Tips Membuat Artikel Tutorial DIY Dan Craft

Setelah banyak membuat tutorial di artikel tentang DIY (Do It Yourself) dan craft, saya mencoba berbagai cara agar artikel tersebut cepat selesai.

membuat artikel tutorial keren

Sebenarnya, banyak sekali teman-teman yang lebih terampil dibandingkan saya. Tapi masih sedikit yang mau membuat tutorial. Kebanyakan upload hasilnya disertai keterangan bahan dan ukuran di media sosial saja. Percayalah, itu bukan karena mereka pelit berbagi ilmu. Buat apa disembunyikan? Toh tutorial asingnya sudah banyak di internet.

Faktanya, membuat artikel tutorial DIY dan craft itu lebih sulit dan lebih lama daripada proses kreasinya.


Jika demikian, buat apa repot-repot membuat artikel tutorialnya?
  • Artikel yang sudah banyak beredar adalah dalam bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya.
  • Tutorial yang beredar banyak yang berupa video, sedangkan di Indonesia masih banyak sobat fakir pulsa.
  • Berbagi tak pernah rugi, meskipun saya juga menjual produk yang sudah ada tutorialnya di blog beyourselfwoman.
Kesulitan yang saya hadapi pada awal saya membuat tutorial di blog adalah:
  1. Persiapan yang penuh pernak pernik.
  2. Kewalahan dalam melakukan proses pembuatan yang sekaligus harus ada fotonya.
  3. Foto yang banyak sehingga bingung memilih mana yang harus di upload agar artikel tidak berat ketika dibuka pembaca.
  4. Alur yang cepat rampung tapi tidak membosankan.
  5. Menyusun step by step agar tidak ada yang terlewat.
  6. Bingung menerapkan SEO.
  7. Kemana share yang tepat sasaran. 
Nah, mari kita urai satu per satu agar membuat artikel tutorial sama menyenangkannya dengan artikel non tutorial.

1. PERSIAPAN 

Dahulu, saya memotret tiap bagian, sekarang saya memotret tiap tahap. Dengan dokumentasi tiap tahap, pekerjaan saya lebih rapi dan cepat. 
Berikut tahapan persiapan tersebut: mengumpulkan bahan > mengumpulkan peralatan > membuat sketsa pola > memotong bahan sesuai kebutuhan > membersihkan sisa bahan > mulai membuat DIY atau craft.

2. MENDOKUMENTASIKAN PROSES KREATIF

Dulu saya sering panik antara berproses dengan memegang kamera. Sekarang saya harus putuskan di awal pembuatan, apakah akan memotret saja atau video juga. 
Jika video, saya harus menyiapkan ponsel atau kamera dengan baterai full dan saya panjer dengan tripod tanpa jeda. Lokasi bekerja saya hanya dalam satu area saja. Dengan begitu, saya tak perlu bolak balik mematikan kamera video, cukup beberapa kali saja jika pindah dari mesin jahit ke meja biasa dan sebaliknya. Saya bisa konsentrasi berkarya. Setelah selesai proses pembuatannya, barulah video diedit.
Jika foto, saya harus memupus ambisi untuk memotret semua proses. Jadi, diputuskan saja mana yang wajib difoto dan mana yang tanpa foto pun pembaca akan paham. Ini agak tricky karena meski kita kira proses yang tidak kita foto itu sederhana tapi bagi pembaca yang benar-benar belum pernah crafting bisa jadi sangat membingungkan.

3. PEMILIHAN FOTO

Foto yang sempurna adalah cita-cita saya, tapi jangan sampai itu menjadi penghambat pembuatan konten. Tapi jika itu job berbayar, tentu wajib memuat foto yang bagus. Tadinya persoalan foto ini menjadi beban karena saya tidak menguasai fotografi. Akhirnya saya memilih kompromi karena ngeblog itu utamanya harus menyenangkan untuk menjaga konsistensi. 
Saya putuskan hanya mengejar foto bagus untuk cover artikel dan update instagram berupa hasil karya yang sudah jadi. Sedangkan untuk foto proses, saya utamakan kejelasan langkah-langkahnya saja.
Cover artikel harus bagus karena sebagai daya tarik artikel yang akan muncul di thumbnail halaman depan dan share media sosial.
Ukuran cover artikel saya gunakan maksimal width 600 px, foto proses tunggal 500 px, foto proses collage 600 px. Ini hanya menyesuaikan template bawaan blog beyourselfwoman sih. Teman-teman bisa cek template masing-masing tapi jangan terlalu besar agar blog tidak lemot ketika dibuka. Jangan terlalu kecil juga karena tidak menarik. Sayangnya length di thumbnail homepage blog beyourselfwoman selalu terkompres dan saya belum menemukan cara untuk menyesuaikannya meski sudah ketemu kodenya. Mungkin juga kodenya bukan yang itu. Kapan-kapan saya cari lagi.
Untuk foto tutorial di blog beyourselfwoman, saya menggunakan kamera mirrorless agar jelas meski tanpa banyak filter dan fitur edit, hanya saya crop dan kecilkan dengan photoshop. Ini juga merupakan kunci mempercepat proses pembuatan konten karena tinggal melepas sd card, sedangkan dari ponsel harus memindahkan menggunakan kabel usb ke laptop. Sedangkan untuk instagram, saya gunakan kamera ponsel yang saya edit dengan snapseed. Oya, saya selalu ngeblog menggunakan laptop.

4. MENGALIRKAN KATA

Jika tidak benar-benar butuh, tutorial itu membosankan bagi pengunjung blog. Siapa yang tidak males baca: balik kainnya, jahit pinggirnya, gunting bahan yang lebar, lem luarnya saja dan sebagainya. Tapi bagi yang benar-benar butuh, tutorial yang diharapkan langsung to the point. Mengalirkan kata jadi pekerjaan besar.
Tapi sebelum terlalu membebani dan akhirnya mempengaruhi konsistensi saya ngeblog, saya putuskan untuk membuat tutorial yang disisipi dengan cerita yang masih berhubungan dengan tema DIY atau craft, pernak pernik peralatan dan suka duka prosesnya. Cerita tersebut tak hanya merujuk pada hasil akhir benda tersebut, tapi juga cerita konyol dan masa lalunya, jika ada. Cerita tersebut tidak hanya di pembuka dan penutup tapi kadang menyisip di inti konten.
Agar tidak berlebihan dan mengganggu pembaca yang benar-benar membutuhkan tutorialnya, tak perlu dipaksakan atau berpanjang-panjang. Jika rajin ngeblog, selama kita mengetik calon artikel, pastilah berseliweran ide atau memori di otak kita sesuai dengan tema yang sedang dibuat. Tangkap saja salah satu lalu langsung ketik. Kalau sampai kering ide, mungkin karena lama nggak ngeblog ya? Heheheee....

5. MENYUSUN STEP BY STEP

Step by step proses DIY atau craft adalah inti dari artikel tutorial. Bagian ini bisa jadi penghambat jika kita kurang persiapan. Yang harus dipersiapkan dulu adalah foto yang siap upload, termasuk scan pola jika ada. Saya biasa memberi nama foto-foto tersebut dengan angka urutan dibelakangnya. Misalnya pouch 1, pouch 2 dan sebagainya. Saya tidak tahu apakah itu mengganggu SEO artikel tersebut atau tidak. Lain kali akan saya tanyakan ke teman-teman yang ahli.
Jika semua foto sudah siap, upload semua ke draft berdasarkan urutan angka tadi. Setelah foto tersusun sesuai urutan di draft, barulah saya memberikan keterangan dan cerita jika ada dibawah foto tersebut. Cara ini menjadi lebih cepat dan menyenangkan, serta terhindar dari tahapan yang terlewat.

6. SEO SEDERHANA

Ada yang seperti saya? Meski sudah belajar SEO dari berbagai ahli, tetap nggak paham juga? Meski begitu, saya tetap berusaha untuk menerapkannya di blog. Misalnya hanya satu tips SEO yang saya pahami, itu langsung saya terapkan di blog. Begitu seterusnya. Walau hasilnya belum terlihat fantastis karena daya tangkap saya lemah, tapi saya belum menyerah.
Ini karena saya menyadari bahwa DIY dan craft itu sangat segmented dan bukan tema yang sepopuler travelling atau beauty. Tema ini bahkan kalah dengan homedecor meskipun mengambil obyek yang sama. Ini karena foto obyek yang sudah tertata rapi dan indah lebih bisa dinikmati di media sosial ketimbang proses pembuatan obyek tersebut. Karena itu, SEO sesederhana apapun harus diupayakan agar penghobinya yang cuma sedikit itu bisa dengan mudah menemukan yang mereka cari di internet.
SEO sederhana yang sudah saya terapkan di blog beyourselfwoman adalah:
  • Menggunakan template yang responsif dan struktur yang baik. Iya sih, saya masih menggunakan template yang gratisan karena saya pembosan dan suka utak atik modifikasi htmlnya sendiri. Banyak tool gratis buat cek SEO di pencarian internet. Coba ubek-ubek blog teman-teman yang pintar SEO untuk melihat tool apa saja yang mereka gunakan. Teman-teman juga bisa gunakan structured data testing tool dari google atau lainnya buat ngecek. 
  • Supaya tidak lupa dengan pernak pernik SEO, biasanya judul dan meta description saya buat dulu yang pas seperti yang disarankan oleh review SEO template blog beyourselfwoman, yaitu judul 10-70 karakter dan meta descripition 160-300 karakter. Saya juga membuat url link dengan keyword yang tepat. 
  • Ketika mengerjakan konten inti, saya juga melakukan apa yang sudah dishare teman-teman blogger SEO, yaitu kata kunci di paragraf pertama, memberi nama file foto yang sesuai keyword, menambahkan alt text pada foto, membuat artikel yang cukup panjang dan tak lupa subheading.
  • Cek rutin terhadap error melalui google webmaster dan broken link checker.
7. SHARE SEJAUH MUNGKIN

Saya memiliki 2 handicap agar artikel tutorial DIY dan craft saya bisa tersebar luas, yaitu tema khusus dan waktu. Karena keterbatasan waktu, saya tidak bisa aktif di banyak komunitas. Saya harus memilih komunitas mana yang sekiranya ada crafter atau setidaknya hobi DIY dan craft. Jadi enak, nanti kalau mereka berkunjung ke blog beyourselfwoman ada interaksi yang positif dan saya juga bisa dengan senang hati berkunjung balik atau blogwalking.
Apakah saya cuma mau membalas blogwalking saja tapi tidak mau blogwalking lebih dulu? Tentu tidak! Mungkin sama seperti teman-teman, saya akan blogwalking lebih dulu jika ada tema yang menarik, apapun itu. Sayangnya kemampuan blogwalking saya tidak seperti dulu lagi yang sanggup membaca hingga 50 artikel per hari. Perlu diketahui, saya tidak pernah blogwalking basa-basi dan komen sekenanya. Saya pasti baca tuntas untuk menghargai bloggernya. Sekarang bisa baca 5 artikel sehari saja sudah syukur. Apalagi sudah 2 bulan ini mengalami ketegangan otot dan harus banyak istirahat.
Selebihnya, saya gunakan dlvr untuk otomatis menyebar di semua akun media sosialnya begitu ada artikel baru. Selain itu, saya juga menggunakan penjadwalan melalui hootsuite. Tapi penjadwalan itu sering hanya wacana, lagi-lagi karena waktu. Apalagi blogger tidak ada fitur atau plugin untuk merotasi postingan lama secara otomatis seperti wordpress.

Demikian tips saya. No 7 agak menyimpang tapi kok nggak lengkap jika tidak ditulis. Buat apa dong artikel diblog susah-susah kalau nggak dishare? Mari kita cari solusi agar membuat artikel tutorial itu tidak lebih sulit dari prosesnya. Semoga bermanfaat.

Post a Comment

14 Comments

  1. selama ini aku suka baca diy di blogmu ini lumayan berguna banget mbak.

    ReplyDelete
  2. Bener banget, Mbak. Kalau saya pajang foto hasil ngecraft, hanya saya tulis alat, bahan, cara membuat secara singkat. Inginnya sih pakai tutorial lengkap, tapi ya itu kesulitannya seperti yang Mbak Lusi tulis.
    Akhirnya saya kasih kata kunci untuk cari di google. Walau kadang mereka tanya di foto barang yang saya jual :D. Saya cuek aja karena ngecraft/DIY itu bisa beda hasil walau alat & bahannya sama.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak. Personal banget hasilnya ya, soalnya bukan bikinan pabrik.

      Delete
  3. Sering ber DIY, bikin postingan tutorial, tapi gak pernah kepikiran menyusun hal-hal se detail ini. Salut untukmu mbak Lusi. Aku jadi lebih semangat nih nge DIY ketularan virusss blog ini. Oh iya sama kita mbak, aku juga kalo komen di blog walking mesti sepenuh hati. setuju lagi. Tapi ya gitu deh, blog walkingnya jadi gak bisa berkunjung ke banyak tempat karena mesti dibaca sampe selesai gak cuma sekilas tetiba bikin komen yang nanya hal yang justru sudah sangat detil di bahas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo mbak. Blog DIY masih sedikit yg Ind. Biar tambah semangat kalau temannya banyak. :)

      Delete
  4. urusan meta description aku yang sering alpa. ndak panjang, padahal kan simpel ya ngerangkum

    ReplyDelete
  5. kalo aku baca link url mu, yg lgs keinget pokoknya DIY deh.. udh kayak trademark, beyourselfwoman ya blog ttg craft dll :).. mungkin krn kamu memang konsisten sih ya mba... dan kalo cari tutorialpun, aku ttp lbh seneng yg tulisan drpd video... kec utk tutorial pake jilbab baru lbh seneng video.. tp kalo kerajinan tangan, lbh gampang dimengerti kalo tulisan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah semoga susah payah blog ini ada manfaatnya. Hehee

      Delete
  6. Asli ini keren sekali artikelnya..
    Aku simpen dulu halaman artikel ini secara offline, siapa tau ntar aku butuhin..

    Thanks infonya , sangat bermanfaat..

    ReplyDelete
  7. indeeed.... membuat tutorial jauuuh lebih ribet dibanding membuat kreasinya itu sendiri. hehe, artikel ini bikin saya semangat..

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)