Bagaimana Mengatur Konten Blog?
Tema ini sudah lama pengin saya tulis. Tapi saya kebanyakan alasan, sampai-sampai menuduh ketiadaan meja kerja sebagai sebabnya. Tema ini terinspirasi dari Blog Elevated chat, yang kemudian ditekankan lagi oleh Carra di Arisan Ilmu Semarang. Sekarang meja itu sudah ada dan saya kesulitan mencari alasan baru. Ya sudah, saya mulai saja menjalankan ilmu yang saya peroleh dari keduanya. Agar saya mudah memahami, maka saya buat ringkasannya saja disini. Tapi ini baru satu bab loh, tebel banget diktatnya. Hahaaa kidding. Mungkin teman-teman mau sekalian belajar bareng saya, lalu kita praktek bareng. Semoga ada perubahan positif di blog ini.
Meskipun saya pernah dengan arogan bilang tak pernah kehabisan ide, tapi nyatanya sering berlama-lama depan laptop sebelum memutuskan mau nulis apa. Ini sebabnya adalah saking banyak ide jadi seperti benang ruwet. Ide tersebut harus diurai dan dikategorikan menurut takdirnya masing-masing. Nggak ada salahnya sih yang terlintas masak, travelling dan parenting. Tapi pilih yang sesuai dengan momen pada saat itu dan laju artikel lain di blog tersebut. Katakanlah blog lifestyle, berarti nggak bagus kalau saya nulis travelling 5 kali berturut-turut.
Jadi sekumpulan ide harus saya pisah-pisahkan berdasarkan:
- Urgensi. Tema-tema yang urgen untuk ditulis, harus ditulis duluan sebelum jadi adem. Tema-tema urgen tak harus yang sedang kontroversial di masyarakat, momennya pas, tapi juga karena banyak ditanyakan oleh pengunjung blog.
- Tema sesuai dengan blog. Meski di blog ini belum ada placement article tapi bukan berarti saya anti atau perhitungan soal fee, melainkan tema yang disodorkan selama ini tidak ada koneksi dengan blog ini sedikitpun, bahkan sebagiannya lagi tidak menginjinkan saya memilih judul yang sesuai.
- Untuk mentralisir postingan lain. Misalnya 3 postingan sebelumnya adalah iklan, event dan lomba (yang berarti ada iklannya juga), maka karena ini bukan blog 100% reviewer, saya harus membuat postingan lain agar pengunjung tidak eneg, lalu besoknya ogah datang lagi. Meski pengunjung dan komentar tetap banyak, tapi saya harus tahu diri bahwa mungkin saja itu terpaksa sebagai balasan kunjungan saya ke blognya. Apalagi saya memang meniatkan target blog ini bukan untuk sesama blogger tapi untuk pembaca umum, jadi postingan-postingannya juga harus bisa diterima dan dimanfaatkan masyarakat umum, terutama para ibu.
- Curhat pencair suasana. Ketika mulai banyak yang serius menggarap konten blog, disarankan untuk mengurangi curhat. Tahu nggak, makin kesini, blog makin serius dan kaku. Curhat berbalik fungsi menjadi pencair suasana, pelembut materi dan menjadikan blog tersebut manusiawi. Nah, jika sudah banyak nulis tentang teori, tutorial, event, lomba yang penuh dengan pesan, cobalah menulis curhat. Sambutannya akan beda, sekalian buat refreshing.
Timing sangat penting untuk posting artikel. Tiap blogger punya tribe sendiri-sendiri, jadi saya tidak menyarankan kapan waktu yang pas sampai ke detil jamnya meski riset untuk itu ada kalau teman-teman googling. Lagipula riset yang sahih kebanyakan dari luar negeri (Amerika Serikat) dimana waktu orang meleknya beda dengan kita. Teman-teman perhatikan saja pengunjung sendiri. Pernah lo saya posting sampai keesokan harinya baru ada 1 orang komen dan jumlah pengunjung rendah. Karena itu saya tidak memaksakan diri posting baru di jam dan hari tersebut walaupun sudah tidak sabar ingin menyebarkan apa yang saya pikirkan.
Diantara timing yang pas yang patut diperhatikan adalah:
- Perhatikan pengunjung masing-masing, karena waktu senggang para pembaca blog lifestyle akan berbeda dengan pengunjung blog traveller. Nggak perlu memelototi google analytics juga sih kalau nggak pandai melihat angka seperti saya. Jika rajin merawat blog pasti hapal naik turunnya pengunjung blog sendiri. Disclaimer: belajar google analytics tetap wajib ya, penting kalau dapat job dari brand.
- Perhatikan jeda. Misalnya sudah mengincar 3 lomba, jangan semua di-push pas DL. Kalau DLnya berurutan, nggak bagus ya buat tampilan blog jejer-jejer postingan lomba semua. Kerjakan dulu yang paling mudah, lalu disela dengan postingan lain. Yang hadiahnya paling besar, bolehlah diletakkan pas DL. Demikian pula dengan placement article, dimana saya pernah melihat 6 artikel pesanan diposting berurutan setiap hari, dengan redaksi yang kaku seperti pabrik kata tanpa editan. Meskipun saya merasa berhutang blogwalking balik, tapi akhirnya saya kesal dan tidak balik lagi. Jika dia biasa menulis asal-asalan sih mungkin saya tidak terlalu meyayangkan, tapi karena dia blogger yang sangat bagus jadinya malah bikin patah hati.
- Trend. Jika ada yang sedang trend dibicarakan dan kita punya bahannya, cepat-cepatlah diposting sebelum adem. Kalau sudah adem, diskusinya tidak akan seru lagi. Tapi kalau tidak punya bahan yang pas, tidak apa-apa dilewatkan, daripada garing jadinya.
- Momen. Penting banget untuk plan ahead, jangan per hari, tapi paling tidak dilihat seminggu itu bakalan ada peristiwa apa. Lebih bagus lagi kalau bisa bikin editorial calender sebulan. Tapi kalau sebulan sepertinya terlalu berat untuk blog pribadi. Saya harus berterima kasih pada mbak Indah Juli yang mengajari cara membuat planning seperti ini ketika menjadi admin KEB. Nggak harus pakai aplikasi yang canggih, pakai excel atau kalender biasa pun bisa. Misal dalam bulan ini ada hari Kebangkitan Nasional, maka jauh-jauh hari sudah ada rencana untuk membuat postingan tersebut. Jika pas harinya baru ngeh ada hari Kebangkitan Nasional, kebanyakan perlu waktu yang lama untuk bengong dulu didepan laptop mencari judul yang pas untuk tema kebangkitan. Contoh lain lagi, misalnya bulan depan adalah musim PPDB, maka letakkan rencana untuk posting tentang PPDB bulan depan.
Seringkali begitu ketemu tema lalu mencari pendukung postingan, misalnya foto. Tapi tak jarang pula teman-teman bekerja terbalik, punya banyak foto, disusun dulu, baru kemudian dibuatkan narasinya. Terserah saja mau bagaimana tapi yang terus-terusan ditekankan oleh Carra dan tidak pernah saya lakukan adalah membuat kerangka.
Nah, di postingan ini saya mencoba membuat kerangka dulu. Bukan kerangka detil sih, karena susah membuang kebiasaan spontan, melainkan kerangka besarnya saja. Moga-moga kalau nanti bisa membuat kerangka yang lebih detil lagi, artikel di blog ini lebih tertata, tajam tapi tak emosional. Poin-poin kerangka itu saya buat dalam bentuk banner-banner diatas seperti yang dilakukan oleh Blog Elevated. Banner-banner tersebut saya upload semua terlebih dahulu, baru kemudian saya mengetik penjabaran dibawahnya. Luar biasa! Saya mengetik seperti nggak pakai mikir, lebih cepat dari gerakan tangan Lucky Luke.
Nah, jika teman-teman punya pendukung postingan dibawah ini, bisa langsung dimasukkan ke dalam daftar calon konten blog.
- Foto. Satu foto bisa memunculkan satu tema yang layak untuk dijabarkan. Banyak foto lebih bagus lagi, bisa membantu membuat kerangka.
- Press release. Berarti untuk postingan event ya? Nggak selalu. Seringkali jika kewajiban reportase selesai, press release ditumpuk saja atau dibuang. Padahal tak sedikit brand yang menyuarakan berbagai awarness sehingga tidak hanya berbicara tentang produknya saja tapi tentang awarness yang diusungnya. Bagusnya lagi karena dikeluarkan resmi, bahan tersebut disertai dengan data dan hasil penelitian yang bisa digunakan untuk postingan lain.
- Pembicaraan media sosial. Perhatikan untuk tidak asal kutip. Status facebook yang di setting untuk teman sendiri tidak boleh di-screen shoot dijadikan bahan tulisan. Sebaliknya meski path katanya privat, tapi jika di share di twitter yang tidak digembok, sah-sah saja di-capture.
- Quote atau kutipan dan lirik lagu yang jleb. Terutama jika pembaca utama adalah perempuan akan menyukai quote dalam postingan tersebut.
- Video dan gif. Makin banyak vlog saat ini mungkin bisa teman-teman ikuti. Kalau saya masih sedikit menyisipkan di artikel karena belum pandai mengeditnya, masih belajar. Sedangkan gif masih banyak digunakan untuk intermezo agar bahasan yang berat sedikit cair atau benar-benar untuk mendukung postingan lucu.
- Berita. Saat ini banyak berita di media yang muncul karena heboh-heboh di media sosial. Sebaliknya, banyak juga berita media yang jadi sumber inspirasi sebuah konten blog. Misalnya kekejaman yang dialami Yuyun banyak menimbulkan postingan simpati dari teman-teman.
- Postingan lama. Postingan lama bisa dijadikan pendukung untuk postingan baru. Kita bisa menulis kelanjutannya atau perkembangannya. Bahkan ini sangat bagus sebagai blog content builder untuk SEO on page kita.
Baca juga: Arisan Ilmu KEB: Blogging dan SEO
Jika saya sudah membuat strategi blogging yang benar, maka di penutup ini harusnya saya menulis, "Oke ibu-ibu, sampai ketemu lagi di postingan berikutnya tentang ABCD." Tapi berhubungan saya belum membuat plan ahead tadi, ya jadinya saya nggak bisa bilang apa-apa untuk mengajak pengunjung balik lagi kemari. Hiks. Okedeh, bikin yuk! :))
28 comments for "Bagaimana Mengatur Konten Blog?"
makasih ilmunya ya mbk :)
aku ni klo nulis curcolan suka puanjang mpe berepisode episode, e klo dah mentok ke tema srius rasanya buru-buru pengen cepet publish trus ntar bikin postingan curcolan sehari hari lagi egegegge
trus tulisannya menyusul fotonya itu ahahhah
jadi ini aku lagi numpuk stok foto tapi masi malas nulis nya huhu
Kadang emang bingung mau nulis apaan. tapi gak kalah sering udah ada ide terus eksekusinya kurang matang. Makasih sharingnya makluusss :*
Mak lusi keceee badai.
masih susah merubah sifat moody, kalau terencana gitu kok masih merasa terbebani ...parah...
biasanya aku mulai nulis dengan upload foto2 dulu, mulai dari paragraf mana2 aja terserah, abis itu cut paste deh..
trims pencerahannya mak
Pikiran untuk lebih maju sih ada banget tapi susah juga ya prakteknya. Semoga setelah membaca ini saya jadi semakin semangat ngeblog deh :)
Kerangka tulisan emang penting ya mak, biar tulisan kita terarah..
ANyw, tfs again mak :*
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.