Pikiran tentang manajemen waktu selama Ramadan terlintas ketika melihat twit dari @MuslimMatters.
Bagian yang menarik dari twit itu adalah pembelaan terhadap perempuan. Di masa Ramadan, perempuan selalu lebih sibuk dari biasanya sejak dulu. Dahulu ibu-ibu sibuk masak untuk keluarga, tetangga, mesjid dan anak yatim. Sekarang ini karena banyak perempuan yang punya aktivitas lain, maka pekerjaan itu ditambah dengan kewajiban lain. Sejatinya perempuan tidak merasa terbenani. Kami senang dan ikhlas mengerjakannya. Namun dalam twit tersebut dipertanyakan, lalu kapan waktunya perempuan beribadah di bulan penuh pahala itu?
Memasak untuk acara buka puasa bersama itu pahalanya besar, namun perlu diingat bahwa Ramadan adalah bulan itikaf, habluminallah harus diperbanyak.
Yang terjadi sekarang kan tidak seperti itu. Kita lebih banyak diluar rumah, buka bersama dan kegiatan sosial lainnya.
Dari twit tersebut saya ikuti link ke artikel ini >> http://muslimmatters.org/2015/05/28/10-time-management-tips-ramadan/
Setelah membacanya, saya berinstropeksi bahwa sebenarnya saya sudah tahu sebagian yang diungkapkan disana, tapi saya masih mencari pembenaran sendiri agar bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang saya sukai. Saya minta ijin disana untuk share disini sekaligus sebagai pengingat diri, ditambah hal-hal lain yang sesuai dengan kegiatan saya sehari-hari. Please, tolong, jangan dianggap ini sebagai penghakiman atau mensinisi siapapun. Untuk apa itu saya lakukan sedang diri saya pun jauh dari sempurna.
Justru ini penting agar perempuan memiliki hak yang sama untuk dekat dengan pencipta-Nya selama Ramadan.
- Menetapkan waktu dan target ibadah per hari. Berapapun waktu yang diberikan, kita tidak akan pernah merasa cukup. Hari biasa aja kita masih lembur dikejar deadline. Bagaimana mungkin bisa menyediakan waktu untuk sesuatu yang konsisten selama sebulan untuk ibadah? Saya sendiri belum yakin bagaimana akan melakukannya. Tapi seringkali sesuatu yang berat sekali kita putuskan ternyata tidak jadi masalah. Memang ada beberapa kerugian, tapi bisa bertahan kan? Artikel tersebut memberikan beberapa alternatif, salah satunya adalah 3 jam per hari dengan pembagian: satu jam untuk membaca Al-Quran, satu jam untuk memperlajari Islam dan satu jam untuk berdzikir. Kita bisa memodifikasinya sesuai dengan kondisi kita, tapi yang jelas alokasi waktu itu harus ada. Menetapkan target khatam Al-Quran bareng anak-anak akan membuat semangat ibadah mereka menyala.
- Meluangkan waktu untuk halaqah keluarga. Terjemahan pasnya mungkin teman-teman yang lebih paham bisa bantu. Intinya halaqah keluarga adalah seperti majelis keluarga, dimana yang tua memberikan wejangan dan pengetahuan agamanya kepada anggota keluarga. Kenyataannya, banyak orangtua yang tidak sempat melakukannya karena banyaknya undangan buka puasa bersama yang terusan setelah jam kerja. Anak-anak diserahkan ke panitia Ramadan mesjid. Kadang kita merasa kalau anak-anak sudah sholat dan bisa mengaji maka tugas kita sudah terlaksana. Meski kegiatan mesjid juga penting tapi halaqah di lingkungan keluarga bisa mempererat ikatan.
- Puasa dari sosialisasi berlebihan agar fokus. Kita tidak perlu sinis dengan media sosial. Sosialiasi di dunia maya atau nyata sama saja, keduanya harus dikurangi secara drastis karena Ramadan adalah bulan itikaf. Jikapun tak mampu melaksanakan itikaf, ibadah harus diperbanyak. Logout dari media sosial selain untuk tujuan ekonomi, alias mencari nafkah. Permisi dari sebagian besar undangan buka puasa bersama yang tidak penting-penting amat. Selain mengakibatkan waktu ibadah kita berkurang, interaksi yang meningkat itu akan memperlebar kemungkinan untuk emosi dan salah paham.
- Masak dan makan seperlunya. Dapur dapat mencuri waktu berharga perempuan untuk beribadah. Kecintaan terhadap keluarga diwujudkan dengan berusaha menyajikan yang terbaik pada waktu sahur dan buka. Untuk buka puasa misalnya, ibu-ibu sudah mulai memasak sejak jam 15.00 atau 16.00. Sedangkan ibu-ibu yang bekerja diluar rumah seringkali harus mampir dan antri panjang di warung-warung penjual lauk berbuka. Keluarga harus diedukasi untuk menerima satu jenis makanan saja untuk berbuka puasa (sampai tahun kemarin saya masih belum bisa), selebihnya setelah sholat maghrib berjamaah. Waktu didapur harus benar-benar dikurangi. Mendekati Lebaran ibu-ibu makin tidak peduli dengan ibadah tambahan atau sunah, hanya menjalankan yang wajib saja. Ibu-ibu sudah sibuk mencicil kue-kue Lebaran. Kecuali kue-kue tersebut adalah sumber nafkah, sebaiknya dihindari menimbun kue Lebaran. Pengalaman yang lalu, akhirnya banyak kue yang tidak termakan dan mubazir.
- Bagaimana dengan ngeblog? Sebenarnya, ngeblog, blogwalking dan share artikel itu tidak membutuhkan waktu banyak jika rutin. Yang bikin lama itu kalau misalnya hari ini males mau buka laptop, beberapa hari kemudian rapelan blogwalking atau ngebut deadline lomba. Jika hari itu sudah ngeblog, mungkin blogwalking bisa ditunda besok. Blogwalking juga tidak harus semua sekaligus dalam sehari. Dibatasi saja misal hanya 30 menit sehari. Pilih pula kegiatan yang realistik. Misal menetapkan sehari satu postingan, ya buat saja postingan yang tidak terlalu kompleks dan panjang agar tidak melebihi alokasi waktu yang telah kita buat selama Ramadan. Dan semua itu bisa rusak kalau kita terdistraksi dengan hahahihi kesana-kemari, godain teman-teman atau menyimak gosip yang lagi hangat. Itu sebabnya harus dilakukan poin 3 diatas.
Nah, apakah teman-teman punya saran lain? Jangan ragu pula untuk tampil dengan busana yang lebih tertutup selama Ramadan, misalnya mengenakan khimar. Nggak apa-apa kok disindir alimnya cuma dibulan Ramadan, kan kita nggak lihat sindirannya karena sudah puasa socmed. Heheheee....
17 Comments
Nah bener banget aku suka rapel BW -.- jadi berasa banget waktu yg dibutuhkan lamaaa. Harus bisa konsisten agar target Ramadhan tidak banyak terlewatkan.
ReplyDeleteKalau puasa aku malah seneng, jadi gak sering nyuci piring atau masak :D
ReplyDeleteMenurutku menyiapkan masakan di bulan ramadhan untuk keluarga yang sedang berpuasa juga beribadah.
ReplyDeleteSetuju, tp mohon yg di screenshoot dg yg di bold dibawahnya dibaca lagi. Gimana mas?
Deleteiya ya, puasa harusnya jangan terlaluu berlebihan pengen nyiapin ini itu. karena biasanya ccuma pengennya aja pas prakteknya malah perutnya ga muat *pengalaman
ReplyDeletebaca tulisan ini berasa besok udah masuk bulan Ramadhan.. makasih tips manajemennya mak...
ReplyDeletemmmm saya termasuk yg alimnya pas bulan ramadhan aja mbak, tapi gak apa2 tho dari pada tidak sama sekali hehe. saya ingin bulan ramadhan tahun ini lebih baik, ngerasa banget tahun lalu target beribadah tidak terpenuhi
ReplyDeletewah...ramadhan sudah didepan mata.... saatnya para Emak mengatur ulang dan mensetting ulang waktu antara ibadah dan berkegiatan terasa berimbang...
ReplyDeleteSebetulnya saat ramadhan itu lebih banyak waktu kosong dibanding hari lainnya... karena anak2 libur nya banyak jadi ga terlalu repot sebetulnya u nyiapin mereka sklh, saya ga biasa bikin kue2 lebaran, yg penting ruhiyahnya harus bagus jadi ada wkt kosong sedikitpu bisa buat bava al qur'an krn semangatya tinggi. Yang masalah kadang banyak malasnya jadi wkt baca al qur'an hanya bbrp saat sesuai jadual bukan setiap ada wkt luag..bukan u baca qur'an aja sih. Intinya memanfaatkan setiap detik u memperbanyak ibadah..... iya kan Mak...^_^
ReplyDeletebeberapa hari lagi puasa,mohon maaf lahir batin ya mak^^
ReplyDeletekalau saya pastiyabanyak banget waktu luangnya,masakpun kayaknya masih libur karena faktor ham muda. Semoga bisa memanfaatkan waktu ramadhan lebih baik lagi aamiin
Baca ini aku sendiri merasa kalau bulan Ramadhan waktuku sibuk memikirkan banyak hal. Alih-alih menghabiskan waktu untuk ibadah, nyatanya aku lebih banyak menghabiskan untuk mikir persiapan lebaran. Bikin kue kering misalnya.. hihi..
ReplyDeleteMaaf lahir batin Mak Lus pabila ada salah-salah kalimat dan komentar. Kita berdoa bersama semoga Ramadhan tahun ini dapat dijalani dengan lebih baik daripada tahun kemarin :)
Amin amin ya robbal alamiin. Maafin aku juga yaaa *peluuuk :))
DeleteMakasih tipsnya mbaaa, aku bookmark yaaa, semoga kita semua sehat dan lancar ibadahnya di Ramadhan aamiin
ReplyDeleteIni ajan HL klo postingnya di Ksiana :)))
ReplyDeleteKalau aq apa ya mak..emmmm...biasanya sih aq bikin jdwal kpn waktunya tadarus gt, kalau wiritannya sih biasanya waktu aq mau tidur, dan akhirnya pun tdur beneran pdhal blm sampek target..hehe..
ReplyDeleteBtw mohon maaf y mak, kalau ada salah2 kata yg aku tulis di sini...
terima kasih banyak untuk sharingnya...saya setuju, seringkali kita lupa dengan prioritas utama di bulan penuh berkah ini. Semoga saya bisa menjalaninya dengan lebih baik dan baik lagi :)...Maaf lahir batin dan selamat menjalankan ibadah puasa yaaa..
ReplyDeletememinimalkan kegiatan offline blogger kalau aku selama ramadhan ah :)
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji