Jendela Jogja, Melihat Jogja Disini
Dalam waktu singkat kita bisa melihat wajah Jogja di Jendela Jogja.
![]() |
Busana batik koleksi Margaria yang bisa didapatkan di Jendela Jogja |
Jogja memang istimewa sehingga menyenangkan sekali jika bisa membawa sesuatu untuk dikenang ketika meninggalkannya atau membawakan sekeping Jogja untuk teman dan saudara yang belum beruntung datang ke Jogja. Kemarin, saya bersama teman-teman dari Komunitas Blogger Jogja (KBJ) diundang ke acara pembukaan Jendela Jogja, sebuah tempat nyaman untuk memilih buah tangan mengesankan khas Jogja.
Jendela Jogja didirikan oleh tiga ibu cantik dan ramah, Hj Dyah Suminar, Ibu Titin dan Ibu Dina.
Jika teman-teman pernah mendengar nama Ibu Dyah, beliau adalah istri dari walikota Jogja terdahulu, Bapak Herry Zudianto. Pak Herry sendiri juga datang memberikan support pada istri tercinta. Beliau bertindak sebagai tuan rumah yang baik, yang tak segan menuruti keinginan tamu untuk foto bersama. Emm... tepatnya kami sih tamu yang dimaksud. Hehehee. Keluarga pak Herry memang dikenal sebagai pengusaha yang tangguh. Sebelumnya bu Dyah sudah memiliki group Margaria, brand yang telah melekat pada masyarakat Jogja. Putri beliau juga pengusaha yang sukses dengan Kado Kita, Mom in Style dan sebagainya.
![]() |
Para pendiri Jendela Jogja menyambut tamu dan membuka acara. GKR Condrokirono ada difoto kanan bawah, mengenakan busana batik warna coklat. |
Dengan tagline Melihat Jogja Disini, Jendela Jogja memajang kerajinan tangan, kain, pakaian dan kuliner khas Jogja. Jendela Jogja menempati bangunan dua lantai, dimana lantai dua akan difungsikan sebagai restoran. Tentu saja kami juga makan siang di lantai dua tersebut. :) Jendela Jogja terletak di Jl Gedong Kuning, dekat dengan Ring Road Timur, sehingga teman-teman mudah mengakses dan mencarinya. Jika dari arah Jogja, Gembira Loka terus ketimur sampai bertemu dengan perempatan, lalu belok kanan. Jika teman-teman dari arah Solo, jembatan Janti belok kiri sampai bertemu dengen perempatan lalu belok kanan sampai bertemu pertigaan JEC, belok kiri lalu lurus ke selatan sampai bertemu Jendela Jogja.
![]() |
Tari Nirbaya yang heboh sebelum pintu Jendela Jogja dibuka. Tampak teman-teman dari KBJ sedang membongkar hasil rebutan souvenir. |
Sebagai tuan rumah, bu Dyah, bu Titin dan bu Dina menyambut sendiri kedatangan para tamu dengan ramah di dekat pintu masuk. Setelah pidato selamat datang dari tuan rumah, wakil dari disperindakop mengharapkan IKM (Industri Kecil Menengah) dapat memanfaatkan dengan baik kerjasama yang telah dijalin dengan Jendela Jogja. Jendela Jogja membuka banyak kesempatan bagi pengrajin di sekitarnya untuk memasarkan produk-produk unggulan.
Pembukaan pintu secara resmi dilakukan oleh GKR Condrokirono yang mewakili ibunda GKR Hemas.
Dalam acara pembukaan tersebut tampil pula peragaan busana koleksi busana batik produksi Margaria yang juga bisa didapatkan di Jendela Jogja. Busana batik yang diperagakan bermotif klasik dengan potongan yang rapi dan anggun, sesuai dengan karakter Jogja. Para peraganya cantik-cantik dan ganteng-ganteng.
![]() |
Busana koleksi Margaria yang bisa didapatkan di Jendela Jogja |
Acara makin meriah dengan tarian Nirbaya, yang terinspirasi dari tari edan-edanan yang ada di Kraton Ngayogyakarta. Dua penari dengan make-up edan-edanan (seperti orang gila) bergerak energik dan lucu. Mereka memanggul dua bakul yang berisi berbagai souvenir seperti yang ada di Jendela Jogja. Tarian ini secara simbolik dimaksudkan untuk menolak bala, agar Jendela Jogja laris tanpa halangan berarti. Tarian ditutup dengan rebutan souvenir sebagai simbol berbagi berkah. Rupanya, para tamu (terutama ibu-ibu) sudah sering menghadiri acara yang ada edan-edanannya begini sehingga dengan sigap ngalap berkah meraup banyak souvenir. Saya sendiri malah kesenangan melihat mereka berebut dan sibuk memfoto, akhirnya tidak kebagian.
Begitu kita masuk Jendela Jogja, disebelah kanan adalah favorit saya, yaitu berbagai kue basah dan kering. Selain untuk oleh-oleh, bagus juga untuk parcel menengok orang sakit atau ulang tahun. Di sebelah kiri adalah angkringan kobar (Kota Baru). Angkringan ini aslinya ada dekat Kridosono dan langganan saya kalau siang. Tapi kemarin saya nggak jajan, kan mau dijamu maem di lantai dua. Hihiihii.... Disebelahnya ada kereta kencana seperti yang biasa disewa untuk city tour itu. Di tengah ada replika Tugu Jogja. Nah, yang males nunggu lalu lintas sepi untuk foto di Tugu, bisa foto disini. Setelah itu kami masuk ke area display yang lebih luas yang berisi berbagai kerajinan dan pakaian batik.
![]() |
Suasana didalam ruang belanja Jendela Jogja |
Meski undangan hari itu untuk menghadiri pembukaan Jendela Jogja, tapi ibu-ibu yang hadir langsung meraih tas belanja yang telah disediakan dan langsung memborong berbagai produk yang dipajang.
Jendela Jogja
Jl. Gedong Kuning No.161A
Juru Genthong, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta
Telpon 0274 4536229
Whatsapp 081568213000
www.jendelajogja.co.id
Twitter, Facebook, Instagram: @JendelaJogjaID
21 comments for "Jendela Jogja, Melihat Jogja Disini"
itu yang motif batik dari margaria itu apik yang buat cowok mbaa
kira2 ada yang cocok buat kepribadianku ngga ya, haalaaah
Aku kudu mronooo...
Pengen banget ke Jogja lagi... tapi, kaapan yaaa :((((
kalau jalan gedong kuning samar-samar diingatan mbak lusi...
wah... sudah kepengen sekali main lagi kesana ini.....
eh...batiknya murah-murah nggak mbak Lusi..?? he he..
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.