Ngobrol Tentang Makrame Atau Macrame Dan Perkara Benang

Makrame atau macrame adalah karya tali temali benang yang sering kita jumpai untuk dekorasi rumah atau wedding decor. 

macrame


Meski namanya terbilang asing, tapi akan langsung paham jika ditunjukkan wujudnya karena saat ini sedang tren banget. Jika aktif di instagram, mungkin teman-teman bisa merasakan persegeran tren dekorasi rumah atau ruang, termasuk cafe dan wedding decor. Yang suka nongkrong dari cafe ke cafe mungkin memperhatikan perbedaan dekorasi antara cafe-cafe lama dan baru. Beberapa cafe juga melakukan revonasi sebagai penyegaran agar lebih sesuai dengan tren masa kini.

Suasana vintage masih terasa tapi beberapa cafe mulai membersihkan pernak-pernik hiasan yang dulu sangat mendominasi dinding dan rak-rak. Mereka menggantinya dengan berbagai tanaman indoor sehingga ruangan lebih hijau dan segar. Tren tersebut sudah lebih dulu menjangkiti rumah-rumah, terutama di kalangan para ibu muda. Dekorasi didominasi dengan tampilan serba clean, rapi dan hijau. Tapi untuk menciptakan suasana hommy, hiasan tak serta merta ditinggalkan. Salah satu yang mulai digemari adalah makrame atau macrame karena dapat dengan manis membaur dengan suasana minimalis dan hijau untuk menimbulkan kesan natural.


milk by artemy gelato
Milk by Artemy dengan interior baru yang lebih tren. Kiki berkeinginan menggantungkan karyanya disini.

Saya beruntung sekali karena A Hunt For A Crafter kali ini menemukan narasumber yang sangat antusias sehingga tanya jawab bisa dilaksanakan dengan tatap muka, tidak melalui DM. Padahal narasumber ini tidak saya kenal sebelumnya dan saya temukan melalui search instagram. Uniknya, ada irisan-irisan minat dan kenalan sehingga bisa langsung akrab. Pepatah bahwa dunia itu sempit, nyata adanya. Sedangkan tema makrame adalah permintaan teman sebaya saya, mbak @_lieshadie.

Narasumber saya adalah pemilik akun instagram @kiramadhani_ dengan panggilan Kiki. Akun makrame miliknya adalah @ohmyknot_. 


Kiki adalah anak muda yang sangat kreatif sehingga memiliki beberapa usaha yang tidak jauh-jauh dari craft. Ia bercita-cita mengembangkan usaha wedding decor di @jogjarustic yang masih satu jalur dengan makrame. Usahanya yang lebih dulu eksis adalah usaha gelang kopi. Sepertinya saya harus membuat postingan tersendiri tentang gelang kopi karena sangat menarik. Oh ya, karena obrolan mengalir deras, tak semua saya catat dan saya tidak suka merekam. Tapi insya Allah yang penting-penting sudah saya catat.

workshop makrame
Melihat Kiki berkarya.


Catatan dari wikipedia:
Macrame berasal dari kata miqramah yang artinya rumbai-rumbai, lalu diadaptasi ke bahasa Spanyol. Kata tersebut bermula dari para penganyam Arab yang merujuk ke hiasan rumbai-rumbai diatas unta atau kuda yang antara lain digunakan untuk mengusir lalat di panasnya gurun Afrika Utara. Ketika suku bangsa Moor di Afrika Utara ditaklukkan, seni kerajinan tali temali tersebut dibawa ke Spanyol, lalu ke Italia terutama Liguria, kemudian menyebar ke Eropa. Itulah sebabnya, pola dan warna macrame terpengaruh oleh selera Latin.

Kata Kiki, prinsip makrame hampir sama dengan tali temali pramuka. Pengembangannya tergantung ketekunan mencari referensi dan kreativitas.


Kiki sendiri bertemu dengan makrame tanpa sengaja. Saat itu ada workshop tali temali dan Kiki lebih memilih workshop membuat dream catcher. Ternyata membuat dream catcher lebih sulit daripada makrame. Padahal kelihatannya dream catcher itu lebih mudah ya dan kebanyakan ukurannya lebih kecil. Ketika keesokannya kembali karena suatu urusan, kebetulan Kiki melihat kelas makrame tersebut dan merasa tertarik. Selanjutanya ia belajar sendiri dan giat berlatih. Tak disadari, Kiki lebih asik membuat makrame dan melupakan dream catcher.

Enaknya membuat makrame itu bisa dilakukan dimana saja, asal ukurannya tidak terlalu besar atau masih pada awal pembuatan. Jika dilakukan di tempat umum seperti kereta api, malah bisa menimbulkan rasa ingin tahu orang disekitarnya. Kadang dari sanalah pesanan didapatkan. Waktu kami ketemu, Kiki sambil mempraktekkan bagaimana mengerjakan makrame sambil ngobrol.

Tapi jika ukurannya terlalu besar, tentu harus dilakukan di tempat yang nyaman. Ukuran terbesar yang dibuat Kiki bisa mencapai tinggi 2 meter sehingga perlu bantuan kursi atau tangga. Bila polanya cukup rumit, bahkan perlu asisten untuk mengulurkan tali agar tidak perlu naik-turun kursi atau tangga.

Modal membuat makrame atau macrame itu memang cuma benang katun atau cotton rope dan batang penahan. 


Tapi sayangnya benang katun yang berkualitas sulit didapatkan di toko-toko. Karena itu Kiki membeli dalam jumlah banyak sekaligus ke supplier. Kalau teman-teman butuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, coba saja DM instagram Kiki untuk membeli sebagian. Sebenarnya di toko atau bahkan di Pasar Beringharjo ada dan murah. Tentusaja itu sesuai dengan kualitasnya. Benang yang kualitasnya tidak bagus selain menghasilkan makrame yang kurang menarik juga akan melukai tangan. Serat benang yang kasar akan menggores kulit. Penggunaan sarung tangan membuat pekerjaan kurang lancar.

Untuk penahan benangnya, Kiki menggunakan batang tanaman bunga mawar. 


Jika masih hidup, batang tanaman bunga mawar itu berwarna hijau dengan kulit lembek berair. Tapi jika sudah dikeringkan maksimal, secara ajaib batang tersebut berubah sangat kuat dan tidak bisa dipatahkan dengan kekuatan tangan biasa. Jadi tak masalah ditarik-tarik ketika membuat makrame. Beli dimanakah batang tersebut? Itu tidak beli, melainkan mengeringkan sendiri. Jika teman-teman tidak punya tanaman bunga mawar, bisa menggunakan batang, kayu, bambu atau besi. Untuk batang besi mungkin akan licin, ya. Jadi sebaiknya menggunakan besi S yang banyak dijual di toko bangunan atau online shop.

Makrame utamanya digunakan sebagai backdrop, wall hanging dan plant hanger.


Sebagai backdrop, makrame banyak digunakan di pesta pernikahan atau pesta non formal lainnya. Makrame sebagai wall hanging atau hiasan dinding banyak dipajang di cafe-cafe dan rumah-rumah. Demikian pula sebagai plant hanger atau penggantung tanaman.

Meski warna benang yang tersedia adalah beige, hitam dan putih, tapi yang sangat populer dipesan adalah yang berwarna beige untuk menciptakan suasana natural. Belakangan banyak juga yang bereksperimen mencelupnya menjadi warna warni.

makrame
Saya bawa pulang.


Pelanggan utama Kiki adalah wedding organizer.


Itulah sebabnya karya Kiki banyak yang berukuran besar agar kelihatan ketika difoto. Pengalaman mengerjakan pesanan untuk wedding decoration ini juga unik dan kebetulan karena merupakan pesta pernikahan temannya sendiri. Setelah itu, mengalirlah pesanan dari orang lain. Selain itu, pelanggan lain adalah pemilik cafe dan individu untuk di rumah.

Jika sudah mengerjakan pesanan, Kiki bisa bekerja nonstop seharian. Karena itu, perlu diperhatikan kapan break untuk peregangan otot terutama otot lengan. Mengerjakan makrame yang besar dengan gerakan monoton akan membuat otot lengan pegal-pegal.

Dimanakah belajar makrame itu? Sebenarnya tutorialnya sudah banyak beredar di internet, tapi saya sudah mencoba kok tetap kesulitan. Ini karena posisi kita menghadap layar sehingga orientasi tali mana yang harus dipegang dengan tangan mana sering keliru, lalu akhirnya ruwet sendiri. Padahal kalau sudah bisa sepertinya mudah sekali karena banyak simpul yang sama diulang-ulang.

Paling mudah sih kalau di Jogja belajar langsung sama Kiki. Paling tidak bisa lancar square knot untuk memulai dan simpul-simpul lain untuk meneruskan, misalnya diagonal untuk mempertegas bentuk segitiga. Belajarnya pun nggak harus menunggu kelas workshop. Kalau Kiki sedang selo, berhubung usahanya banyak, bisa ketemuan saja seperti saya kemarin.

Nah, bagaimana? Menarik kan? Kalau teman-teman sudah bosan menjulid di media sosial ketika sedang bengong, mendingan pegang tali dan batang penahan untuk mengerjakan makrame. Hasilnya bisa untuk hiasan rumah sendiri, diberikan sebagai hadiah, menambah konten instagram dan blog, bahkan bisa dijual.

Post a Comment

4 Comments

  1. Ini di rumah mama banyaaak banget hiasan makarame. Dulu pas aku kecil, sering liat mama bikin kerjainan tali temali gini. Sebulan aja bisa selesai 5-8 kerajinan terantung ukuran juga. Mamaku termasuk yg berbakat kalo soal kerajinan tangan, tapi sayangnya ga nurun ke anak2 nya mba hahahaha. Pdahal pgn banget bisa jago bikin ini. Ntah napa pas diajarin belibet mulu talinya wkwkwjw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama, ibuku dulu suka bikin buat gantungan pot tapi dari tali kur & nilon. Ternyata tren itu cuma muter2 ya :)

      Delete
  2. Aku pengenbznget nyobain deh mba...waktu di NYC ada section di toko craft kesayangan Aku yang jual ini..tapi ngga sempet coba jugaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wow kalau disini kebanyakan yg jual by order di IG ya. Toko offline belum pernah lihat.

      Delete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)