Kembali Ke Pasar Kangen Jogja
Kemarin saya kembali ke Pasar Kangen Jogja.
![]() |
Stan outdoor |
Yang belum kesana, sudah terlambat ya, hari ini terakhir. Tunggu tahun depan. Ndilalah Pasar Kangen itu selalu berbarengan dengan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY). FKY lebih dikenal oleh masyarakat dan wisatawan karena eventnya lebih besar. Bahkan tahun 2015 ini, lokasi FKY dipindahkan ke Taman Kuliner Condong Catur yang lebih luas dibandingkan wilayah Pasar Ngasem yang sudah sesak.
Kehadiran Pasar Kangen ini memberikan angin segar bagi keunikan Jogja, mengingat Pasar Sekaten sudah berubah, tidak lagi menjual kekhasan Jogja, melainkan sudah seperti pasar malam biasa yang menjual produk-produk pabrik murah. Kalau bedanya dengan FKY, saya belum bisa memberikan gambaran lengkap. Di Pasar Kangen tahun lalu saya sudah ke FKY tapi rupanya FKY buka malam hari, sore hari hanya ada beberapa stan yang buka. Tahun ini saya juga masih kesulitan mencari waktu untuk kesana malam hari. Yo weslah, teman blogger saya banyak yang posting kok. Monggo digoogling.
Persoalan datang ke Pasar Kangen itu adalah mikir dimana parkirnya. Jalan sempit didepan TBY (Taman Budaya Yogyakarta), lokasi Pasar Kangen, hanya mampu menampung beberapa mobil. Kadang saya nitip parkir di Progo dan jalan kaki sedikit. Tapi habis itu saya belanja di Progo juga kok. Heheee... Tapi hari Sabtu begitu jelas Progo akan penuh orang belanja. Saya teringat parkiran liar yang malah lurus dengan TBY. Saya pernah parkir disana waktu nonton pentas drama. Ternyata saya diarahkan untuk parkir di basement sebuah bangunan baru, yang katanya bakal jadi Progo juga. Wah gampang banget dapat parkirnya.
![]() |
Bagian depan dan stan indoor |
Begitu datang, saya langsung keliling ke stan makanan dan minuman. Di siang panasa itu, minuman dingin jadi sangat menggiurkan. Ada jeruk peres, es tebu, es dawet hitam, es jamu dan sebagainya. Tak ketinggalan es krim pot yang lagi trending sampai ada beberapa stan. Saya sendiri kurang suka es krim pot karena es krimnya cuma lapisan atas, bawahnya disubal crackers atau cookies, jadinya malah kehausan. Ada juga kopi joss tapi mungkin lebih tepat diminum malam hari. Akhirnya kami beli es krim pot seharga Rp 10.000 sepot, es kunir asem seharga Rp 10.000 se-cup dan es tebu seharga Rp 7.000 se-cup. Es kunir asem ini produk inovatif karena rasanya yang tidak sepekat jamu dan diblender sehingga seperti minuman populer lainnya. Sedangkan es tebu ini kekuasaan kami di Pekanbaru, disana banyak terdapat di pinggir-pinggir jalan.
Untuk makanan, segala macem makanan ajaib Jogja ada disini, dari mulai mie lethek, lauk ndeso, soto sapi, brongkos, bothok lamtoro, sate gajih, ketan susu, sego kucing dan sebagainya. Stan jenang dan gethuk paling ramai. Saya sudah dua kali antri di stan jenang dan gethuk tapi tidak membuahkan hasil. Akhirnya kami beli nasi soto sapi seharga Rp 7.000 semangkok, bothok lamtoro seharga Rp 2.000 sebungkus serta ketan susu rasa keju dan oreo seharga Rp 10.000 sebungkus.
Masih di area outdoor, ada panggung kesenian. Saya berharap bukan jathilan yang akan tampil karena saya kurang sreg dengan kesurupan dan kekerasan. Syukurlah yang tampil kali ini tarian Jawa yang dibawakan oleh anak-anak kecil. Pengunjung langsung lesehan di tanah didepan panggung. Pengunjung yang sudah ngetek tempat dan duduk-duduk cantik di kursi sedari tadi jadi sedikit terhalang. Heheheee... namanya juga gratisan, jadi semua orang berhak nonton. Kalau pada mau lesehan begitu, yang nonton bisa banyak.
Dibagian indoor ada dua macam pameran. Di ruangan dalam ada pameran lukisan dari berbagai kalangan. Sebelum masuk kita udah diwanti-wanti ada beberapa instalasi seni rupa yang berada di lantai dan tidak boleh diinjak. Tapi tetap aja ada yang anaknya nginjak dan ortunya kepo. Rasanya pengin jewer ortunya.
![]() |
MC kumisan itu, panggung kesenian dan ruang pameran seni rupa |
Dibagian luar ada pameran berbagai barang jadul, barang second dan pernak pernik. Tentusaja tak ketinggalan batu akik, dari mulai yang berupa bongkahan batu, sampai yang sudah berupa cincin. Disini bisa ditemukan senapan atau bedil kayu, buku-buku second, majalah-majalah lama, piringan hitam sampai mainan gambar jaman kecil saya dulu. Akhirnya kami beli kreasi boneka dari kaos kaki seharga Rp 60.000 dan buku bekas Harry Potter seharga Rp 45.000,-
Yang lebih unik lagi, MC di Pasar Kangen dibawakan oleh orang yang berbeda dan kurang saya kenal. Tahun lalu dibawakan dengan kocak oleh orang Sumatra yang sudah lama tinggal di Jogja. Kemarin dibawakan oleh bapak-bapak berkumis yang bicara sambil keliling dari stan ke stan mengomentari jualan tiap stan dan tingkah pengunjung. Bapak ini bicara terus tanpa henti menggunakan bahasa Jawa.
Mudah-mudah Pasar Kangen tahun depan biarpun kecil tapi tetap asik. Kabarnya, penyenggaraan Pasar Kangen ini tidak melibatkan sponsor.
20 comments for "Kembali Ke Pasar Kangen Jogja"
Kalau saya bisa ke sana mau buru buku bekas nih Mak. Dah lama nggak beli buku :( dapatnya gretongan mulu.
mantap
kalau ada pasti langsung saya samperin tu... hehehehe..
jogja terkenal ramah dan murah untuk segala hal, saya sudah 2 kali ke jogja untuk liburan dan transit saja.. kalo di luar jawan pasar seperti ini harganya berlipat lipat
Iiiih, enak bgt ketemu jajan pasar, murah lagi.
ada teman di kos main jadi gak bisa ikutann..
tapi setelah bca2 ternyata nyesel ;3
ya udah nasi jadi bubur hahaha
salam kenal
sutopo blogger jogja
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.