Tips dan Trik Menawar Basi Yang Masih Dipraktekkan Para Mamah
![]() |
Picture from pixabay.com |
Coba deh ngobrol dengan para mamah, tanyakan tips dan trik menawar dengan para penjual atau para pedagang supaya mendapatkan harga murah. Rata-rata hampir sama caranya dan itu sudah diturun-temurunkan sampai beberapa generasi. Apakah itu manjur? Kalau konsumen yang ditanya, kemungkinan mereka akan menjawab berhasil karena bahagia itu sederhana, berhasil menawar sekali saja seperti kemenangan bermilyar-milyar. Terlebih karena konsumen hanya melihat keberhasilan dirinya saja, tidak tahu berapa persen yang berhasil dari total konsumen yang melakukan hal yang
sama pada satu penjual. Tapi jika sesekali berada di pihak penjual, kita bisa tahu berapa persen keberhasilannya karena kita melihat semua percobaan yang dilakukan para mamah tersebut.
Jadi di Inacraft 2016 kemarin saya berada di posisi penjual. Itu bukan pertama kali saya berada dalam posisi tersebut karena sebelumnya saya punya pengalaman bertahun-tahun memiliki outlet di mall. Saya tidak pandai menawar dan tidak tega kalau ditawar. Tapi sebagai pemilik usaha tentu saya tidak mau dagangan saya ditawar terlalu rendah. Karena itu saya berlindung dibalik SPG. Jadi, dari situ terlihat bahwa kami, para penjual, sudah mengantisipasi apapun yang diusahakan para mamah. Namun, harap para mamah terus mencoba menawar karena ada kondisi-kondisi tertentu dimana para penjual akan menyerah, bahkan menawarkan diskon-diskon lainnya.
Meski para mamah wajib mencoba menawar demi kesejahteraan dompet, namun ada beberapa tips dan trik yang sering mamah coba tapi sebaiknya dicarikan alternatif lain karena kurang efektif.
Jadi kenapa kalau bisa bicara bahasa daerah yang sama? Ini adalah trik yang paling dipuja para shopaholic. Trik ini mampu mencairkan percakapan antara penjual dan pembeli. Tapi apakah membuatnya berhasil mendapatkan harga semurah mungkin? Belum tentu. Kalaupun ada prosentasenya pastilah kecil, karena penjual sudah menghitung mark-up tiap dagangannya untuk menutup biaya operasional. Umpamanya saya menjual batik Pekalongan, lalu semua orang Pekalongan yang bicara dengan logatnya di outlet saya minta diskon dan saya kabulkan, berarti saya tidak sedang berniaga melainkan sedang menyumbang.
Jadi kenapa kalau temenan? Adalah pendiri alibaba.com, Jack Ma, pebisnis Asia paling sukses, yang menyarankan untuk tidak menjual pada teman atau saudara karena permintaan diskon yang berlebihan. Kutipan Jack Ma ini kemudian diadopsi oleh para motivator. Jangan lupa mencatumkan sumbernya ya, coach. Benarkah mamah-mamah suka minta diskon berlebihan pada teman-teman pedagang? Tak ada salahnya sih dicoba. Tapi banyak pula pedagang yang menerapkan tingkatan pada pertemanan. Itu tercermin dari berapa persen diskon yang mamah dapat. Semakin akrab, mungkin diskonnya semakin banyak. Yang jelas, ada margin yang dipertahankan diatas HPP (harga pokok penjualan) sehingga penjual tetap untung. Jadi tak perlu tiba-tiba sok akrab untuk mendapatkan harga murah, karena beginilah bunyi dalam hati penjual, "Siapa elu?"
Jadi kenapa kalau lapak sebelah lebih murah? Salah satu trik yang sering diucapkan dengan nada yang pedas oleh konsumen adalah dengan mengatakan bahwa lapak sebelah lebih murah. Kata-kata ini menohok dan malah bikin kesal penjual lo, mah. Bukannya dapat murah, malah dijawab dengan muka asem penjual. Jika memang lapak sebelah lebih murah, sebaiknya ditanyakan dengan baik mengapa begitu. Seringkali ada dua barang yang tampak sama tapi sebenarnya memiliki kualitas yang berbeda. Berilah kesempatan pada penjual untuk menjelaskannya agar harga yang lebih tinggi itu jadi masuk akal.
Ada kejadian menarik selama Inacraft 2016 kemarin. Ceritanya suatu siang seorang perempuan memborong 32 buah kerajinan miniatur dari stan sebelah. Malamnya, seorang pengunjung ngotot minta diskon ke stan sebelah karena barusaja dia membeli barang yang sama tapi harganya lebih murah di stan lain. Dia ingin membeli lagi yang serupa karena di stan sebelumnya sudah habis. Setelah mengamati, penjual stan sebelah mengklaim bahwa miniatur yang dibeli murah itu adalah buatannya karena tak ada yang bisa membuatnya selain dirinya. Tentu saja pengunjung tersebut tidak percaya. Masa pembuatnya malah menjual lebih mahal, sedangkan yang kulakan dengannya bisa menjual lebih murah. Logikanya dimana? Tapi setelah dipikirkan, itu bisa saja terjadi dengan asumsi miniatur tersebut dijadikan semacam bonus untuk pembelian produk lain. Entahlah.
Jadi kenapa beli kalau barangnya jelek? Trik basi mamah lainnya adalah dengan menjelek-jelekan produk yang akan dibelinya. Misalnya, produk tersebut sudah kuno, kotor, reject dan sebagainya. Mata penjual sudah terlatih untuk melihat dari sisi pembeli. Maka apa yang dilihat pembeli akan dilihatnya juga. Karenanya tak perlu membesar-besarkan suatu kekurangan untuk mendapatkan harga murah. Jika memang ada cacat, tunjukkan saja. Biasanya penjual punya hitungan khusus untuk stok lama atau barang rusak akibat kesalahan distribusi. Paling tidak kembali modal jika tak bisa untung.
Jadi kenapa nawar kalau sudah tahu laris? Ini juga berdasarkan kejadian di Inacraft. Masih cerita tentang stan sebelah yang laris luar biasa sampai pemesan sket wajah harus mengambil hasilnya keesokan harinya. Mas-mas di stan tersebut seringkali terlambat makan dan mengaku tidak tidur karena sibuk mengerjakan pesanan agar bisa selesai sebelum pameran berakhir. Pada saat itu ada mamah-mamah bawel yang cara menawarnya memberondong seperti senapan otomatis. Tentusaja kami semua tertawa setelah mamah tersebut pergi, Jangankan nawar, yang jelas-jelas pesan saja belum tentu bisa diselesaikan tepat waktu. Observasi singkat dulu sebelum menawar.
Jadi kenapa kalau temenan? Adalah pendiri alibaba.com, Jack Ma, pebisnis Asia paling sukses, yang menyarankan untuk tidak menjual pada teman atau saudara karena permintaan diskon yang berlebihan. Kutipan Jack Ma ini kemudian diadopsi oleh para motivator. Jangan lupa mencatumkan sumbernya ya, coach. Benarkah mamah-mamah suka minta diskon berlebihan pada teman-teman pedagang? Tak ada salahnya sih dicoba. Tapi banyak pula pedagang yang menerapkan tingkatan pada pertemanan. Itu tercermin dari berapa persen diskon yang mamah dapat. Semakin akrab, mungkin diskonnya semakin banyak. Yang jelas, ada margin yang dipertahankan diatas HPP (harga pokok penjualan) sehingga penjual tetap untung. Jadi tak perlu tiba-tiba sok akrab untuk mendapatkan harga murah, karena beginilah bunyi dalam hati penjual, "Siapa elu?"
Jadi kenapa kalau lapak sebelah lebih murah? Salah satu trik yang sering diucapkan dengan nada yang pedas oleh konsumen adalah dengan mengatakan bahwa lapak sebelah lebih murah. Kata-kata ini menohok dan malah bikin kesal penjual lo, mah. Bukannya dapat murah, malah dijawab dengan muka asem penjual. Jika memang lapak sebelah lebih murah, sebaiknya ditanyakan dengan baik mengapa begitu. Seringkali ada dua barang yang tampak sama tapi sebenarnya memiliki kualitas yang berbeda. Berilah kesempatan pada penjual untuk menjelaskannya agar harga yang lebih tinggi itu jadi masuk akal.
Ada kejadian menarik selama Inacraft 2016 kemarin. Ceritanya suatu siang seorang perempuan memborong 32 buah kerajinan miniatur dari stan sebelah. Malamnya, seorang pengunjung ngotot minta diskon ke stan sebelah karena barusaja dia membeli barang yang sama tapi harganya lebih murah di stan lain. Dia ingin membeli lagi yang serupa karena di stan sebelumnya sudah habis. Setelah mengamati, penjual stan sebelah mengklaim bahwa miniatur yang dibeli murah itu adalah buatannya karena tak ada yang bisa membuatnya selain dirinya. Tentu saja pengunjung tersebut tidak percaya. Masa pembuatnya malah menjual lebih mahal, sedangkan yang kulakan dengannya bisa menjual lebih murah. Logikanya dimana? Tapi setelah dipikirkan, itu bisa saja terjadi dengan asumsi miniatur tersebut dijadikan semacam bonus untuk pembelian produk lain. Entahlah.
Jadi kenapa beli kalau barangnya jelek? Trik basi mamah lainnya adalah dengan menjelek-jelekan produk yang akan dibelinya. Misalnya, produk tersebut sudah kuno, kotor, reject dan sebagainya. Mata penjual sudah terlatih untuk melihat dari sisi pembeli. Maka apa yang dilihat pembeli akan dilihatnya juga. Karenanya tak perlu membesar-besarkan suatu kekurangan untuk mendapatkan harga murah. Jika memang ada cacat, tunjukkan saja. Biasanya penjual punya hitungan khusus untuk stok lama atau barang rusak akibat kesalahan distribusi. Paling tidak kembali modal jika tak bisa untung.
Jadi kenapa nawar kalau sudah tahu laris? Ini juga berdasarkan kejadian di Inacraft. Masih cerita tentang stan sebelah yang laris luar biasa sampai pemesan sket wajah harus mengambil hasilnya keesokan harinya. Mas-mas di stan tersebut seringkali terlambat makan dan mengaku tidak tidur karena sibuk mengerjakan pesanan agar bisa selesai sebelum pameran berakhir. Pada saat itu ada mamah-mamah bawel yang cara menawarnya memberondong seperti senapan otomatis. Tentusaja kami semua tertawa setelah mamah tersebut pergi, Jangankan nawar, yang jelas-jelas pesan saja belum tentu bisa diselesaikan tepat waktu. Observasi singkat dulu sebelum menawar.
Meski kurang efektif, ada saja mamah yang memaksakan tips dan trik itu. Tahu nggak, mama kelihatan kikuk lo dimata penjual. Jadi, tinggalkan cara-cara lama dalam menawar. Cara barunya bagaimana? Itu masih rahasia ya. Kalau dibongkar ntar saya bisa dirajam teman-teman penjual dong.
37 comments for "Tips dan Trik Menawar Basi Yang Masih Dipraktekkan Para Mamah"
Tapi setelah pasar Johar kebakaran, saya belum menemukan pedagang itu sekarang berada dimana, krn para pedagang sudah dipindah :(
Tapi kalau disuruh nawar di pasar, asli saya ndak bisa :)
Kadang tergantung derajat kebutuhan juga, klo butuh bnget..tanpa nawarpun bisa. Tp klo barang nggak penting..tapi kok bagus...coba ditawar dulu dari level terendah...kena syukur, nggak gpp..he..he
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.