Blogger Secepat Wartawan Media Elektronik?
Beberapa kali saya mendapati blogger yang bekerja secepat wartawan media elektronik.
Berhubung ngeblog itu tidak ada sekolahnya, jadi dari mana lagi kita belajar kalau tidak dari menyimak blogger lain yang lebih mumpuni? Banyak cara yang kita sudah lakukan untuk menjadi blogger yang lebih baik, antara lain menyimak etos kerjanya yang biasanya terlihat di akun media sosialnya, secara langsung melalui pelatihan yang banyak digelar, melalui sesi sharing yang diadakan beberapa kalangan, maupun kelas online. Salah satu yang sering pula saya lakukan adalah stalking seleb blog.
Tentu tak sembarang seleb blog yang saya stalk karena akhir-akhir ini banyak yang confused antara blogger dan buzzer. Ada yang datang terus ke event sebagai blogger tapi tak pernah atau jarang sekali ngeblog.
Suatu sore saya membuka laptop dan melihat timeline twitter penuh dengan livetweet suatu event. Tak lama kemudian acara selesai dan pemenang livetweet sudah diumumkan. Saya sendiri membiarkan tweetdeck tetap jalan sementara beralih ke tab lain untuk ngeblog. Setelah rampung, saya kembali ke timeline dan takjub melihat link update seorang seleb blog yang berisi reportase event tadi. Wow, cepat sekali!
Jadi yang dilakukan blogger tersebut adalah, mampir entah dimana setelah event selesai, mungkin di tempat umum atau cafe, lalu membuat reportase, baru kemudian pulang.
Kemunculan link reportase blogger tersebut bersamaan dengan munculnya link-link dari media elektronik yang wartawannya datang ke acara tersebut. Media elektronik memang dituntut untuk sesegera mungkin menyebarkan berita paling aktual karena sifat distribusinya yang lebih simple dan harus sejalan dengan gaya hidup masakini yang serba cepat. Wartawan tidak harus kembali ke kantor untuk menulis reportase.
Ini saya bandingkan dengan diri sendiri yang selesai event biasanya masih belum bisa move on, masih sibuk memilih-milih foto untuk disebar. Reportase-nya sendiri kapan dikerjakan? Ya, ntar kalau sudah selo. Mungkin ini beda besar antara blogger profesional dan blogger opportunist.
Salut melihat etos blogger tersebut, sebut saja Bunga, membuat saya bertekad untuk menirunya. Sebenarnya ini sudah agak terlambat karena beberapa kali saya dihadapkan pada posisi yang sulit. Contohnya, belum lagi reportase suatu acara ditulis, ada permintaan artikel bersponsor. Padahal dua pihak tersebut merupakan kompetitor, tidak mungkin artikelnya saya publikasikan berurutan untuk tema yang hampir sama. Sedangkan jika permintaan artikel saya penuhi, berarti reportasenya mengalami penundaan yang terlalu lama. Jadi, penting sekali untuk tidak pernah menunda pekerjaan.
Kehadiran seleb blog di event janganlah membuat kita antipati dengan prasangka macam-macam.
Dari mereka kita bisa belajar etos kerja. Beberapa kali saya beruntung menang lomba dan pergi bareng para blogger profesional membuat saya mengakui energi yang mereka miliki. Mereka tak pernah menunda untuk membuka laptop dan membagi acara hari itu. Ngeblog menjadi kegiatan yang mengalir begitu saja. Tak perlu lama-lama menatap dashboard kosong untuk mengumpulkan ide. Hasil ngeblog cepat itupun tidak sembarangan. Jumlah kata terjaga, dilengkapi dengan foto yang bagus, bahkan juga video. Meski ngeblog dari smartphone bukan hal aneh, tapi mereka selalu siap dengan laptop untuk menghasilkan artikel yang profesional.
Sebagai tahap awal, mungkin saya bisa melakukan satu hal penting diatas, yaitu tidak pernah lagi menunda pekerjaan. Minimal tidak lebih dari 24 jam setelah event.
29 comments for "Blogger Secepat Wartawan Media Elektronik?"
Basicku padahal jurnalistik ya, tapi saat jadi blogger, lupa semua :D
Kayaknya kudu diterapkan nih etos seperti itu, biar makin banyak job #eh
trus skrg mulai nulis di blog, perbedaannya jauuuh pake banget. abs ada undangan acara, paling cepet 2 hari ditulis. itu juga kalo ga ada kerjaan segunung di kantor. lha wong ngerjainnya numpang komputer di kantor. kenapa? karena kalo di rumah, sudah punya perjanjian sama suami, gak boleh buka laptop.. hahaha..
jadi bener banget yg ditulis mba lusi, mestinya blogger sama jurnalis, bisa seiring sejalan, kalo mau jadi blogger yg serius. tapi nyatanya akuh tak sangguuuuuuup...
Muty br belajar dr dasar untuk jd blogger, belum setingkat kualitasnya mbak Lusi...
Aah pokoknya mbk Lusi sesuatuuu....
Kudu beljar dr mbak..
Nah kalo aku trus disebut apa ya...blogger abal2 juga bukan? nulisnya jarang2 huh !
Terimakasih mba.. tulisannya sbg pemicu ayooo tambah speed-nya,
... tulis saja langsung ..just do it.
Tapi emang sih blogger profesional itu emg sesuai namanya, ya mereka pofesional.
Hyaaah gimana yah. Acara selalu ada di Surabaya. Sedangkan rumah di Gresik. Trus tepar dulu, lama-lama terbengkalai. Yah mulai saat ini coba deh nyempetin ke tempat selo kayak perpus, kali aja bisa. :)
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.