Membentang Kebaikan Bersama Dompet Dhuafa

Sudah tahu Dompet Dhuafa kan? Sudah pernah berinteraksi dengan Dompet Dhuafa?

Foto milik Dompet Dhuafa. Sudah tahu kan Chikita Fawzi yang mana?
Saya tidak ingat kapan pertama kali tahu tentang Dompet Dhuafa. Tapi pertama kali saya berinteraksi secara intensif adalah lewat blog. Waktu itu saya menjadi salah satu pemenang lomba blog yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa. Sayang, blog tersebut harus saya akhiri karena beberapa kali diserang virus sampai down padahal saya tidak mengerti coding sehingga selalu kerepotan minta bantuan sana sini. Sejak saat itu, saya menjadi follower Dompet Dhuafa di twitter dan kemarin menjadi followernya di instagram juga. Barutau Dompet Dhuafa sudah punya akun instagram. Nggak update, ya?

Dua hari ini saya mendapat kesempatan untuk mengenal Dompet Dhuafa lebih jauh lagi. Ternyata, perkembangan Dompet Dhuafa luar biasa dan memiliki banyak sekali program. 
Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF. Dompet Dhuafa akan terus mewujudkan masyarakat berdaya yang bertumpu pada sumber daya lokal melalui sistem yang berkeadilan. www.dompetdhuafa.org
DOMPET DHUAFA JOGJA


Sharing di Lokal Resto
Di hari pertama (22/01/2018), blogger dan jurnalis dikumpulkan di Lokal Resto untuk mengenal Dompet Dhuafa lebih dekat melalui penjelasan mas Bambang Suherman, Resources and Mobilization Director Dompet Dhuafa. Mas Bambang bercerita bahwa kehadiran Dompet Dhuafa di Jogja banyak diinisiasi oleh bencana alam. Pertama kali Dompet Dhuafa dengan adanya gempa besar yang menewaskan ribuan warga di tahun 2006. Meski rumah kami tidak terdampak tapi kampung kami di sekitar Kotagede hancur. Karena trauma, kami pun menjual rumah dan pindah. 

Peristiwa lain yang menyebabkan Dompet Dhuafa hadir di Jogja adalah letusan gunung Merapi di tahun 2010. Dari peristiwa-peristiwa tersebut, Dompet Dhuafa melihat keunikan warga Jogja, yaitu meski sama-sama menjadi korban, tapi mereka berusaha saling membantu. Kearifan lokal ini dinilai sebagai potensi yang bisa dikembangkan untuk memberdayakan masyarakat di bidang lain, tak hanya terkait dengan bencana alam saja. Saat ini Dompet Dhuafa sudah memiliki kantor perwakilan di Jl HOS Cokroaminoto 146/I Tegalrejo, yang dalam acara ini diwakili oleh mas Andri. Selengkapnya dapat dilihat di website Dompet Dhuafa khusus Jogja http://jogja.dompetdhuafa.org/

Contoh produk binaan Dompet Dhuafa
Kearifan lokal tersebut juga ditemukan di wilayah-wilayah lain. Pemulihan bencana berbasis komunitas atau kemasyarakatan menjadi model yang dikembangkan Dompet Dhuafa untuk membentang kebaikan. Jika dahulu Dompet Dhuafa menjadi wakil dari para donatur dalam pengelolaan zakat, maka kedepannya Dompet Dhuafa beralih ke pola gotong royong. Masyarakat yang merupakan obyek, didampingi untuk segera beranjak menjadi subyek.

Percepatan pemulihan kondisi masyarakat terdampak bencana antara lain dilakukan dengan sesegera mungkin menghidupkan kembali rutinitas masyarakat sebelum bencana terjadi. Misalnya, jika sehari-hari kegiatan masyarakat adalah berdagang, maka diusahakan untuk memulihkan kegiatan ekonomi tersebut meski dengan fasilitas seadanya. Begitu pula kegiatan belajar anak-anak sedapat mungkin segera dimulai meski dilakukan di tenda-tenda.

Begitu banyak potensi yang dilihat oleh Dompet Dhuafa, membuat Dompet Dhuafa berusaha menjadikan gerakan kemanusiaan ini menjadi gerakan bersama. Dompet Dhuafa membuka lebih lebar ruang bagi komunitas dan lembaga lokal untuk bersama-sama, dengan posisi setara, mengembangkan lingkungannya sendiri. Teman-teman juga bisa mendaftar sebagai relawan. Dengan potensi zakat di Indonesia yang mencapai 217 trilyun tapi baru 5,9 trilyun yang dikelola Dompet Dhuafa maka munculah tema Tumbuh dan Membesarkan Gerakan Zakat di acara ini. Karena itu pula, di Jogja, Dompet Dhuafa kemudian bergerak ke program-program diluar darurat bencana, misalnya pendampingan UMKM. Dompet Dhuafa juga mengusahakan transfer pengetahuan dan ketrampilan secara periodik kepada binaan untuk meningkatan kapasitas building. Salah satu contohnya adalah Rumah Susu di Cangkringan.

Batik Tulis Berkah Lestari Giriloyo
Blogger bisa apa? Sendirian pula? Blogger bisa melakukan banyak hal untuk menyebarkan kebaikan. Blogger bebas mau menulis apa saja tanpa persetujuan siapapun juga. Sudah seharusnya kebebasan tersebut digunakan untuk hal-hal yang mengandung kebaikan.
Sebagai blogger, saya pernah memasang banner yang memberi kesempatan pada teman-teman pemilik usaha kecil baru untuk saya review secara gratis. Sayang, kesempatan itu tidak ada yang memanfaatkan. Selidik punya selidik, ternyata sebagian takut harus menyiapkan produk dalam jumlah tertentu sebagai bahan review saya, sebagian lagi karena tidak mengenal blog. Boro-boro tahu apa itu blog dan manfaatnya, mungkin buka internet saja tidak pernah, cuma whatsapp saja.

Sementara Dompet Dhuafa paham benar manfaat komunitas yang dekat dengan teknologi informasi. Buktinya pernah mengadakan lomba blog dan care visit yang hasilnya bisa dilihat di berbagai akun media sosial dan blog. Khusus Jogja, ini kali kedua Dompet Dhuafa menggandeng blogger. Berdasarkan informasi dari teman blogger, Aqied, Dompet Dhuafa pernah mengajak blogger Jogja mengikuti care visit pada tahun 2016. Saat itu yang diajak hanya 2 orang. Sedangkan untuk event kali ini, banyak sekali blogger yang diajak. Yang sudah saya kenal saja ada 6 orang, yaitu mbak Indah, Irfa, Irul, Aya, Dee dan Mini. Selebihnya baru kenalan di event ini. 

CARE VISIT

batik tulis berkah lestari giriloyo imogiri


Care visit adalah kunjungan ke binaan-binaan Dompet Dhuafa. Manfaat care visit itu dua arah. Pertama, menyuntikkan semangat kepada para binaan. Tak ada yang lebih menyenangkan dari orang yang sedang berusaha kecuali apreasiasi. Makin banyak yang mengapreasiasi, makin semangat mereka berkarya. Kedua, sebagai semacam laporan tak resmi Dompet Dhuafa kepada para pembayar zakat. Bahagia sekali melihat dana yang kita percayakan telah digunakan untuk memperbaiki kesejahteraan sekelompok masyarakat.

Care visit tersebut ada berbagai program. Yang saya ikuti tersebut merupakan program untuk mendukung gerakan yang bisa teman-teman ikuti melalui hashtag #TumbuhDan MembesarkanGerakanZakat #BerawalDariZakat dan #MembentangKebaikan . Ada program yang diberi nama #liburberbagi dimana instansi teman-teman bisa merancang liburan bersama yang lebih bermanfaat di lokasi binaan Dompet Dhuafa. Kemarin, ada rombongan dari Scarf Magazine, Wardah dan Mamahke yang mengikuti program tersebut.

Hidangan khas pedesaan

Kami berangkat dari Hotel Neo Awana dengan tujuan Berkah Lestari Batik Giriloyo, Jl. Karangkulon Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55782, telepon 0813-2817-4522. Daerah dekat dengan makam para raja Jogja ini terkenal dengan batik tulis halusnya. Berkat batik tulis itu pula, Yogyakarta mendapat pengakuan sebagai Kota Batik Dunia dari World Craft Council / WCC. Meski gelar sudah didapat tapi kerja keras masih dibutuhkan.

Dalam perjalanan ke Imogiri, mobil kami didampingi oleh teman-teman dari Dompet Dhuafa Jogja, Nita dan mas Alam. Sepanjang perjalanan mereka bercerita tentang program-program Dompet Dhuafa dan suka duka selama menjalankan tugas. Banyak yang salah menduga bahwa Dompet Dhuafa yang mendapat dukungan berbagai pihak itu banyak uang sehingga mereka bisa minta begitu saja, bahkan ada yang coba-coba mengelabui.

Sebagai lembaga sosial paling kredibel di Indonesia, Dompet Dhuafa punya sistem pemberian bantuan yang terverifikasi sehingga bisa dipertanggungjawabkan dan networking yang bagus dengan berbagai pihak dalam melakukan verifikasi tersebut. Salah satu contohnya ketika ada yang mengaku kehabisan uang untuk naik bus tapi ketika sudah dibelikan tiket dan makanan, ternyata orang tersebut tidak muncul karena sebenarnya dia berharap diberi uang tunai.

Program Dompet Dhuafa diberikan kepada beberapa kategori penerima. Untuk yang tidak mampu dan potensi terbatas, dompet dhuafa memberikan bantuan tunai. Untuk yang masih mempunyai potensi bagus tapi tidak mampu, dompet dhuafa akan membantu mereka untuk mandiri. Tak jarang, mereka itu sebenarnya sangat antusias untuk berusaha hanya saja tidak punya ide. Maka ketika disodori gagasan, mereka akan dengan semangat menjalankannya. Contohnya ketika diberi pendampingan mengusahakan angkringan Beres (Bersih, Enak dan Sehat), ternyata laris luar biasa, sehingga omsetnya membuat mereka lebih sejahtera dibandingkan dengan pendampingnya. Ada juga yang berpotensi, mampu tapi tidak tahu caranya merangkul masyarakat sekitar untuk maju bersama. Dicontohkan pengusaha lidah buaya untuk minuman yang selalu kekurangan bahan baku. Dengan pendampingan dari Dompet Dhuafa, masyakarat di sekitar diberdayakan untuk menanam lidah buaya dan dijual kepada pengusaha tersebut. Kedua belah pihak sama-sama untung. Si pengusaha bisa menaikkan kapasitas produksi, sementara masyarakat sekitar bisa mendapatkan penghasilan.

Dijemur dulu. Hasil belajar membatik.
Giriloyo tersebut tidak jauh dari pusat kota Jogja. Kalau teman-teman suka wisata kuliner sate klathak, dari pasar Jejeran masih ke selatan lagi, nanti ada penunjuk jalan ke arah Giriloyo, Wukirsari di kiri jalan. Akan ada plang lagi menuju workshop Berkah Lestari. Lokasi Berkah Lestari dapat dicapai dengan mobil atau bus kecil. Meski jalan desa cuma bisa untuk melintas satu bus kecil, tapi jangan khawatir, jalannya sepi, jarang sekali kemungkinan papasan dengan kendaraan besar lainnya. Heheheee....

Workshop Berkah Lestari terdiri bangunan sederhana untuk gathering, praktek membatik dan showroom yang menyediakan pojok untuk foto diri. Didepan workshop ada mesjid dan dengan sedikit berjalan terdapat pula homestay untuk berbagai kegiatan outing, seperti lomba dolanan anak, lomba egrang, membuat kerajinan janur dan sebagainya. Menurut saya sih, ini sudah paket komplit ya. Jadi nggak usah takut harus terpaku untuk belanja. Tapi kalau mau belanja tentu lebih baik lagi karena batik yang dihasilkan Berkah Lestari merupakan batik tulis yang berkualitas bagus. Nggak bakal nyesel. Jika masih kurang dan energi luar biasa, kita bisa olahraga jalan kaki ke makam para raja Jogja.

Siapa penerus panjengan, mbah?
Tiba di lokasi, kami disambut para pembatik dan pendamping dengan ramah. Kami juga langsung menikmati snack ala pedesaan, seperti kacang rebus, pisang rebus, bola-bola singkong, keripik tempe dan wedang uwuh. Para pembatik yang terlibat dalam program binaan ini seluruhnya perempuan. Tantangan terbesar kelompok ini adalah regenerasi. Kebanyakan pembatik sudah berusia lanjut. Memang kesulitan regenerasi itu tidak sepenuhnya karena yang muda ogah mempelajarinya. Kemajuan pendidikan juga menjadi salah satu sebab anak-anak mereka memilih profesi lain yang tak kalah pentingnya, misalnya menjadi perawat. Karena itu, mereka membuka tangan sepenuhnya bagi pihak manapun yang ingin belajar membatik. Kadang warga baru justru bisa menguasai teknik batik lebih cepat.

Kemarin kami juga belajar cara membatik didampingi para simbah (nenek). Sebenarnya tidak sulit banget meski juga tidak mudah. Yang penting harus latihan terus. Selain itu pembatik juga harus memiliki rasa keindahan. Ketika saya selesai belajar membatik, pendamping saya melakukan touch up dengan isen-isen (isian) di motif yang saya buat. Ternyata motifnya jadi lebih hidup. Setelah itu, hasil latihan akan diwarnai dan bisa dibawa pulang pengunjung.

Para peserta libur berbagi juga mengadakan berbagai games seru di homestay, sementara para blogger memilih makan siang. Heheheee.... Menu makan siangnya sungguh lezat, full bumbu alami khas pedesaan, terutama sayur lodehnya.

Seru bermain games.
Homestay milik kepala dusun Karang Kulon ini juga menjadi lokasi pengambilan gambar Chikita Fawzi sebagai brand ambassador Wardah Cosmetics. Selain sebagai putri dari pasangan artis Ikang Fawzi dan Marissa Haque, Chiki memiliki prestasinya sendiri. Chiki pernah tergabung dalam tim kreatif Ipin dan Upin yang sekarang banyak bergabung di berbagai kegiatan relawan pendidikan.
Dari care visit ini, saya dapat melihat bahwa masyarakat sangat antusias untuk meningkatkan kapasitas lingkungan mereka. Mereka tidak terpaku pada potensi yang dibidik Dompet Dhuafa, tapi juga bersemangat menampilkan seluruh potensi yang ada.
Akhirnya, rangkaian kegiatan bersama Dompet Dhuafa ini berlangsung mengesankan. Semoga program-program kebaikan Dompet Dhuafa bisa membentang luas dan mampu memberdayakan lebih banyak dhuafa. Teman-teman bisa berperan dengan menggagas gotong royong mensejahterakan lingkungan sendiri lalu melemparkan gagasan tersebut ke Dompet Dhuafa, menjadi relawan Dompet Dhuafa baik dengan pengabdian penuh maupun sebagai tenaga ahli atau membantu menyebarkan informasi kebaikan seperti yang dilakukan para blogger dengan posting artikel di blog atau posting kalimat yang bermanfaat di media sosial.

Post a Comment

22 Comments

  1. Sukaaa...lengkap banget ulasannya Mak Lus. Jadi pengen balik lagi liat batik batik, kemarin belum puas hehehe

    ReplyDelete
  2. Sukaaa...lengkap banget ulasannya Mak Lus. Jadi pengen balik lagi liat batik batik, kemarin belum puas hehehe

    ReplyDelete
  3. Pebatik juga harus telaten banget ya, Mbak. Suka kagum saya dengan para pebatik

    ReplyDelete
  4. Keren ya dompet dhuafa, bukan asal ngasih, tp bener2 dipikirin gmn spy bs mandiri jg

    ReplyDelete
  5. Asik dan bermanfaat nih acaranya, andai bisa ikut pasti lebih seru.
    Tempatnya juga bagus, asik gitu. Pas buat nongkrong atau diskusi..

    ReplyDelete
  6. Saya tahu dompet dhuafa,,, tapi blm pernah isi dompetnya.....

    ReplyDelete
  7. Ku bingung, padahal kita ngobrol sebentar ya di mobil, tapi blogpostmu bisa panjang gini :)
    Aku baru tahu ada lomba blog DD :)
    Senang banget ada organisasi nirlaba seperti Dompet Dhuafa ini :)

    ReplyDelete
  8. memang keren program2 dpmpetduafa, sellau inovatif dan bantu masarakat

    ReplyDelete
  9. Sudah dengar lama tentang Dompet Duafa, bahkan kantor cabangnya setiap pulang kerja saya lewati, tapi belum bersentuhan langsung.

    Intinya potensi zakat rakyat Indonesia yang begitu besar apabila dikelola secara baik dan syar'i dan ditangan yang tepat akan berpotensi membantu kaum dhuafa, dengan seleksi dan syarat tertentu.

    Ke depannya harus ada motivasi lebih kuat pada masyarakat untuk mempercayakan pembayaran ZIS ke Organisasi zakat supaya jumlah dhuafa yang tercover lebih banyak lagi.

    Sukses selalu buat Dompet Duafa ke depannya, kalian kerenn.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah. Semoga banyak manfaatnya untuk masyarakat.

      Delete
  10. Keren banget domlet dhuafa ini, sangat menginspirasi!

    ReplyDelete
  11. Mbak Lusi, terimakasih tulisannya sangat insipiring banget. See you next time ya mbak.

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)