Bagaimana Orang Jogja Menikmati Peak Season
Liburan panjang akhir tahun hampir berakhir. Sebagian orang Jogja mulai bernapas lega, sedangkan sebagian lagi ngitung bathi alias keuntungan heheheee.... Jelang liburan apapun itu, Jogja selalu mengalami gelombang peak season yang bikin puyeng pak polisi. Hat trick liburan akhir tahun 2014 mencapai puncaknya lantaran Natal dan tahun baru jatuh di hari Kamis, membuat mereka yang masih punya jatah cuti tak perlu minta banyak ijin. Itu masih ditambah lagi dengan musim study tour yang biasanya mengambil waktu setelah ujian semester satu. Seperti halnya Lebaran, tak peduli agama apa yang merayakan hari raya, liburan adalah saatnya orang-orang berbondong-bondong ke Jogja.
Jika sudah demikian, segera berdengung keluh kesah warga Jogja tentang kotanya yang seolah diambil alih pelancong. Jalanan macet itu sudah pasti. Sayangnya masih ditambah dengan pengemudi yang tidak sabar dengan terus-terusan mengklakson ataupun yang pura-pura bego dengan berputar dan parkir seenaknya. Jika melintas kota di pagi hari, sampah nyaris rata di tempat-tempat favorit wisatawan.
Namun demikian, warga Jogja juga perlu bersyukur karena wisatawan sudah memutar roda ekonomi kota dengan sedemikian kencang. Rejeki tak hanya datang bagi mereka yang punya hotel, tapi juga pemilik restoran, pedagang kakilima, sopir taksi, tukang becak, event organizer, pengrajin, bahkan pedagang bahan makanan di pasar-pasar secara tidak langsung.
Yang perlu dicari adalah bagaimana cara menikmati Jogja ketika musim liburan tiba. Sejujurnya, saya pun tak tahu, tapi mungkin kita bisa berbagi beberapa hal untuk bisa kita coba bersama.
1. Pahami Arus Tour Wisatawan. Pengamatan saya ini tidak selalu tepat tapi bisa menolong saya beberapa kali dari jebakan macet. Seringnya jadwal pelancong adalah keluar kota di pagi hari hingga siang atau sore, entah itu ke Kaliurang, Borobudur atau ke pantai-pantai Gunungkidul yang sedang ngehits. Mereka lalu balik lagi ke kota sore hari untuk menikmati angkringan, nongkrong di titik nol, foto-foto di Tugu atau menginap di hotel. Jika ada keperluan ke Malioboro atau Beringharjo, saya akan capcus di pagi hari.
2. Tandai Daerah Macet. Daerah macet ada dua, yang diakibatkan oleh warga sendiri dan oleh pelancong. Daerah yang dimacetkan oleh warga sendiri umumnya adalah pintu masuk Jogja di jam berangkat kerja dan di pintu keluar Jogja di jam pulang kerja. Sedangkan yang dimacetkan pengunjung adalah jalan antar kota dan yang menghubungkan dengan obyek wisata.
3. Ingat-ingat Jalan Alternatif. Jalan utama di Jogja ya itu-itu saja. Yang macet ya itu-itu saja karena pendatang tidak paham jalan lain. Jadi, manfaatkan jalan alternatif atau memutar sedikit tapi lebih cepat sampai.
4. Pahami Pola Liburan. Katakanlah liburan dimulai Jumat hingga Minggu. Biasanya Kamis malam sudah dimanfaatkan wisawatan untuk berangkat dari kotanya. Mereka akan habis-habisan keliling di hari Sabtu. Hari Minggu kota sudah separuh lengang karena kebanyakan tidak mau sampai dirumahnya Minggu malam, yang berarti tidak akan sempat isitrahat untuk bekerja lagi keesokan harinya. Jika terpaksa keluar rumah, lawan saja arusnya. Misalnya dari Jombor masuk kota di Minggu pagi tidak akan banyak halangan karena yang macet adalah dari arah sebaliknya, yaitu mereka yang liburannya habis sehingga akan kembali ke Magelang atau Semarang.
5. Nyuri start. Misalnya kita pengin juga ke pantai-pantai Gunungkidul karena kita kan libur juga, masa jadi penonton saja? Berangkatlah agak pagi, misalnya jam 07.00. Wisatawan banyak yang berangkat agak siang sekitar jam 09.00 karena sarapan di hotel, briefing rombongan atau wisata kuliner sarapan khas dulu di kota. Banyak juga lo yang bangun siang karena hari sebelumnya sudah kecapekan jalan. Ini juga berlaku jika mau ke mall. Tapi ingat ya, mall buka jam 10.00, jangan ndekem di parkiran dari jam 08.00 ntar malah dicurigai satpam.
6. Pahami Daya Tarik Obyek Wisata. Ini penting karena berhubungan dengan pola arus wisatawan. Seperti wisata pantai tadi, ada yang berangkat agak sore supaya bisa melihat sunset. Jika ingin ke Kaliurang, bagusnya berangkat setelah jam makan siang, misalnya jam 14.00. Wisatawan ke Kaliurang ketika matahari tinggi untuk mendapatkan udara sejuk. Lava tour yang sedang ngehits juga mensyaratkan cuaca bagus dan matahari sedang terang. Setelah jam makan siang, sebagian wisatawan sudah puas berkeliling dan turun ke kota. Meski masih banyak pengunjung disana tapi masih bisalah bergerak.
7. Dirumah Saja. Kalau males membuat planning atau sequence seperti diatas, ya dirumah saja. Nyetok bahan makanan yang banyak dan melakukan aktivitas seputar rumah atau tetangga asik juga kok. Hitung-hitung ngasih kesempatan orang lain untuk menikmati Jogja. Orang Jogja kan bisa menikmati kotanya kapan aja. :)
Nah begitulah, semoga membantu. Kalau kemudian ini dibaca wisatawan dan mereka menggunakannya untuk bisa berlibur di Jogja dengan lebih nyaman, apa boleh buat. Berbagi itu bisa dapat pahala. Hahahaaa....
50 comments for "Bagaimana Orang Jogja Menikmati Peak Season"
Tapi salahkan jogja, knp selalu bikin kangen jd balik lagi balik lagi hua hua.
Infonya berguna banget nih Mak
Rumah Simbah di Cangkringan.
Yg jaga rumah tetangga sekaligus saudara..
Apalnya cm ama Pasar Pakem ama Mirota yg deket situ hihihi.
Kalo saya yang tinggal di jogja kayaknya ambil pilihan yang terakhir aja wkwkwk
Saya juga langsung berangkat ke pantai jam 7, sepi banget jalannya. Soal sarapan tinggal mampir di daerah Wonosari, banyak tuh yg jualan hahaha...
Tipsnya sangat membantu, Mbak. Tapi kalau gak tahu jalan tikus, ya, manyun :(
ternyata yogya kota yang cukup rame yak..
apa karena kami ber 8 datang kesana waktu liburan..hehe
tapi sayang kami ber 8 gk sempet nyoba nasi gudhek.. :(
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.