Ada dua pilihan kalau saya lagi selo, belanja atau berburu pameran.
Berhubung harus berhemat jelang Lebaran, siang ini saya pilih cari pameran yang asik. Kebetulan ada pameran tanaman dengan tema Pasar Tani di halaman parkir Mc Donald. Supaya tidak tergoda, saya bawa bekal dan makan dulu sampai kenyang di parkiran sebelum turun. Takut salah langkah pesan double cheese burger wkwkwkkk....
Pak Tentara yang lagi hobi hidroponik. Tapi ini nggak boleh saya panen. :D |
Pertama melangkah agak bingung juga ya, karena ada banyak aquarium dan ada spanduk besar pameran batu akik. Jadi, cem mana nih? Karena deretan ikan lebih ramai, saya belok dulu kesana. Kebetulan sudah lama kami pengin punya aquarium ikan laut lagi. Terakhir kami punya aquarium ikan laut cukup besar di Batam. Ketika pindah, aquarium itu saya lelang di email office networking dan langsung terjual dalam sehari, dibeli oleh karyawan kantor sebelah. Rasanya sayaaang banget.
Ternyata eh ternyata, ikan lucu-lucu ini bukan untuk dipiara biasa tapi ikan cupang yang siap untuk bertanding. Pantesan pengunjungnya rame banget dan semuanya laki-laki. Semua aquarium kecil diberi sertifikat oleh panitia. Sayang, saya tidak bisa terlalu lama disana untuk melihat acaranya. Selain ikan cupang, ada pula ikan mas koki banyak banget. Ikan air laut tidak ada.
Kiri & tengah: ikan cupang yang mau dilombakan. Kanan: ikan maskoki dijual. |
Kemudian lanjut dengan tujuan semula, yaitu melihat-lihat tanaman. Peserta pameran diikuti oleh kelompok-kelompok tani. Tampaknya siang itu adalah hari terakhir pameran sehingga sebagian sedang berkemas. Waaah nyaris terlambat. Selama pameran, juga diadakan lomba membuat taman mini. Kita bisa bikin sendiri lo dan nggak perlu lahan luas. Namanya juga taman mini yang bukan taman mini Indonesia indah. Maaf belibet. Lihat sendiri deh fotonya. Yang paling atas ini mau saya contek.
Alhamdulillah, ditengah makin menurunnya minat terhadap tanaman, sekarang muncul tren baru yaitu hidroponik yang bisa dibuat dirumah-rumah untuk memenuhi persediaan bahan makanan sendiri.
Bahkan tampak bapak-bapak tentara antusias menekuni hobi ini dan aktif dalam komunitas hidroponik. Tetangga-tetangga saya juga sudah mulai membuat hidroponik dihalamannya. Selain untuk penghijauan, juga untuk berhemat kebutuhan dapur. Bahan yang didapat juga selalu segar, tidak terpapar pestisida atau diambil dari dalam kulkas. Ada yang terpikir menyuplai sayur dan buah untuk tetangga-tetangganya?
Anggrek dan buah-buahan tetap ada. Sedangkan keladi-keladian, euphorbia atau gelombang cinta yang dulu trennya gila-gilaan tidak lagi tampak. Tadinya saya berminat membeli biji tanaman sayur dan buah. Tapi berhubung harganya Rp 10.000 - Rp 20.000 per pack, nggak jadi beli. Saya hanya butuh dalam pak-pak kecil karena satu pak kecil sudah cukup banyak kalau untuk kebutuhan sendiri.
Sampai di stan buah, saya ngobrol dengan bapak-bapak penjaganya ngalor-ngidul tentang berbagai tanaman buah di pasaran. Kemudian saya tertarik ingin beli tanaman jeruk nipis seharga Rp 45.000,-. Tapi bapak itu bilang, "Lha ini kan sudah dikreseki semua, jadi sudah ada pembelinya, mbak. Tinggal diambil saja."
Yaaah.... Kemudian saya ngobrol lagi dengan bapak itu (ya, saya memang hobi ngobrol nggak jelas hahaaa). Anehnya, bapak itu kok nggak sekalipun berusaha menawari saya tanaman jualannya? Sudah laku banyak ya, pak? Di obrolan tentang jambu deli, bapak itu mengatakan jambu deli sedang banyak dibudidayakan. Memang benar, beberapa hari lalu saya sempat melihat-lihat jambu deli di penjual tanaman dekat rumah. Yang besar diharga Rp 750.000,-. Tentu saja saya ngacir.
Jambu deli yang kami obrolkan ini dihargai Rp 300.000,-. Tingginya sekitar 1 meter dan sudah ada bakal buah dibagian bawah, tengah dan atas. Memang begitu cara jambu deli berbuah, berurutan atas bawah. Eh, atau bawah atas ya? Setelah semua matang, pohonnya akan istirahat untuk menyuburkan diri. Dua bulan kemudian akan dimulai proses berbuah lagi. Asik, ya?
Tapi duit didompet nggak nyampe segitu. Kan sudah dibilang diatas kalau lagi nggak punya duit. Bapak itupun nggak ngasih alternatif, sampai kemudian saya melihat pohon jambu deli yang lebih kecil. Harganya Rp 70,000 yang kemudian saya tawar jadi Rp 50.000,- dan langsung diberikan. Owalah paaak tau gitu saya tawar Rp 35.000. Nggak niat jualan amat sih, bapak ini? Pohon itu saya titipkan disana untuk mencari pot dan tanah karena jambunya masih menggunakan polybag.
Si bapak mengambil jambu deli yang saya beli. |
Ketika keliling mencari pot, dan ternyata penjual potnya sudah pulang semua, saya melihat keset serabut kelapa jaman dulu yang dijadikan pot, namanya wall pocket.
Harganya Rp 25.000. Jika ditambah jeruji kawat penggantung di tembok jadi Rp 50.000. Kalau sekalian beli yang satu kota besar berisi 6 wall pocket berikut jeruji kawatnya jadi Rp 250.000,-, gratis satu gitu deh. Media ini untuk mensiasati terbatasnya halaman dengan vertical garden. Fotonya ada diatas.
Lalu batu akiknya bagaimana? Nah itulah, kok saya nggak lihat. Kata anak saya ada sih, malah disebelah tempat saya beli jambu tadi. Tapi males ah mau balik lagi karena tujuan saya tanaman. Sowwryyy.... :))
15 Comments
taman mininya cantik2,,, kreatif banget yang bikinnya,,,
ReplyDeleteeeh,,, kalo lombain ikan cupang kayak gimana ya,,, apa di suruh balap renang gitu,,, :D
waaaa..menggiurkan banget pamerannya mbaa...hidroponik tetanggaku juga bertanam, asik jadi kecipratan sayur segarnya hihihi..itu ikan cupang yang buat aduan ya?
ReplyDeleteTaman mini yang atas emang cakep ya mbak... kalau dipadukan dengan gantungan pot dari keset itu ok juga tuhhh :D
ReplyDeleteSemoga pohon jambu delinya subur dan berbuah lebat nantinya ya mbak
Herrr, klo ada suamiku yo dia nongkrong di akin sehariann lah :)))
ReplyDeletewah, bagus taman mininya mbak...bunga-bunganya segar..mataku pun segar melihat gambar -gambarnya, ehhehe..ikan- ikannya juga lucu..:)
ReplyDeletetaman mini yang atasnya lucuuu.. tapi saya gak punya halaman.. kalu mau punya taman mesti bikin vertical garden...
ReplyDeleteWahahah ada BATU AKIK disebut juga hehehee. Bulan lalu di Pontianak ada banyak banged pameran Batu Akik waa seru hiehiheiheheheiee
ReplyDeleteAsyiiik taman minina... bisa jadi inspirasi di rumah-rumah....sayang ga punya waktu ngurusin tanaman hihi... eh mungkin juga karena ga terlalu hobi ya... :D
ReplyDeletewah ada hidroponik, saya pingin merakit hidroponik bertingkat tapi larang harganya mbak, lumayan deh nguras kantung hehe, kalau tamannya saya suka yang kedua karena ada vertical gardennya
ReplyDeleteEndingnya itu loh.... hahahaha.....
ReplyDeleteAlhamdulillah hydroponik ngetrend ya mak. Ayo bikin trend baca buku...
Tadi malam itu pameran terakhir batu akik di kotaku mbak. Kabarnya rame...... Tapi cuma kabarnya. lah wong saya ndak lihat.
ReplyDeleteJambu deli itu yg kayak gimana ya mba, haha katrol tenan aku. Sek sek tak googling disik
ReplyDeleteWekekekek.. Aku mbalah mbayangin pean beli banyak akik, terus ditanam di sebelah tanaman sampean!. Wehee
ReplyDeleteaku mendingan beli anggrek dan ikan hehehehe...tapi seru ya pamerannya. Dan hebat lhooo bisa parkir di resto waralaba tanpa tergoda mak huahahaha..
ReplyDeleteaku gak punya taman nih mbak, harus mulai belajar menanam hehehe
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji