Untuk Apa Dress Code?
Untuk apa sih dress code sehingga dianjurkan di undangan-undangan?
Saat ini banyak acara yang menuliskan dress code di undangan. Nggak hanya itu, piknik rombongan atau hanya keluarga kecilpun ikut heboh menggunakan dress code.
Saya termasuk nggak terlalu pusing dengan pakaian, karenanya saya jarang beli baju, apalagi njahitin baju. Kain batik, tenun dan songket pemberian, kenang-kenangan ataupun hadian lomba blog numpuk begitu saja di lemari. Tapi karena harus mengenakan dress code untuk beberapa acara, akhirnya saya terpaksa beli, jadi nambah deh baju saya. Heheee....
Jaman dulu, dress code hanya dikenal di kalangan sosialita kelas atas atau untuk seragam panitia resepsi pernikahan. Keluarga-keluarga tidak secara sengaja mengenakan dress code bagi anak-anaknya, melainkan biar belinya mudah saja dan nggak berantem karena saling iri. Itupun diikuti tatapan menyelidik dari orang-orang yang melihatkan, kalau-kalau anak-anak itu kembar. Orangtua jarang sekali ikut seragaman, bahkan sarimbitpun jarang.
Pertama kali saya melihat sekeluarga pakai dress code itu di bandara Hang Nadim, Batam udah lamaaa banget dulu. Tapi saya masih ingat, bapak, ibu dan dua anak balitanya mengenakan kaos oblong biru muda yang sama meski gambar kaosnya beda. Ternyata alasan mereka seragaman begitu bukan biar keren loh, melainkan supaya gampang membedakan anak-anaknya dari penumpang lain. Maklumlah rame banget musim mudik dan dua anak laki-laki itu sangat lasak kesana kemari. Misalnya anak-anak itu sampai terpisah, mereka bisa dengan gampang bilang ke petugas, "Anak saya pakai kaos seperti saya."
Sekarang hampir semua event yang datangi mencantumkan dress code.
Sudah biasa juga melihat piknik keluarga mengenakan dress code. Minggu lalu, teman saya yang anak-anaknya sudah sarjana, mengenakan dress code juga bersama keluarganya, padahal hanya ketemuan biasa, makan-makan.
Jadi untuk apa dress code?
- Menghidupkan suasana yang menjadi tema utama acara tersebut. Misalnya syukuran Kemerdekaan RI dengan dress code merah putih agar tercipta suasana patriotik. Dress code tidak harus berupa warna yang seragam, tapi bisa juga diminta tema tertentu, misalnya tema fairy tales, bajak laut atau kejawen.
- Menghormati pengundang. Meskipun undangannya adalah acara keluarga biasa, mungkin tuan rumah punya maksud tertentu.
- Biar gampang mengawasi anak-anak dari jauh. Dengan kaos yang jreng, kita nggak perlu ikut lari-larian bersama anak-anak yang lasak. Cukup ikuti warna kaos anak-anak itu dari bangku kita duduk.
- Jaga-jaga kalau ilang. Yup, seperti yang saya ceritakan diatas, tinggal menunjukkan kaos yang kita pakai pada petugas yang akan menolong mencarinya. Kalau cuma bilang biru atau merah kurang membantu mempercepat mencarikan karena tiap warna ada gradasinya.
- Supaya bagus kalau difoto. Nah, ini ibu-ibu banget nih. Hihiiii....
Sekarang banyak usaha pembuatan kaos bijian, sehingga keluarga kecilpun bisa seragaman.
Tapi ingat, jangan cantumkan nama anak di kaos. Ini dilema tepatnya. Dengan diberi nama pada kaos, kalau ilang mudah dicari. Tapi jika ada kaos tersebut ada namanya, takutnya kalau ada orang asing memanggil, anak itu akan mengira bahwa orang tersebut adalah teman orangtuanya. Sesuaikan saja ya.
Dibanding dress code-nya, ada yang lebih penting lo, yaitu menikmati acara tersebut. :))
25 comments for "Untuk Apa Dress Code?"
Tapi klo ke acara2 gitu, dress code cukup mbikin pusing si buat aku yg gk banyak koleksi baju. Kudu beli dlu atau cari pinjeman biasanya. Haha
Jadi inget kalau diundang acara sweet 17 pas SMA, riweh nyiapain dress codenya.
sempet sih pas reuni tapi gk ada yang tahu makanya semua pake baju beda padahal temenku udah bilan pake baju putih aja semua
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.