Konten Organik Blogger Traveller Dalam Bingkai Cerita Eka
Apakah teman-teman pusing dengan berbagai teknis ngeblog dengan segala angka-angka dramanya?Meski kita semua tahu bahwa cara ngeblog itu bebas terpulang dari tujuan masing-masing, namun nyatanya setiap ada blogger yang memunculkan sebuah teori untuk membuat blog kita menonjol atau setiap ada perkembangan algoritma atau kebijakan perbloggingan, langsung saja banyak yang panik, cemas, diskusi panjang lebar dan terus menerus mempertanyakan keeksisan blog milik sendiri. Kopdar santai dengan Eka beberapa hari lalu memberikan wawasan cara ngeblog yang memadukan tanggung jawab dan jati diri.
Nama lengkap Eka, sampai sekarang saya tidak tahu, tapi sepertinya Eka adalah nama aslinya. Dan saya juga nggak pengin tanya. Hahahaaa.... Lebih akrab memanggil dengan nama ngetopnya. Secara maya, saya sudah tahu Eka sejak lama dan sering ke blognya ceritaeka.com. Setahu saya, Eka adalah seorang blogger traveller. Baru kemarin paham kalau Eka justru memulainya dengan menulis cerita fiksi di blog. Fakta itulah yang membuat catatan perjalananya memiliki ciri khas.
Dalam menuliskan perjalanan, Eka sering melakukannya dari sudut sentimentil. Cara bertutur Eka begitu mengalir seakan begitu saja merasuk kedalam hati pembacanya. Tak ada kata yang berlebihan meski fokus mengupas tuntas obyek yang sedang didatanginya. Tak ada pula kalimat bombastis tapi kita bisa merasakan keterpukauannya akan obyek tersebut.
Eka termasuk salah satu blogger senior yang mampu menjaga citra dirinya sebagai blogger ditengah kesibukan bekerja sebagai PNS, baik dimata brand maupun pembacanya. Banyak blogger merangkap buzzer yang akhirnya terperangkap dalam dunia buzzer media sosial sehingga malas ngeblog. Banyak pula yang keasikan job review yang akhirnya hanya ngeblog untuk mereview. Namun, Eka mengatakan bahwa tak ada salahnya juga jika mengambil spesialisasi job review asal dengan tegas dideklarasikan demikian. Kita sering juga kan sengaja mencari review sebuah produk jika akan membeli suatu barang. Blog travelling pun memiliki berbagai spesialisasi, dengan tips sebagai tema paling favorit.
Baca juga: Obralobrol Demi Konten Blog, Video dan Foto
Baca juga: Obralobrol Demi Konten Blog, Video dan Foto
Eka memiliki lima pegangan yang mendasari semua artikelnya, yaitu:
- Apa yang dilihat
- Apa yang didengar
- Apa yang dirasakan
- Apa manfaatnya bagi orang lain
- Apa manfaatnya bagi diri sendiri
Lima prinsip tersebut mampu mendatangkan 2000-3000 page views setiap harinya secara organik tanpa banyak trik yang sering dengan heboh ingin kita kuasai semua. Dengan pengunjung yang stabil, Eka mampu menarik perhatian brand tanpa harus setiap saat memelototi media sosial atau komunitas untuk mendaftarkan blognya jika ada penawaran job. Itu tidak mungkin dilakukannya karena waktunya sudah tersita oleh pekerjaan lain. Eka juga tidak pernah mengirimkan proposal kepada pengelola hotel, restoran atau tempat wisata seperti yang banyak dilakukan oleh blogger traveller. Eka mengatakan bukan karena dirinya tidak butuh, melainkan karena takut tidak bisa memenuhi jadwal yang diberikan brand berhubung masih bekerja sebagai PNS.
Statistik memang sangat penting, tapi kita tidak harus jadi ahli dalam persoalan statistik blog untuk menarik perhatian brand. Blog yang sudah memiliki "nama" sebagai buah dari konsistensi tak perlu menunjukkan statistik yang rumit dalam portofolionya. Jalan untuk sampai kesitu dicapai Eka dengan lima pegangan diatas. Dalam eksekusinya, Eka tidak bisa melakukannya dengan terburu-buru. Dia butuh waktu untuk mengendapkan apa yang diperoleh selama perjalanan dan memilih foto yang sesuai. Selama perjalanan, Eka berusaha tidak ngeblog dan memilih menikmati perjalanan tersebut.
Agar blognya tetap menarik, Eka berusaha memberi jarak sekitar 4-5 artikel antar postingan berbayar. Misalnya hari ini Eka menulis sebuah postingan berbayar, maka 4 postingan berikutnya adalah postingan murni karena ingin bercerita tentang perjalanannya. Baru setelah itu Eka menulis postingan berbayar lagi. Eka juga tidak bersedia artikel berbayarnya diedit brand karena akan menghilangkan jati dirinya di blog tersebut.
Dalam melakukan review, Eka berusaha menjalin hubungan baik dengan PR (public relation) tempat tersebut. Jika ada pelayanan yang kurang memuaskan, Eka akan memberitahukannya ke PR tersebut dan menulisnya di blog dalam bahasa yang halus agar pembaca juga mengantisipasi. Jadi, brand mendapatkan feedback yang bisa dijadikan bahan perbaikan, sedangkan pengunjung bisa mendapatkan informasi, tanpa ada yang merasa dirugikan. Eka juga memberikan ide kepada PR, tidak hanya mencari kurang lebihnya saja. Misalnya tentang porsi menu yang lebih sesuai agar pengunjung lebih mudah memilih dan restoran mendapatkan keuntungan dari lebih banyaknya variasi menu yang dipesan.
Masih banyak yang diceritakan Eka, tapi begitulah garis besarnya, mengingat ini ngobrol santai, tidak ada kultwit dan tidak ada catatan. Eka sangat mencintai Jogja hingga sempat berkaca-kaca ketika menceritakan kerinduannya pada Jogja. Kapan pulang lagi ke Jogja, Eka?
34 comments for "Konten Organik Blogger Traveller Dalam Bingkai Cerita Eka"
Terima kasih mba sharenya :)
tipsnya mirip2 kaya mba eka..
dan iyes, aku setuju mbaa.. ngeblog ngeblog aja, gak perlu itung2an angka.. karena semua yg dimulai dari hati, pasti akan ada yg 'mengikuti" :D
Anw senang ketemu teman-teman KEB plus Mas Jarwadi kemarin ^_^ Ma kasih yaaa. Semoga bisa ketemu lagiii. Dan sukses Inacraft-mu!
Anw, yang gak mau diedit itu review resto atau hotel Mak Lus. Karena itu personal banget dan biasanya based on experience, lha kalo diarahkan di mana letak personalnya? :D Kalau review lain masih memungkinkan di-edit brand kok. Hehehe
Mba Eka aku belum kenal :D tapi udah sering baca namanya..aku coba kenalan
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.