Ngeblog Atau Tidak Di Weekend?
Kalau saya sih iya tapi blog draft, bukan blog post.
Weekend memang membuat kita terlepas dari rutinitas, bebas melakukan apa saja. Eh, ralat! Iya, memang benar nggak harus bangun sebelum subuh untuk bikin bekal. Iya, memang benar nggak harus cabut dari rumah jam 06.00. Tapi dengan berkumpulnya semua orang dirumah, berarti banyak mulut yang akan mengunyah setiap saat. Ibu-ibu sebagai sie konsumsi harus siap logistik hahahaaa.... Dan yang utama adalah saling memberi comfort. Meski nggak ngobrol, kalau gegoleran bareng-bareng rasanya nyes, kan? Nyaman setelah seminggu grubak grubuk kesana kemari? Jadi, apakah 2 hari dalam kondisi seperti itu akan digunakan untuk ngadep laptop?
Tapi karena blogger atau ngeblog adalah pekerjaan atau hobi yang punya waktu fleksibel, adakalanya kita tetap bisa menyempatkan diri membuka laptop meski weekend. Misalnya ketika semua sudah tidur, sementara mata kita masih tahan melek seperti lampu LED.
Baiklah, katakan kita punya waktu untuk ngeblog di weekend seperti kondisi diatas. Kalau jomblo sih kemungkinan punya waktu ya. Heheheee... Tapi setelah dipublish, apakah ada yang membaca? Pembaca kan juga punya aktivitas weekend bersama keluarga dan teman-temannya?
Weekend memang membuat kita terlepas dari rutinitas, bebas melakukan apa saja. Eh, ralat! Iya, memang benar nggak harus bangun sebelum subuh untuk bikin bekal. Iya, memang benar nggak harus cabut dari rumah jam 06.00. Tapi dengan berkumpulnya semua orang dirumah, berarti banyak mulut yang akan mengunyah setiap saat. Ibu-ibu sebagai sie konsumsi harus siap logistik hahahaaa.... Dan yang utama adalah saling memberi comfort. Meski nggak ngobrol, kalau gegoleran bareng-bareng rasanya nyes, kan? Nyaman setelah seminggu grubak grubuk kesana kemari? Jadi, apakah 2 hari dalam kondisi seperti itu akan digunakan untuk ngadep laptop?
Tapi karena blogger atau ngeblog adalah pekerjaan atau hobi yang punya waktu fleksibel, adakalanya kita tetap bisa menyempatkan diri membuka laptop meski weekend. Misalnya ketika semua sudah tidur, sementara mata kita masih tahan melek seperti lampu LED.
Baiklah, katakan kita punya waktu untuk ngeblog di weekend seperti kondisi diatas. Kalau jomblo sih kemungkinan punya waktu ya. Heheheee... Tapi setelah dipublish, apakah ada yang membaca? Pembaca kan juga punya aktivitas weekend bersama keluarga dan teman-temannya?
Tadinya saya tidak terlalu memikirkan mau ngeblog di weeekend atau tidak. Kalau mau ngeblog, ya ngeblog aja sih. Tapi jadi mikir ketika melihat status seorang teman, alangkah sepinya facebook di weekend. Barulah saya perhatikan, benar juga ya. Hanya segelintir manusia yang masih eksis di facebook pada saat weekend. Di twitter dan instagram bagaimana ya?
Jadi begitulah, weekend itu hari libur, tapi bukan berarti selo.
Semua Orang Jalan-jalan
Berhubung lingkaran pertemanan saya kebanyakan blogger, weekend di twitter berbeda, malah ramai. Tapi keramaian tersebut lebih disebabkan oleh banyaknya event yang digelar hari Sabtu dan Minggu, mulai pagi jam 06.00 hingga malam, mulai car free day hingga launching party.
Sedangkan di instagram ada perbedaan, yaitu lebih nyampur, antara brand event dan aksi ini itu dengan jalan-jalan keluarga.
Apa hubungannya semua itu dengan ngeblog di weekend?
Ngeblog adalah kegiatan yang butuh duduk dan berpikir. Semakin hari, semakin banyak orang yang suka bersosialisasi dan berkomunitas. Ada saja komunitas yang mewadahi semua hobi. Weekend adalah waktu yang paling tepat bagi mereka untuk kopdar, karena di weekdays banyak yang bekerja atau sekolah. Selain itu, baik individu maupun keluarga di Indonesia makin gemar menjelajah. Long weekend berasa mudik Lebaran saja macetnya keluar kota. Libur weekend juga dimanfaatkan orang untuk menjelajah sekitar kota domisili.
Jadi, salah satu sebab facebook sepi adalah karena tidak ada yang share link postingan. Orang-orang sibuk event dan jalan-jalan. Jadi ngapain dirimu mantengin facebook?
Share Untuk Siapa?
Apakah berarti weekend pengunjung blog tidak ada? Kalau di blog saya sih bukannya tidak ada tapi turun signifikan. Yang pekerja kantoran menggunakan weekend untuk mendedikasikan diri pada keluarga dengan mengajak mereka jalan-jalan atau sekedar leyeh-leyeh dirumah. Yang ibu rumah tangga, entahlah kayaknya kok tambah sibuk, masak lebih enak dari biasanya. Hahahaaa.... Selebihnya, sama dengan alasan jumlah postingan baru di weekend berkurang seperti diatas, yaitu banyaknya aktivitas yang tidak memungkinkan blogger untuk duduk dan berpikir.
Blog dan media sosial itu sudah satu paket. Tanpa di-share melalui media sosial, blog tidak bisa mendapatkan jumlah kunjungan yang memuaskan. Oya, tentu saja SEO sangat membantu menaikkan jumlah pengunjung. Tapi, hanya niche tertentu saja yang kemungkinan dicari di weekend, misalnya traveling dan housekeeping. Artikel-artikel yang sistematik akan lebih dipilih di weekend. Sedangkan artikel-artikel yang butuh dicerna dan curhat, tampaknya juga perlu waktu untuk duduk dan berpikir ketika membacanya.
Jadi salah satu sebab pengunjung blog turun di weekend adalah mungkin tema artikelnya kurang santai atau sudah santai tapi tak dibutuhkan untuk aktivitas akhir pekan, serta tentu saja karena banyak yang ikut event, jalan-jalan atau sekedar leyeh-leyeh.
Kapan Sih Orang-orang Datang Ke Blogmu?
Nah, inilah misterinya. Saya coba mengikuti grafik yang sering disebar oleh para pakar di twitter. Itu cukup membantu sih tapi tak sepenuhnya, karena tiap blog punya karakteristik berbeda. Secara mengejutkan, blog saya di hari Senin lebih ramai daripada weekend. Apakah orang-orang nggak kerja? Apakah orang-orang nyolong-nyolong wifi kantor? Apakah ibu-ibu nggak masak?
Setelah saya kumpulkan kebiasaan pengunjung saya, secara garis besar seperti berikut:
1. Setelah 2 hari tidak update dunia maya, banyak yang langsung membuka media sosial untuk melihat perkembangan terkini ketika duduk di mobil jemputan, nunggu kantor buka, di kereta atau dirumah sambil nunggu mesin cuci muter. Pada saat itulah mereka juga klik link url blog menarik yang melintas di timeline mereka.
2. Bagi pekerja kantoran, ketika waktunya sudah agak longgar, misalnya jam istirahat, mereka akan mencicil foto-foto weekend lalu untuk diupload. Saat itulah biasanya mereka sekalian blogwalking. Kebanyakan setelah sampai rumah, mereka tidak sempat baca-baca blog orang lain karena sudah kecapekan.
3. Untuk ibu rumah tangga waktunya lebih tidak bisa ditentukan, yang jelas ketika anak-anak sekolah atau tidur. Jika ketika anak-anak sekolah berarti weekdays juga kan? Namun demikian settingnya hampir sama, yaitu upload foto atau ngeblog sambil blogwalking.
Setelah saya kumpulkan kebiasaan pengunjung saya, secara garis besar seperti berikut:
1. Setelah 2 hari tidak update dunia maya, banyak yang langsung membuka media sosial untuk melihat perkembangan terkini ketika duduk di mobil jemputan, nunggu kantor buka, di kereta atau dirumah sambil nunggu mesin cuci muter. Pada saat itulah mereka juga klik link url blog menarik yang melintas di timeline mereka.
2. Bagi pekerja kantoran, ketika waktunya sudah agak longgar, misalnya jam istirahat, mereka akan mencicil foto-foto weekend lalu untuk diupload. Saat itulah biasanya mereka sekalian blogwalking. Kebanyakan setelah sampai rumah, mereka tidak sempat baca-baca blog orang lain karena sudah kecapekan.
3. Untuk ibu rumah tangga waktunya lebih tidak bisa ditentukan, yang jelas ketika anak-anak sekolah atau tidur. Jika ketika anak-anak sekolah berarti weekdays juga kan? Namun demikian settingnya hampir sama, yaitu upload foto atau ngeblog sambil blogwalking.
Berarti Nggak Usah Ngeblog Di Weekend?
Ya ngeblog aja sih hahahaaa....
Saya dulu tipe nggak betahan. Saya dulu nggak punya draft. Semua saya tulis dan langsung post. Tapi semakin hari, energi saya tak sebesar dulu. Sekalipun sudah berusaha mengatur waktu, faktor U tetap berpengaruh pada kecepatan menangkap ide, memahami dan mengeksekusi. Itu pula sebabnya saya makin jarang ikut lomba kalau nggak benar-benar paham temanya. Karena sudah pasti akan menghabiskan seluruh waktu saya dengan pace yang seperti itu. Mengatur kapan publish adalah salah satu cara untuk menjaga kestabilan statistik di blog saya.
Mengatur kapan harus publish itu berarti berlatih menahan diri juga. Susyah! Namun saya tetap tak bisa menahan draft terlalu banyak. Paling banyak 2. Agar ide tidak cepat menguap, saya siapkan notes book untuk mencatat poin-poin yang akan ditulis di tema tersebut. Lagipula, kalau rajin ngeblog, mestinya tidak banyak draft yang numpuk.
Untuk tidak mengganggu keasyikan ngeblog akibat terlalu banyak perhitungan kapan harus ngeblog, maka saya hanya mengikuti irama hidup orang kebanyakan saja. Tak perlu terlalu mempelototi statistik. Saya memposisikan diri sebagai pembaca pada umumnya, tidak spesifik ke blogger, orang kantoran atau ibu rumah tangga, melainkan rata-rata orang saja. Rata-rata orang kan kalau pagi sedang di jalan, kalau sore agak santai dan sebagainya. Beda sama blogger ya, banyak yang santainya tengah malam, beda tipis dengan giliran siskamling. Heheee....
Ya ngeblog aja sih hahahaaa....
Saya dulu tipe nggak betahan. Saya dulu nggak punya draft. Semua saya tulis dan langsung post. Tapi semakin hari, energi saya tak sebesar dulu. Sekalipun sudah berusaha mengatur waktu, faktor U tetap berpengaruh pada kecepatan menangkap ide, memahami dan mengeksekusi. Itu pula sebabnya saya makin jarang ikut lomba kalau nggak benar-benar paham temanya. Karena sudah pasti akan menghabiskan seluruh waktu saya dengan pace yang seperti itu. Mengatur kapan publish adalah salah satu cara untuk menjaga kestabilan statistik di blog saya.
Mengatur kapan harus publish itu berarti berlatih menahan diri juga. Susyah! Namun saya tetap tak bisa menahan draft terlalu banyak. Paling banyak 2. Agar ide tidak cepat menguap, saya siapkan notes book untuk mencatat poin-poin yang akan ditulis di tema tersebut. Lagipula, kalau rajin ngeblog, mestinya tidak banyak draft yang numpuk.
Untuk tidak mengganggu keasyikan ngeblog akibat terlalu banyak perhitungan kapan harus ngeblog, maka saya hanya mengikuti irama hidup orang kebanyakan saja. Tak perlu terlalu mempelototi statistik. Saya memposisikan diri sebagai pembaca pada umumnya, tidak spesifik ke blogger, orang kantoran atau ibu rumah tangga, melainkan rata-rata orang saja. Rata-rata orang kan kalau pagi sedang di jalan, kalau sore agak santai dan sebagainya. Beda sama blogger ya, banyak yang santainya tengah malam, beda tipis dengan giliran siskamling. Heheee....
Teman-teman ngeblog nggak di weekend?
18 comments for "Ngeblog Atau Tidak Di Weekend?"
Tapi ada juga sih aku di suatu weekend memilih untuk di kamar kemudian nulis :)
Dan bw nya pas weekdays sambil nyuri2 wifi kantor *eh
Jadiii weekend kebanyakan buat ngistirahat lahir batin aja mbak, sambil berdoa yang banyak semoga weekend depan udah nggak sendirian :)
Btw aku perhatikan grup2 chat semacam WA atau telegram juga sepiii deh kalau wiken. Tapi bagus ya Mba, itu artinya memang kebanyakan kita mendedikasikan wiken untuk keluarga. Ihiy.
Dulu banget berasa drop gede pas weekend. sekarang sih... gak perhatiin juga. hahaha. yang penting nulis aja mbak. mau stat gimana juga kadang suka lupain. Kalau iseng baru deh mulai ceki-ceki.
Sepertinya boleh menerapkan drafting di weekend seperti dirimu nih.
Aku nggak nge-blog mbak, tapi malah seringnya dapat ide buat blog kalau weekend. Wis ribet sama urusan nyiapin hari senin; seragam, kue, cucian, strikaan... wis mending duduk manis lihat anakku yang "berantem" sama ayahnya sambil baca newsletter Neil Patel. he he he
Duh aku makin jatuh cinta deh baca tulisan Mak Lusi, ngalir bangeeett ����
Ngeblognya curi-curi waktu di kantor, hahaha...
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.