Outgoing Introvert, Ketika Online dan Offline Tak Sama

Dalam pergaulan, kita mengenal introvert dan extrovert, tanpa menyadari bahwa ada yang berada diantara keduanya, yaitu outgoing introvert.

outgoing introvert
Pic by pexels.com

Outgoing introvert sering disalahmengertikan karena orang cuma mengharapkan hitam dan putih, padahal ada abu-abu. Tapi itu sama sekali bukan masalah bagi orang yang outgoing introvert. Yang sering jengkel dengan area abu-abu ini biasanya justru orang-orang extrovert karena mereka tidak tahu bagaimana mengantisipasi sikap outgoing introvert yang sepertinya sama terbukanya dengan mereka tapi mereka tidak bisa masuk dalam pikiran orang outgoing introvert. Tak jarang sikap seperti itu dianggap munafik, suka bersandiwara, tidak apa adanya dan sebagainya yang tidak bagus. Mereka sering disalah-artikan sebagai seorang extrovert, tapi begitu anggapan itu tidak terbukti, mereka dianggap memanipulasi.

Sebenarnya kepribadian manusia masih diiris-iris lagi menjadi berbagai sifat. 

Abu-abu saja ada 50 lapis kan? Kata film 50 Shades of Grey. Hahaaa.... Makanya hindari men-generalisasi. Yang menyadari dirinya punya kepribadian seperti ini, kamu tidak sendiri, jumlahnya sangat banyak dengan tingkatan yang berbeda.

Outgoing introvert pun ada yang kebangetan yang disebut sebagai ambiverts

Nah, coba yuk kita lihat seperti apa ciri-ciri mereka, yang diambil dari beberapa sumber online dan kehidupan nyata. Apakah kamu seperti itu? Jika iya, gunakan untuk instropeksi diri. Meskipun sangat sulit karena dorongannya sangat kuat, setidaknya sudah mencoba.

1. Bukan Anti Sosial, Hanya Butuh Waktu Sendiri
Mereka suka menghadiri undangan-undangan, bahkan suasana jadi meriah berkat kedatangan mereka. Mereka mudah bergaul dan ramah. Ajakan untuk bertemu lebih lanjut akan berdatangan. Tapi tunggu! Akibat dari itu semua tidak mudah bagi mereka. Akan ada peperangan batin antara ingin berada dalam sebuah pertemanan yang lebih akrab atau mager (malas gerak) saja dirumah. Ini bukan berarti mereka tidak menyukai orang tersebut, melainkan mereka hanya butuh energi lebih banyak dibandingkan  orang lain untuk berada dalam pertemanan yang konstan. Yang dia butuhkan hanya waktu untuk recharge setelah pertemuan sebelumnya, tapi orang dengan mudah menganggapnya mendadak dingin karena tiba-tiba menghilang untuk waktu yang lama.

2. Cocok Dengan Media Sosial.
Media sosial adalah sarana ideal bagi mereka karena bisa mengkombinasikan 2 hal: bersikap gaul dan langsung bisa menyendiri jika perlu. Mereka punya kendali penuh atas situasi. Jika butuh waktu sendiri, tinggal logout tanpa perlu menyiapkan banyak alasan.

3. Tidak Menyukai Kesunyian
Meski membutuhkan porsi untuk sendiri lebih banyak dari orang lain, mereka tidak menyukai kesunyian dan kesepian. Mereka akan membunyikan apapun, TV, radio dan sebagainya tanpa bermaksud menyimak, hanya agar ada suara yang membuat mereka tidak merasa sendiri. Mereka senang dikelilingi orang dekat tapi yang bisa membiarkannya sendiri dalam jarak pandang. Mereka nyaman berada di cafe yang tenang, dimana dia bisa bekerja atau membaca, dengan beberapa orang tak dikenal disekeliling yang tidak mengganggunya. Dengan kata lain, mereka tidak suka didekati, tapi juga tidak mau sendiri.

4. Ingin Diam, Tapi Sulit
Tak seperti orang introvert yang pendiam, mereka sulit diam. Mereka tidak menyukai situasi janggal. Jika ada orang yang terlihat tak dianggap dalam sebuah group, dialah yang akan sibuk dan berusaha membuat semua orang terlibat. Sulit diam tidak hanya dalam sikap, tapi juga dalam pikiran. Mereka senang melempar ide-ide karena pikiran mereka selalu penuh dan perlu dikeluarkan. Tapi tak semua langsung dieksekusi. Seringkali ide-ide itu hanya terbang begitu saja atau justru dimanfaatkan orang lain karena kepribadian introvert kembali menarik mereka kedalam. Jadi, jangan percaya dengan ide-ide gila petualangannya karena tak jarang hanya sebagai ide besar tapi pada akhirnya mereka akan memilih sendiri di tempat nyaman, seperti rumah, cafe, perpustakaan dan sebagainya.

5. Tidak Suka Stuck
Mereka tidak suka stuck baik dalam pekerjaan maupun pertemanan. Dalam pekerjaan, mereka sering ditempatkan sebagai buldozer, hanya sebagai pembuka jalan dan setelah itu harus ada tim lain yang melanjutkan karena energi mereka mudah terkuras dengan intensitas seperti itu. Jika ada kemandekan dalam organisasi, dialah yang akan dengan tak sabar mengganggu ketenangan orang lain agar melakukan sesuatu. Dalam pertemanan, mereka akan resah jika harus secara konstan sepakat dengan teman-temannya, karena itu berarti orang lain memegang kendali atas dirinya yang membuatnya tak nyaman. Orang lain menyebut hubungan yang demikian sebagai setia kawan. Mereka menyebutnya "stuck". 

6. Tidak Suka Basa-basi
Sepertinya semua orang tak suka basa-basi. Tapi level tak suka basa basi mereka berbeda. Jika bagi orang lain basa-basi sekedar dianggap buang-buang waktu, bagi mereka ini masalah yang lebih serius, yaitu menghabiskan energi. Contohnya begini. Dalam status ulang tahun teman sudah ada 50 orang yang mengucapkan selamat, mereka dengan begitu saja akan melewatkan ini meskipun kenal baik dengan orang yang berulang tahun tersebut. Satu ucapan selamat tidak mengapa, 50 ucapan selamat membuat mereka merasa apa yang akan mereka ucapkan nanti hanya seperti basa-basi ikutan orang lain. Orang yang tidak paham dengan mudah menganggapnya tak peduli.

7. Observasi Sebelum "Menyerang"
Di jaman group chat seperti sekarang, mereka adalah teman yang menjengkelkan. Mereka jarang muncul tapi sekalinya komentar sering berbeda dengan pendapat yang lain. Meski seringkali pendapat mereka benar, tapi itu tetap kurang menyenangkan karena seolah main serobot saja. Sebenarnya, mereka bukannya nyolot begitu saja, melainkan diam dan mengobservasi lebih dulu. Pembicaraan kecil seperti keseharian dan rutinitas membuatnya kehabisan energi sehingga dia memilih diam. Jika situasinya sudah pas dan energinya cukup baik, barulah dia masuk. Masalahnya, timing masuknya sering tidak tepat sehingga membuat yang lain senewen.

8. Gadget Sering Nganggur
Seperti manusia modern lainnya, mereka punya gadget, kamera dan sebagainya. Tapi pikiran menggunakan telepon untuk percakapan langsung atau sekedar bertukar dan upload foto sudah melelahkan mereka. Mereka cenderung lebih menyukai texting karena tidak ada interupsi dan mereka bisa berhenti kapan saja tanpa pamitan. Banyak pertimbangan yang mereka lakukan sebelum telepon yang membuat energi mereka terkuras dan waktu terbuang, antara lain waktu yang tepat untuk telepon, panik, lupa dan sebagainya. Jadi, jangan harap mereka mau mengangkat telepon untuk nomor yang tidak dikenal. Mendingan SMS dulu untuk menerangkan siapa diri kita dan meminta mereka mengangkat telepon. Meskipun nomor itu teman dekat dan mereka lupa menyimpannya, mereka tidak merasa bersalah sama sekali jika teman tersebut protes.

9. Tidak Tertarik Dengan Pembuktian Diri
Mungkin mereka seorang yang "ramai" di pertemuan-pertemuan, tapi mereka tak suka menarik banyak perhatian. Jika energi mereka sudah kembali, mereka akan dengan antusias masuk dalam pergaulan, tapi jika sudah merasa terkuras, mereka akan kembali berdiam dalam sarang. Karenanya, sulit bagi mereka untuk menjaga eksistensi. Mereka senang dipuji seperti kebanyakan orang tapi tidak banget-banget mengharap karena jiwa introvert-nya membuat mereka kurang nyaman dengan perhatian yang berlebihan.

Ini hanya artikel singkat tentang salah satu kepribadian unik manusia, supaya kita tidak menuntut terlalu banyak agar orang lain bersikap sama seperti kita. Karena itu mustahil.

Post a Comment

22 Comments

  1. Hmmm saya termasuk irisan kepribadian yang mana yah? haha soalnya kadang abu - abu juga dan kadang hitam meski sering putih hihih :D

    ReplyDelete
  2. Waduuuh itu ciri2nya aku semua yaa... Ikut kegiatan cuma buat lepas dari kebosanan tapi juga gak pingin sering2 pergi :D

    ReplyDelete
  3. Ada cara tidak Mbak Lusi agar orang yang masuk ke dalam ciri outgoing introvert ini tidak kehabisan energi setelah melakukan apa yang dia lakukan? Seringkali saya merasa lebih cepat lelah daripada teman-teman saya yang lain sehingga benar kata Mbak Lusi, saya pribadi lebih suka mengambil langkah mundur dari acara-acara itu hanya untuk memulihkan energi yang terkuras.

    ReplyDelete
  4. Jujur dulu saya lebih ke 'abu-abu tua', krn cuek dan nggak peka pada lingkungan. Tapi lama-lama sadar sendiri dengan banyaknya kejadian dan awalnya terpaksa berubah karena malu. Untungnya banyak energi positif disekeliling saya sehingga ikut terpengaruh, Alhamdulillah. Sekarang mungkin sudah menjadi 'abu-abu cerah' :)

    ReplyDelete
  5. kalo aku sih introvert kak, udah jelas banget :)))

    ReplyDelete
  6. Hmmm jadi mikir saya termasuk yg mana ya... abu2 juga nih. Tapi sbenarnya di manapun posisinya yg penting tetap harus berpikiran positif... :-)

    ReplyDelete
  7. Perpaduan yg unik. Senang keramaian tapi juga suka menarik diri. Energinya harus sering direcharge ya mak biar nggak cepet habis. Kemana-mana harus bawa powerbank dong.Hehehe

    ReplyDelete
  8. Hm, beberapa poin mirip tapi sebagian lain nggak. Barangkali saya bagian dari irisan lainnya.
    Btw, suka closingnya..

    ReplyDelete
  9. Mak, ini kok kaya baca ulasan diri saya sendiri ya hahaha.. Dan biasanya org yg spt itu cuma punya bbrp sahabat yg bnr2 dekat bagai sedarah utk waktu yg sgt lama bahkan selamanya. Krn org2 macam itu hanya bs merasa jd dirinya sndiri dgn org2 yg mengenal betul dirinya. Curcol 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi nyatanya, manusia memang cuma bisa berteman dengan 5 orang (teman yg benar2 teman) selama hidupnya. Sisanya hanya teman biasa, seperti teman sekelas, teman main, teman rumah, dll. Sekedar informasi

      Delete
  10. engg termasuk yg mana yaa...introvert kayaknya mah :D

    ReplyDelete
  11. Lha kok deskripsinya mirip akuuuu? :P
    Baru denger istilah ini tapi pas banget deh menggambarkan diriku. Selalu butuh recharged sebelum on lagi :D

    ReplyDelete
  12. Ini hanya perasaanku atau gimana y? Tapi kayaknya sih aku banget ini..*ngaku2..

    ReplyDelete
  13. kok ada yang rada2 mirip aku yaa...hmmm bisa jadi aku yang abu2 juga nih :)

    ReplyDelete
  14. dengan kata lain...individualis banget ya...#menyimpulkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. nope memang ada kuadran dg ciri org2 yg individualis nya kuat jadi harus dipahami bagaimana menempatkan mereka menyangkut pekerjaan dan bgmn berinteraksi sosial
      baik tidaknya seseorang dg karakter ini tergantung cara menyikapi kekuatan dan kelemahan karakter msg2..

      Delete
  15. Menarik banget kalau udah ngomongi kepribadian manusia ya Mbak. Karena manusia itu unik, Nggak bisa sama semuanya.
    Kalau di Personality School dulu, memahami orang lain itu dengan memahami diri sendiri. Tindakan, reaksi, atau cara orang lain menanggapi suatu hal itu beda-beda sesuai karakternya.

    ReplyDelete
  16. Wah saya termasuk yg mana yah....😆

    ReplyDelete
  17. kalo aku sudah jelas nih, termasuk yang introvert :)

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)