas.. artikel yang bagus mak ^_^b
kapan ke magelang, sekalian ke Wonosobo hehehe
hihi
yanh penting tempate nyaman..sendirinya biasanya anggotanya mau g mau antusias mb
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.