Kesana Kemari Mencari Alamat
Kesana kemari mencari alamat, udah kayak Ayu Ting Ting aja.
Dahulu mencari alamat itu mudah. Nama jalan itu-itu saja, tinggal cari gang dan nomornya. Sekarang? Waduh! Rumah orang sekarang menyebar ke segala penjuru. Meski bekerja di kota, rumah tinggal jaman sekarang banyak yang berada jauh diluar kota karena mahalnya harga rumah didalam kota. Sudah diluar kotapun masih harus masuk dari jalan besar ke jalan-jalan kecil jauh pula ke dalam. Yang didalam kota tak kalah heboh. Gang berkelok-kelok dan tembus kemana-mana seringkali membuat kita bingung.
Ketika kita disodori sebuah alamat, pikiran kita langsung mengembara ke rute yang harus ditempuh. Bagaimana jika alamat tersebut seolah antah berantah? Waktu saya membeli lemari, saya harus menggambar peta untuk toko pengantarnya, karena rumah saya yang berada ditengah kampung. Rasanya sungkan dengan keribetan tersebut mengingat lemari yang saya beli harganya termurah.
Tapi perubahan jaman sedikit demi sedikit juga memperngaruhi persoalan alamat ini.
Dengan teman-teman yang memiliki smartphone, saya tidak lagi memberikan alamat, melainkan koordinat.
Nah, cari deh situ! Heheee....
Yuk, coba kita inventarisir cara-cara yang pernah kita lakukan untuk mencari alamat.
- Menggunakan kira-kira. Dari membaca alamat, kita bisa memperkirakan dimana lokasi tersebut. Tentusaja jika ada jalan utama yang sudah dikenal dengan baik. Dari jalan tersebut tinggal dicari pasnya, atau gangnya jika posisi alamat tersebut tidak berada dipinggir jalan raya.
- Mengandalkan telepon. Seringkali agak ribet kalau bertanya pada orang di pinggir jalan, jadi saya lebih mengutamakan menggunakan telepon untuk meminta pemilik alamat memandu. Kadang ada alamat seperti ini: Kampung Cantik RT 01 / RW 05. Nah, lo! Meskipun berarti satu RT itu kemungkinan kenal orang tersebut (karena tidak ada nomor rumah), saya tetap grogi kalau mendapat alamat seperti ini. Jangan sampai deh telepon orang tersebut nggak bisa dihubungi, pasti saya senewen abis.
- Bertanya. Meski sudah pakai google map atau waze, kadang kita bingung juga dan harus bertanya pada orang di pinggir jalan. Untuk perempuan, lihat situasi dulu ya, cari tempat aman. Muka kita juga harus disetting murah senyum. Dimanapun berada, kita harus bertanya dengan sopan, kalau perlu merendah deh pokoknya. Kalau mengendarai mobil, mendingan turun deh, meskipun sudah diburu waktu. Saya pernah lo lihat seseorang bertanya dari dalam mobil. Saya paham kondisi orang tersebut, dengan mobil plat luar kota yang dekil dan sudah larut, pasti dia capek banget. Orang yang ditanyai menjawab secara meyakinkan dengan senyum ramah. Begitu mobil tersebut pergi, orang tersebut mengatakan, "Biar saja kesasar, nggak sopan sih, gaya banget nggak mau turun dari mobil." Duh, kasihan banget kalau sampai kesasar.
- Menggambar peta. Saya paling sebal kalau diminta membuat peta menuju rumah saya karena saya tidak pandai corat coret menggambarkan sesuatu, apalagi jika skalanya paling enggak sedikit masuk akal. Biasanya saya gambar asal aja ancar-ancar termudahnya. Setelah itu, detilnya orang tersebut saya minta menelpon saya saja untuk saya pandu.
- Searching google map atau waze. Dua aplikasi ini saling melengkapi. Saya selalu cek google dahulu sebelum berangkat mencari alamat. Dibandingkan waze, google lebih mudah memberikan informasi, minimal lokasi terdekat dengan alamat karena sudah lebih banyak diakses orang. Database google lebih lengkap. Sedangkan waze seringkali tidak mengenali alamat yang kurang umum, namun sangat berguna untuk menyibak traffic dan mencari rute terdekat. Ini penting banget mengingat jaman sekarang kalau kesasar baliknya di U-turn bisa jauh banget, bahkan bisa muter-muter kalau jalur satu arah.
- Berpatokan pada koordinat. Kepada teman-teman yang sudah mengoptimalkan penggunaan gadgetnya, biasanya saya langsung meminta koordinat alamat tersebut. Begitupun sebaliknya jika mereka bertanya alamat saya. Mereka tinggal menuju koordinat tersebut. Tapi hati-hati, kecuali alamat kantor atau usaha, jangan pin alamat rumah kita di google untuk alasan seseruan. Nggak aman! Saya sarankan ibu-ibu juga mengajari anak-anak mengaktifkan GPS dan google maps untuk mengirimkan koordinatnya pada kita jika mereka berada disuatu event dan minta dijemput, padahal mereka tidak paham alamatnya. Terlebih jika mereka tersesat.
41 comments for "Kesana Kemari Mencari Alamat"
Aku lebih suka nanya-nanya. Kalau udah nggak sanggup senyum, pasang tampang sememelas mungkin. Hehe.
Balik lagi ke cara manual.
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.