Mengenal Bullet Journal Bersama Standard Pen
Bullet journal atau bujo adalah sesuatu yang baru bagi saya dan saya beruntung mendapat fasilitas untuk mempelajarinya dari Standard Pen.
![]() |
Bullet journal karya Nath Afnita di instagram @nocturis, |
Beberapa waktu lalu, seorang kenalan menghubungi dan mengajak saya mengikuti beberapa workshop gratis dari Standard Pen. Standard Pen sedang mengadakan event bertajuk Kreatif Pasti Sukses di Jogja City Mall pada tanggal 8 hingga 9 September 2018. Ada 4 workshop gratis yang ditawarkan, yaitu klinik bullet journal, klinik sketsa, klinik kaligrafi dan klinik hand writing. Saya memilih klinik bullet journal karena penasaran. Workshop ini sebenarnya berhadiah ngobrol bareng Maudy Ayunda yang cantik, cerdas dan kreatif. Sayang, saya tidak bakat menang undian.
Teman-teman sudah pernah dengar atau mungkin malah sudah keranjingan bikin bullet journal? Wah, keren! Saya sendiri baru melihat konsepnya ketika kenalan saya tadi mengirimkan foto bullet journal yang akan dipelajari bareng Artika Dewanti dan Nath Afnita ini. Cantik banget, jadi saya makin tak sabar untuk mengikuti workshop tersebut.
Bullet journal atau bujo adalah sistem perencanaan yang memungkinkan kita untuk merencanakan masa depan, melacak yang lampau dan mengontrol kondisi saat ini.
Kalau membuat perencanaan sendiri sih bukan rutinitas yang asing bagi saya. Sebagai ibu rumah tangga, semua pengeluaran dari cabai, listrik hingga keperluan sekolah, adalah tanggung jawab saya. Kalau sampai meleset tanggalnya atau kurang uangnya, serumah bisa susah. Selain itu, hobi ngeblog dan crafting juga harus dikelola dengan konsisten agar memberikan timbal balik nyata dari sekedar buang-buang waktu.
Bedanya, perencanaan saya jauh lebih sederhana, yaitu menggunakan block note, membuat list, lalu mencoret yang sudah dilakukan. Saya tidak menggunakan note di ponsel karena rasanya lebih puas jika ada yang dicorat coret. Heheheee...
Tentu saja cara saya itu tidak bisa digunakan untuk membuat perencanaan jauh ke depan. Paling banter untuk bulanan karena sekalian untuk pengingat pembayaran hal-hal rutin seperti bayar air, internet, sekolah dan sebagainya. Perencanaan ala saya itu tidak bisa juga untuk melacak yang lampu karena langsung buang ke tempat sampah jika semua rencana sudah saya coret. Yang pasti, jurnal ala saya tidak ada cakep-cakepnya karena cuma berupa tulisan tangan asal-asalan saya.
Bedanya, perencanaan saya jauh lebih sederhana, yaitu menggunakan block note, membuat list, lalu mencoret yang sudah dilakukan. Saya tidak menggunakan note di ponsel karena rasanya lebih puas jika ada yang dicorat coret. Heheheee...
Tentu saja cara saya itu tidak bisa digunakan untuk membuat perencanaan jauh ke depan. Paling banter untuk bulanan karena sekalian untuk pengingat pembayaran hal-hal rutin seperti bayar air, internet, sekolah dan sebagainya. Perencanaan ala saya itu tidak bisa juga untuk melacak yang lampu karena langsung buang ke tempat sampah jika semua rencana sudah saya coret. Yang pasti, jurnal ala saya tidak ada cakep-cakepnya karena cuma berupa tulisan tangan asal-asalan saya.
Meski kebanyakan bujo yang saya temui di internet terlihat feminim, ternyata penemunya adalah seorang laki-laki bernama Ryder Carroll.
Bagian-bagian penting dari sebuah bujo adalah:
- INDEX: berisi daftar isi, halaman-halaman penting, kata-kata kunci dan simbol-simbol.
- LOG: berisi future log baik monthly, weekly maupun daily.
- COLLECTION: berisi daftar apa saja yang ingin diukur dalam waktu tertentu.
Bullet journal atau bujo bisa menjadi perubahan besar untuk orang-orang yang hidup di dunia yang sangat reaktif, yang terus mencari jalan untuk mengalihkan perhatian.
Blogger pasti paham benar bagaimana cepatnya perkembangan berita di dunia dan bagaimana hal itu membuat niat awal buka laptop untuk mengerjakan artikel jadi berantakan. Tiap kali membuka gadget lalu online, rasanya kurang puas jika belum meninggalkan komentar di thread isu-isu terkini meskipun sebenarnya tidak penting banget untuk dikomentari. Akhirnya malah enggak jadi ngeblog seperti yang direncanakan.
Peralatan yang dibutuhkan untuk membuat bullet journal adalah:
Peralatan Utama:
- Blank page
- Lines page
- Grid page
- Pen warna netral dan warna warni. Jenis pen yang bisa digunakan antara lain highlighter, marker, fine paint pen, brush marker dan drawing pen. Untuk hasil yang lebih keren bisa menggunakan water colour dan brush.
Peralatan Tambahan:
- Washi tape atau isolasi kertas yang diwarnai sendiri
- Border clip
- Paper clip
- Kertas lipat
- Kertas daur ulang
- Sticker
- Potongan majalah
Alat Bantu:
- Lem stick
- Gunting
- Penggaris
- Cutter
- Pensil
- Printer
- Cutting mat
- Double tape
Wah, banyak juga ya printilannya? Untungnya semua peralatan tersebut disedaiakan panitia, jadi tidak heboh sendiri membawa dari rumah yang belum tentu ada juga. Bahkan pen yang dsediakan boleh dibawa pulang. Selengkapnya tentang Standard Pen bisa dilihat di http://standardpen.id/.
Setelah pengenalan sebentar oleh para narasumber, peserta langsung diajak praktek. Beberapa peserta tampak langsung asik sendiri. Sebagian, termasuk saya, kelihatan bengong sebentar karena belum terbiasa menyarikan kegiatan yang akan dilakukan untuk dimasukkan ke dalam bullet journal.
Ketrampilan menulis atau hand lettering dan menggambar akan sangat membantu dalam membuat bujo yang bagus. Tapi jika teman-teman merasa tidak bisa mengkreasikan tulisan atau gambar sendiri, bisa digantikan dengan sticker atau potongan majalah.
Nah, bagaimana? Pengin bikin bullet journal juga? Kata mbak narsum, tidak ada aturan tertentu tentang bentuk atau templatenya. Kita bisa mencurahkan kreatiitas sebebas mungkin. Your Journal, Your Pen, Your Rules!
24 comments for "Mengenal Bullet Journal Bersama Standard Pen"
*tuman*
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.