Lama Nggak Ngeblog? Apa Masalahmu?

Dulu saya sering mikir tiap ada blogger yang mengaku sedang kena writer's block.


Cuma menulis apa yang ada didepan mata atau didengar telinga saja kok mengaku writer's block? Iya, ((cuma)). Heheheee.... jangan panas dulu ya, yuk kita prithili, eh, kita urai masalahnya dan cari solusinya bareng-bareng. 

1. Bosan. Kalau sudah bosan, mendingan piknik dulu atau mengubah posisi interior rumah dan kegiatan-kegiatan yang lain dari biasanya. Pokoknya cari kegiatan yang bikin lelah jiwa raga biar reborn. Hahahaaa.... Seringkali kegiatan yang tujuannya sengaja untuk mencari ide ngeblog malah bikin kita terobsesi, menatap nanar browser, search tak selesai-selesai sampai berjam-jam. Sebaliknya, kegiatan yang tidak biasa akan membuat percikan-percikan di pikiran dan hati untuk segera dituangkan dalam media yang bisa dibagikan ke orang banyak. 
Kalau sudah bosan ngeblog, ya tinggalkan sementara, berharap bisa reborn suatu saat. Tapi kalau nggak bisa reborn juga, apa boleh buat, tinggalkan selamanya saja. Nggak apa-apa kok, nggak dosa. Jangan lupa delete blognya. Karena kalau kita sudah tidak berpikir untuk kembali ngeblog, blog tidak terurus, bahkan kita lupa pernah punya blog. Kalau cuma lupa password sih gampang, tinggal recovery. Jangan menambahi sampah di dunia maya. Dunia maya dan nyata itu sama, kita harus menjaga kebersihan. 

2. Sibuk. Makna sibuk itu tiap orang beda, hanya kita sendiri yang bisa merasakannya. Karena itu, ketika ada teman blogwalking yang lama nggak ngeblog, terus saya kangen, kadang saya tanya kenapa. Kalau jawabnya sibuk, saya nggak akan tanya lebih jauh lagi. Sebab, sibuknya dia dan sibuk menurut saya itu akan beda. Yang penting dia sehat-sehat saja. Siapa tahu sakit kan, ya? 
Mengapa bagi saya jawaban "sibuk" saja sudah cukup? Pernah suatu kali saya diajak ikut dalam suatu kegiatan. Saya menyatakan tidak bisa ikut karena sibuk kesana kemari ngurus anak. Ada seorang ibu yang tampak sewot dengan mengatakan sama dong dengan dirinya yang LDM dengan suami, jadi kesana kemari harus sendiri. Saya cuma diam, speechless tapi nggondok banget. Ngurus anak bagi saya itu jam 06.00-20.00 bolak balik kayak setrikaan 6 hari dalam seminggu. Kadang ditambah Minggu juga. Sementara beliau karena anaknya masih piyik-piyik, jam 07.30 baru berangkat, jam 12.00 sudah pulang, itupun sering disamperin adiknya yang bawa mobil. Tapi siapa tahu ya, beliau sebenarnya blogger langganan job review. Kelihatannya dirumah terus tapi sebenarnya kerja. Duh, jadi sok tahu nih, sama aja dong dengan sikap beliau.
Sejak itu saya nggak mau lagi nge-judge ibu-ibu lain karena sudah tahu rasanya di-judge. Mau anaknya satu, mau anaknya banyak, tiap orang punya kesibukan yang kita tidak ketahui karena kita bukan satpam penjaga pintu pagar rumahnya. Anak satu saja kalau artis cilik, ibunya juga bakalan terbang kesana-kemari terus.
Jadi kalau teman-teman sibuk, jangan pasang target di blog. Gunakan untuk refreshing saja untuk mencatat atau upload hal-hal yang menarik hati melalui mobile gadget. Seringkali kita butuh mengeluarkan pendapat tanpa diinterupsi, kan? Dimana lagi kalau bukan di blog? Nanti kalau sudah luang, bisa posting yang lebih cetar.

3. Racun Monetizing. Monetizing pernah meracuni saya. Gara-gara monetizing, otak jadi berpikir lebih berat, semua langkah dihitung, dari memilih judul sampai memilih kata. Akibatnya malah bumpet karena keberatan mikir. Tapi bukankah hobi yang menghasilkan itu asik banget? Buat apa buang-buang waktu dan pulsa out of nothing? Betul, tapi ya jangan kebangetan tiap langkah dihitung harus menghasilkan view, bisa menarik agensi atau bisa mendatangkan job review.
Contohnya, ketika sudah menemukan sebuah ide, tidak langsung menulis malah sibuk menilai ide tersebut.
"Kayaknya si A barusan nulis tentang itu deh, kalau nulis itu juga nggak bisa viral."
"Kayaknya sekarang lagi booming telolet, mendingan aku nulis telolet daripada tema ini."
"Kayaknya kalau nulis beginian tu garing, viewnya nggak banyak."
Dan kayaknya-kayaknya yang lain untuk mendapatkan tema yang paling menghasilkan view. Memang ada kok blogger yang sudah terasah sehingga bisaaa aja ngepas-ngepasin tema yang sedang kekinian atau mencari angle yang diprediksi akan mengundang pembaca. 
Tapi kalau sudah seminggu nggak ngeblog, bahkan sebulan atau lebih, lupakan dulu deh sasaran tembaknya. Lagian apa yang mau dimonetizing kalau blognya melompong? Buka laptop, cus ngeblog sesuka hati. Nanti kalau kalimat yang keluar sudah seperti hujan badai di bulan Januari, bisa diatur kembali ke rel yang diharapkan.

4. Tak Ada Dukungan Moril. Ini masalah khas ibu-ibu. Ngeblog dianggap sebagai hobi ringan, sehingga ibu tidak diberi keleluasaan untuk ngeblog. Ada saja yang ngrecokin untuk masalah-masalah kecil.
"Mah, sepatuku dimana?"
"Mah, aku lupa beli pensil."
"Mah, kakak nakal."
Ada lo yang ngeluh baru ngetik beberapa baris saja, bisa-bisanya si kakak dan adik berkelahi. Padahal ketika si ibu diam nonton TV, mereka santai saja. Apa bedanya, sih? Kan sama-sama didekat ibu dan sama-sama nggak main dengan ibu?
Meski si ibu sudah berusaha mengajak seluruh anggota keluarga datang ke kopdar blogger tapi tak lantas semua bisa paham dan memberi si ibu sedikit keleluasaan. Banyak teman saya blogger-blogger keren yang keluarganya have no idea what she's doing. Tahunya si ibu ngetik. Padahal ngeblog lebih dari itu. Belum lagi ketika si ibu harus selfie untuk keperluan job review, malah banyak yang diledekin.
Coba tanya ke diri sendiri, apakah ngeblog ini karena diwajibkan atau karena suka? Kalau memang suka, mestinya tak ada masalah jika harus menulis untuk diri sendiri. Tak ada keluarga yang memuji. 
Nikmati saya setiap kalimat yang tertuang. Kalau orang-orang terdekat tak memahaminya, cari teman di komunitas yang sesuai. Jika komunitas tersebut bagus, maka akan saling mendukung. Jangan patah semangat pula untuk mengajak keluarga di acara kopdar jika diijinkan panitia. Yang sudah mengerjakan job review atau menang lomba, ajak keluarga untuk merayakannya.

5. Cuma Jadi Penonton. Sering baca status baper yang tidak pernah bisa datang ke event? Yup, karena jadi penonton blogger lain yang sedang bersenang-senang itu nggak enak. Penginnya ikut disana juga, welfie rame-rame bareng artis. Apalagi jika medsos bertabur foto para pemenang lomba dengan hadiah gadget, jalan-jalan dan uang berjuta-juta. Duuuh penginnya menjerit, "Pilih aku, dong!"
Begitu pula ketika melihat teman yang sering dapat job sampai blognya berisi iklan semua. Mulai deh berhitung, "Waaah enaknya, sebulan dapat berapa tu?"
Baper yang luar biasa membuat dada sesak, terus naik ke otak, jadinya nggak bisa mikir. Jangankan ngeblog yang full riset, yang santai-santai curhat saja susah keluarnya. Kalau sudah begini, mendingan tutup semua kanal medsos. Utamakan mengasyikkan diri sendiri dulu di blog. Kalau diri kita sudah asyik, itu tandanya sudah nggak mudah baper. Baru deh gaul lagi.

6. Keteteran Ikut Tren. Seperti gaya hidup lainnya, blog juga punya tren, baik dari segi teknis, konten, maupun pernak-pernik lain. Contohnya kolaborasi, SEO, responsive template, DA, PA, klout, analytics yang akhirnya membuat sebagian blogger putus asa karena tidak bisa mengikuti perkembangan yang ada. Dia merasa takut disepelekan.
Coba dicek lagi, mengapa ngeblog? Kalau untuk mendapatkan tambahan, berarti harus bermental baja dong. Belajar lagi. Bayangin susahnya kalau berhenti cuma gara-gara takut disepelekan. Kalaupun memang ada yang benar-benar menyepelekan, yang penting kita kan nggak dengar sendiri. Kalau dengar sendiri, ya sudah, anggap orang tersebut nggak pernah ada. Masih berjibun blogger di Indonesia yang mau sharing ilmu.
Apalagi yang ngeblog bukan karena ngejar setoran. Kalau nggak bisa ngikutin tren yang sedang terjadi, bikin tren sendiri saja. Blog yang anti mainstream biasanya akan bertahan lama karena sudah punya niche sendiri, tidak terombang-ambing oleh tren.

7. Trauma Dengan Komentar Miring. Pernah mendapat komentar begini:
"Woh, iklan to, kirain nulis apa?"
"Ini buat lomba ya?"
"Sebaiknya masalah ini diselesaikan, bukan malah ditulis."
Sesama blogger pasti sudah paham kalau rekan kita sedang mengerjakan job review atau lomba hanya dari judul saja. Makanya ketika blogwalking justru mendukung rekan tersebut dengan membuat komentar senatural mungkin. Tapi bagaimana dengan teman-teman lain yang bukan blogger? Misalnya teman kuliah atau teman kantor? Atau bahkan tetangga. 
Facebook adalah platform yang sangat efektif untuk share link blog. Tantangannya, disana berkumpul pula orang-orang yang kita kenal dengan baik tapi bukan blogger.
Bahkan postingan biasa yang "cuma" curhat emboh bisa menimbulkan tanda tanya dan interpretasi tak terkendali dari teman-teman tersebut. Tidak seperti sesama blogger yang penuh pengertian, teman-teman non-blogger bisa sangat judgemental karena mereka tidak biasa terbuka pada publik. 
Kalau mendapat komentar miring, pertama-tama delete saja, terus masukkan ke black list. Selanjutnya, lebih selektif memilih platform untuk share link. Jangan biarkan komentar yang menjatuhkan rasa percaya diri menerobos masuk dan menghancurkan passion ngeblog kita. 

8. Terlalu Mengikuti Kata Pakar. Apa kata pakar itu penting untuk perbaikan blog kita karena beliau sudah menguasai bidangnya. Dan biasanya penglihatan orang luar itu lebih bisa memberikan gambaran yang benar seperti apa blog kita, dibandingkan pandangan kita sendiri. 
Tapi apa jadinya jika membuat kita justru sibuk mencari-cari tema atau niche yang disarankan. Mau nulis tentang anak, tapi blog lebih mencerminkan tukang masak. Lalu tiap hari sibuk mencari resep masakan. Antara pikiran dan hati tak sejalan. Pikiran ke arah makanan tapi hati menggebu-gebu pengin cerita tentang anak yang belum banyak dibahas media manapun dan sepertinya akan bermanfaat bagi orang banyak.
Begitu pula dengan tips lain yang ditawarkan para pakar, misalnya gaya bahasa, tata bahasa, teknis blog, infografis, penataan foto, template, SEO dan sebagainya.
Jika percaya benar dengan apa kata pakar, buat satu blog lagi saja. Satu blog sebelumnya untuk menumpah-ruahkan semua passion. Satu blog untuk mengikuti saran pakar tersebut. Jadinya memang akan sibuk sekali karena menghidupkan 2 blog. Dengan berjalannya waktu, akan ketahuan mana yang update terus. Itulah passion yang sesungguhnya. Pasti lebih nikmat untuk dijalani, apapun hasilnya. Apapun kata pakar.

9. Terbius Platform Lain. Okey, yang lagi suka dengan instagram ngacung! Heheheee.... Saya saja bisa lama banget scroll foto teman-teman dan search kesukaan saya, yaitu akun toko-toko vintage atau shabby, DIY dan craft. Foto-foto kuliner seputar tempat tinggal saya juga suka dan selalu saya targetkan untuk dicoba.
Keasyikan menjelajah instagram membuat lupa waktu. Jadi, kapan ngeblognya? Entahlah. Hahahaaa....
Sebenarnya blog dan instagram bisa saling dukung. Foto untuk instagram bisa diupload di blog sebagai pendukung artikel. Jadi tidak perlu kerja dua kali untuk edit foto. Sebaiknya sih tidak embed langsung dari instagram ke blog. Usahakan untuk irit menambahkan berbagai kode html ke blog, terutama dari platform lain agar loading tidak berat.
Belakangan saya mulai asik nonton youtube DIY. Lama-lama pengin bikin video juga. Padahal video itu yang lama di persiapan dan editing. Jadi kapan ngeblognya? Entahlah juga. Heheheee....
Tapi teman-teman saya banyak yang mencoba jalan tengah, yaitu vlog yang diunggah di youtube, lalu diembed ke blog. Sekali dayung 2-3 pulau terlampaui.

Kalau mau cari-cari alasan, masih banyak sih sebab blogger yang lama nggak ngeblog lagi. Tapi yang terpenting adalah passion. Misalnya blog menjadi sesuatu yang antik bertahun-tahun yang akan datang, adalah suatu kebanggaan pernah menjadi bagian dari kejayaannya. Jika blog bisa bertahan untuk waktu yang sangat lama, adalah kebanggaan pula menjadi bagian dari eksistensinya.
Jika suka ngeblog, jangan terlalu lama nggak ngeblog, ya. Main ke blog teman-teman membuat saya bahagia.


Post a Comment

42 Comments

  1. Replies
    1. idemmm sama mak Tettyyyy, doh ngga kreatif banget nih komennya saya :-d

      Delete
    2. Makasih mbak Tetty & mbak Nayarini

      Delete
  2. Kalau saya apa ya? Sudah lama gak update hahaha. :D Update terakhir hanya status 2016 aja.

    Komen di mana saja akan ada yang positif dan negatif ya mbak. Gimana menyikapinya aja.

    ReplyDelete
  3. Setuju banget soal terlalu mikirin monetizing dan terbius platform lain.. Hana ngalamin itu soalnya :)

    ReplyDelete
  4. betul betul betul setuju sama alasan2nya mba, saya pun merasakannya. Yang paling sering karena bosan dan dirusuhin anak, baru juga buka laptop mau nulis anak udah nyamperin minta nonton youtube, sebagai emak ngalah deh :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kadang masalahnya sepele ya, tapi emaknya harus turun tangan, ninggalin laptop dulu :(

      Delete
  5. Rinci banget. Suka dengan paragraf terakhir. Saat ini memang blog lagi booming. Dan jalani passion dgn gembira ria.

    ReplyDelete
  6. Ini koq alasannya bisa pas semua sih? Cuma alasan utamaju, malas, yang gak ada 😂

    ReplyDelete
  7. Lagi ngetik diinterupsi..trs pas balik ngetik lagi tiba2 draft gak kesave..

    Paling produktif ngeblog pas dini hari. Cuma sekarang suka nggak kebangun..*alesyan..

    ReplyDelete
  8. Hehehe bahasan ini baruuuuu aja saya obrolin ma suami akhir tahun lalu. Saya bilang lelah juga melihat blog sekarang. Bahasannya banyak tentang monetizing, DA, PA, dll. Bahkan di socmed pun masih dibahas lagi.

    Bukan berarti hal-hal itu gak penting. Sebetulnya penting banget. Tapi kalau setiap saat membahas yang sama, saya bacanya aja udah lelah. Apalagi menjadi pelakunya. Saya juga pernah jadi pelakunya, sih. Mau nulis mikir dulu tentang view. Untung belum sampe teracuni hihihi.

    ReplyDelete
  9. Kalo saya masalah sibuk ini, emang beneran tiap orang beda. Saya anak satu di rumah, tapi yang bikin sibuk bukan ngurusin bocah, tapi ngurusin nenek-nenek-kakek dan om tantenya yang masih pada sekolah :)) kayanya adaaa aja tiap hari..ampe pengen ngerasain cuti. Padahal saya freelance. Jadi emang sibuknya beda ama orang lain.

    Yaa semoga makin banyak emak2 yang toleransi terhadap makna sibuk bagi orang lain.

    ReplyDelete
  10. Tulisan yang mencerahkan buat yang masih abu-abu soal blog. Ngikutin tren emang nggak ada habisnya. Kalau saya sih balik ke tujuan utama dulu ya

    ReplyDelete
  11. Sejauh ini masalahku ada pada diriku sendiri Mbak. Nggak pinter bagi waktu. Didukung sama sinyal yang mobat mabit. Jadi ceritanya kan aku bisa ngeblog kalau pas di sekolah (kelar ngajar kelas 1 yang paling awal). Nah, di sekolah itu sinyalnya suseh banget. Yo wis, rasanya kalau dapat sinyal seneng banget. Kalau di rumah mau buka blog anakku sudah kelayapan ke mana-mana yang ujung2nya omelan Ibuku akan meluncur bagaikan hujan deras dibarengi bledek. Hahaha. Tapi yang pasti ngeblog ben rak edan. Gitu aja, Mbak.

    ReplyDelete
  12. saya lagi sibuk untuk mencari dukungan agar bisa ngikuti kata pakar untuk main juga di platform lain. halah...

    tfs mbak. thanks for reminding.

    ReplyDelete
  13. Ih no 9 saya banget sih. Jadi merasa kesentil deh. Iya nih dari beberapa bulan lalu kenapa tiba2 saya jadi terbawa arus instagram yak. Padahal dulu2nya nggak begitu tertarik. Sekarang malah jadi sibuk mikirin posting apa di instagram dari pada mikir poating apa di blog. Huhuhuuu😭

    ReplyDelete
  14. Cakep nih tulisannya, kebablasan main di medsos yg bikin krg produktif kl sy mak

    ReplyDelete
  15. Aku si jujur ga terlalau milirin page view,DA, PA dan semuanya itu masalahnya di aku sendiri yg blm bisa bagi waktu apalagi skr ada bayi..2 bln ga ngeblog blas hiks :(

    ReplyDelete
  16. Monetizing sempet bikin aku down buat ngeblog. Nyari keyword lah, nyari bahasan yang lagi tren lah. Aah aku lelah. Akhirnya kesini" ya milih bawa santai aja. Kayak dulu ajalah ngeblog emang karena pengen berbagi. Apalagi kalo pengalamanku bisa bermanfaat buat orang banyak.

    ReplyDelete
  17. wah..wah curcolnya bagus hampir sama dengan saya mbak kira2.klo aku mungkin iya bosan pernah, sibuk juga, tergoda ma platform lain he3 toss ya aku suka postingannya

    ReplyDelete
  18. Sibuk, saya kalau lama ga ngeblog ya karena sibuk, sibuk dalam berbagai urusan hingga ga ada waktu buat buka laptop karena kl ngeblog di tab atau hp saya ga suka

    ReplyDelete
  19. Selalu suka tulisanmu mbakkkk.... Selalu segar dan solutif. Adem tidak menghakimi.

    ReplyDelete
  20. Bener mak, kalau sudah bosan pasti nyari ide, kalau nggak benah-benah rumah, nyikat kamar mandi atau mandi :D wkwk...biar dpt wangsit ...

    ReplyDelete
  21. tulisan yang menarik mak. saya setuju kadang memang sulit membagi waktu buat urusan pribadi dan ngeblog musti dipaksain deh ya hehehe

    ReplyDelete
  22. Ya ampuuun... tulisan si mbak seperti menyelami sanubari. Dukunnya mantap nih, xixixi...
    Maaf ya mbak, lama gak main ke sini, biasa... sibuk. Hahaha...


    ReplyDelete
  23. hmmm, udah jawab sih di FB. Tapi lengkapnya ternyata dibahas di tulisan Mbak. Ada beberapa point di tas yang kena di saya, mengapa otak saya tiba-tiba mampet ketika mau ngisi blog. Jadi saya putuskan mundur sejenak dari jagat sosmed dan nyibukkan diri dengn hal positif lainnya, seperti bikin scrapbook dan berkebun. Pengen nulis lagi, tapi kudu yang dari hati, karena jujur saya bosen lihat tulisan blogger yang hampir smeua membahas hal yang sama, (idem dnegan mbak Myra anastasia). Hanya saja, setelah mundur sejenak, eh kok ternyata menenangkan jiwa, danmalah kelamaan cuti nulisnya. Tapi masih tetap pengen ngeblog sih :). Yang nulisnya dari hati, bukan semata-mata demi uang.Lebih enak kalau nulis dari hati dan dapat uang :)

    ReplyDelete
  24. Habis baca-baca disini kayaknya sih masalahku dalam ngeblog itu nomor 2 dan 9, yaitu sibuk (sok sibuk, tepatnya) sama terbius platform lain.
    aaahhh yang No.9 ini emang racun ya, niatnya sih pengen cari inspirasi buat ngeblog tapi ternyata berakhir dengan lupa tujuan. Hihi

    Nice inpoh, makasih mba udah sharing :D

    ReplyDelete
  25. Note, BIKIN TREN SENDIRI...
    bubar jalan kalo mikirin monetizing >_<

    ReplyDelete
  26. Selalu suka tulisannya,

    Hmm ....saya jarang nulis di blog sendiri nih, soalnya ....soalnya .... 😀😀😀

    ReplyDelete
  27. AKu kalau enggak ngeblog itu keseringan sibuk terus malas,
    piknik malah bikin malas, soalnya kecapekan... wkwkwk... LOL

    ReplyDelete
  28. mba..ini kok bisa plek jiplek semua yak ahahha. risetnya pasti mantep ini.

    ReplyDelete
  29. Sukkaaa banget postingannya. Poin-poinnya ngena dan seperti yang kualami.
    Moga aku segera nulis lagi setelah baca postingan ini.

    Thanks udah ngingetin ya Mbak :)

    ReplyDelete
  30. Kalo mikirin viral, seo dll ntar ujung2 nya stress ngak nulis2.
    Mending nulis aja yang sesuai hati, mau ada yg baca atau kagak mah yg penting nulis trus sharing

    ReplyDelete
  31. aaah...aku serasa di 'cubit' supaya bangun dan siap-siap ngeblog lagi. sepertinya aku sampe hari ini masih juara bertahan yaaa dengan blog yang gak strep garis miring di monetized alias murni jurnal pribadi. ya ya...sepertinya juga mulai kepengen seperti point 5: pilihlah akuh!
    nice posting mbak Lusi, aku jadi terfreshkann serasa abis ngerujak.

    ReplyDelete
  32. Aku lama nggak ngeblog karena sibuk ditambah lagi mudik, nggak bisa internetan nggak bawa modem hiks.

    ReplyDelete
  33. Kalau masalah dukungan keluarga, saya tinggal dg tante dan ade2 sepupu. Mereka cuma tau saya nulis (buku dan blog). Mereka ga pernah baca. Tapi ketika suara TV dikecilkan pas lihat saya buka laptop, saya sangat bersyukur punya keluarga yg pengertian. Tante saya cuma tau, saya beli beras di supermarket (biasa beli di warung) karena dapat voucher belanja menang lomba blog. Saya bagi selembar duit biru atau merah ke tante kalau ada royalti. Silakan dimakan sarden, mie, dll produk endorse setelah selesai difoto 😁 Masalah SEO dll, saya cuma jangan sampai lupa tujuan bikin blog: untuk rekam cerita about I've done 😊 Ini yg bikin saya tenang dan senang. Alexa naik mulu, saya hapus, biar happy 😁

    ReplyDelete
  34. Aduh, mak Lus...itu aku banget. Nggak ngeblog dua minggu gara-gara nge-blog dianggap kerja ringan. AKhire alexa terjun payung, banyak hutang artikel, hutang review, kuacau pokoke. Nyesel ampe sekarang.

    ReplyDelete
  35. Aah... kena banget nih. masalah aku pertama sibuk, belum bisa bagi waktu sih kayaknya. Jadinya berantem mulu, mau fokus blogging atau gimana. Selain itu masalah hardware juga. (banyak alasan)

    buat saya sekarang mah yang penting bagaimana rajin menulis dengan hati aja dulu, soalnya kelihatan banget tulisan dengan hati, dan mana yang 'jualan' banget. :D

    ReplyDelete
  36. Saya nggak pinter bagi waktu dan baperan mbak. Kalau ada masalah dikit langsung down. Tapi yang paling menonjol sih : malas :(

    Terima kasih tipsnya, sangat bermanfaat :)

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)