Beginilah Jika Mamah-mamah Shop Till Drop di Inacraft 2016


Inacraft memang sudah kondang sebagai surga belanja kerajinan bagi masyarakat Jakarta. Kerajinan ini penjabarannya sangat luas, tidak hanya yang bernilai seni tinggi semacam lukisan atau rekayasa limbah, tapi juga pernik interior yang sedang ngetren dan produk fashion berciri etnik. Jadi bisa dibayangin kan, bagaimana tumplek bleknya pengunjung mencari produk-produk terbaik Indonesia?

Sebenarnya sih saya sudah beberapa kali ke Inacraft. Dulu ketika perusahaan tempat saya bekerja menjadi peserta, saya kesana cuma menengok saja, lantaran bidang saya ekspor, sedangkan konsep Inacraft adalah berjualan ritel. Setelah saya punya Ladaka Handicraft, saya sempat datang juga untuk melihat tren dan networking. Di Inacraft 2016 ini saya datang bersama sahabat saya sebagai peserta yang menggelar lapak. Seru!

Tadinya kami sempat ragu memperkirakan berapa banyak barang yang harus kami bawa mengingat tren yang sudah berubah dan kondisi ekonomi saat ini. Akhirnya kami membawa jauh lebih banyak dari yang disarankan oleh Kemenkop sebagai sponsor kami. Itupun di akhir pameran ternyata kurang banyak. Bagaimana cara membawa barang sedemikian banyak untuk stan sekecil itu, nanti saya ceritakan caranya di postingan-postingan lain. Ternyata minat belanja (tepatnya nafsu belanja) masyarakat masih sangat tinggi, tidak hanya dari Jakarta, tapi dari daerah dan negara lain. Saya sempat bertemu pula dengan teman-teman sesama pedagang mall dulu di Pekanbaru, yang sengaja kesitu untuk melihat tren.

Kebetulan kami mendapat stan yang sangat strategis di hook dekat pintu keluar masuk sehingga bisa melihat lebih jelas keramaiannya. Kalau sudah ramai sekali, saya malah menunduk mainan hp atau ngobrol dengan stan sebelah karena pusing kepala ikut menoleh kekanan kekiri mengikuti arus orang. Kalau sedang ada pembeli, tentu tidak mempedulikan lalu lintas manusia.

Dan, sekalinya mengamati, ada saja adegan mamah-mamah shop till drop yang membuat bengong plus melongo. Sudah sering melihat para mamah gila-gilaan belanja, tapi yang di Inacraft ini bikin saya selalu garuk-garuk dahi melihatnya, padahal cuma melihat, bukannya ikutan belanja.

Nggak ada yang istimewa dengan tas trolley. Ini bukan ngomongin tas trolley yang biasa kita temui di pasar kebanyakan, tapi trolley yang ada tas plastik super gede yang biasa dibawa para pedagang yang kulakan di Tanah Abang. Itupun masing-masing menarik sendiri-sendiri. Misalnya ada satu mamah dengan dua anak, berarti ada 3 trolley yang digeret oleh masing-masing anggota keluarga. Jadi, tas trolley di Inacraft 2016 itu nggak ada istimewanya, banyak yang bawa.

Berapa putaran? Ada seorang mamah dan anak gadisnya yang bertanya tempat sholat kepada saya. Mereka sudah membawa tentengan yang cukup banyak dan sebelumnya sudah membeli watch box di stan saya. Saya mengernyit heran melihat beliau balik lagi ke stan saya mengingat luasnya arena pameran. Catat ya, ada 1333 stan dengan luas 25.070 m2. Seperti menangkap keheranan saya, ibu itu menjelaskan, "Heheee.... sudah empat (((EMPAT))) putaran nih mbak, sholat maghrib dulu, nanti dilanjut lagi." 

Sereeet! Sewaktu saya masih punya outlet di mall di Pekanbaru, salah satu syarat yang diwajibkan pengelola adalah trolley yang berfungsi dengan baik agar lantai marmer mall tidak tergores. Jika hendak menambah stock, meskipun kardusnya berat, tetap harus diangkat, tidak boleh didorong diatas lantai. Nah, di Inacraft inilah saya takjub. Seorang mamah menowel saya, minta sedikit tali rafia. Saya pikir untuk mengikat belanjaannya. Ternyata tidak! Rafia itu diikatkan ke kresek di satu sisi, disisi lain dibiarkan memanjang agar bisa dikalungkan di lengan. Lalu, kresek tersebut diseret diatas lantai sepanjang jalan. Ajaib!

Manfaatkan semua alat transportasi yang ada. Alat transportasi ini dari kereta bayi sampai kursi roda manula. Kereta bayi bisa tiba-tiba berubah isi jadi keranjang anyaman yang besar-besar, sementara di bayi digendong. Yang saya salut dari pengunjung Inacraft 2016 adalah banyak yang mengajak seluruh anggota keluarga hingga mau repot-repot mendorong kursi roda para orang tua. Kursi roda para manula dan bayi ini akhirnya malah banyak manfaatnya karena bisa dicanteli macam-macam tas belanjaan. Tak jarang para nenek atau kakek memangku belanjaan yang ringan-ringan. Nyaris seorang mamah yang membeli box goni di stan saya meminta sang ibu memangku box yang cukup besar itu. Setelah lama ragu-ragu, kami semua lega karena si suami menelpon dan meminta mereka menunggu karena akan menjemput. Kan gawat kalau beneran dipangku dan dicandid netizen. Bisa dikira anak durhaka, padahal si mamah itu sangat sayang pada ibunya. Heheee....

Serajin peserta. Ada lo mamah-mamah yang rajinnya nggak kalah seperti peserta alias tiap hari datang, sampai hapal wajahnya. Awalnya saya kira peserta juga, tapi semua peserta diwajibkan mengenakan gelang yang tidak boleh dilepas selama pameran, sedangkan mamah tersebut tidak. Entah dimana rumah mereka. Mungkin juga mereka kulakan atau banyak titipan. Mungkin juga sedang ngisi rumah baru. Hahaaa entahlah.

Adakah teman-teman yang hobi belanja habis-habisan kalau ada pameran seperti ini?

Post a Comment

11 Comments

  1. Hahahah iya mb lusy, kelakuan netijen sekarang ada yang musti diwaspadai salah salah kena paparazi trus disebarin dibikin berita aneh2
    Wah bener juga ya, ternyata itulah fungsi troolley biar mamrmernya aman

    ReplyDelete
  2. Lah itu ibu2 keren amat apal kios yg pernah didatengin. Sy aja puyeng kebanyakan kios disana. Akhirnya ga jd belanja krn gak kebanyakan nyari

    ReplyDelete
  3. kalau aku lebih banyak jalan2 saja dan menikmati kraetifnya orang2 yang memajang pernak pernik yang kece banget. kalau ada yang betul2 aku suka dan dibutuhkan baru aku beli

    ReplyDelete
  4. ajaib banget ya the power of ibu-ibu kalo belanja. tahun ini gak dateng, tp tahun lalu dateng dan iyaaah rame banget. padahal pas masih agak pagian. entah kalo malem, mungkin bakal ngeliat pemandangan yang sama kayak mbak Lusy :D

    ReplyDelete
  5. wow 4 putaran kuat banget ya mbak :)

    ReplyDelete
  6. Luarr biasaa.
    Dan oleh alasan takut kalap itu..saya ga dateng ke inacraft wkwkkw. Secara suka gemes kalau liat kerajinan2

    ReplyDelete
  7. Ide ibu yang ngikat kardus dengan rafia itu boleh deh ditiru kalo belanjaan banyak, hahaha... diseret yaaa :)

    ReplyDelete
  8. waduuuuh sampe segitunya ya mbak Lusi? hahaha.
    Kalo ke pameran aku lebih suka lihat-lihat dulu semua stand dari ujung ke ujung, baru beli barang yang aku suka. Atau pulang dulu, mikir dulu di rumah, besoknya baru balik lagi beli *nggak efisien ya hihihi. Soalnya kalo buru-buru beli, malah nyesel kalo ada barang yg lebih bagus kualitasnya dan harganya ternyata lebih murah :D

    ReplyDelete
  9. Ya ampun mak, seru banget yaa selama inacraft. Dan takjub saya sama orang-orang itu hihihhi kalau ada pamaren sejenis gitu, saya sih nggak tiap hari cuma sehari saja terus dikelilingi dah ahahhaha tapi khusus inacraft, kayaknya nggak bisa sehari deh

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)