Pengalaman Ikut Popup Market Pasar Santai Yogya

Beberapa waktu lalu @beyouprojects ikut popup market Pasar Santai Yogya. Saya ingin menceritakan pengalaman tersebut untuk teman-teman di Jogja dan berharap juga bermanfaat untuk teman-teman di luar Jogja.

pasar santai yogya


Pop up market atau pasar kaget seperti Pasar Santai Yogya ini sudah ada sejak dulu. Saya sendiri sudah 4 kali mengikutinya, yaitu 3 kali di Pekanbaru dan sekali di Jogja. Durasinya cukup pendek tapi tak sependek Car Free Day atau CFD. Kira-kira 4-6 jam.

Cara-cara mendaftar dan mengikuti pop up market sudah pernah saya tulis sebelumnya menggunakan bahasa Inggris. Bahasa Inggrisnya nggak susah kok, pakai vocabulary yang umum saja karena kosa kata saya juga masih terbatas.

Baca: How To Join Small Craft Fair

MENDAFTAR PASAR SANTAI YOGYA


Seperti artikel saya sebelumnya tentang cara mengikuti pameran kecil, saya menggunakan hashtas #popupmarketjogja di instagram, lalu ketemulah akun @pasarsantaiyogya. Kebetulan mereka upload banner bahwa akan menyelenggarakan pameran ke-4. Saya langsung mengisi formulir yang ada di banner tersebut. Setelah itu, saya harus menunggu karena ada proses seleksi agar sejalan dengan tema Pasar Santai Yogya.

Kegiatan utama Pasar Santai Yogya adalah aktivitas anak-anak, antara lain face painting, egrang, story telling dan sebagainya. Tenant seperti @beyouprojects adalah pelengkap untuk memenuhi kebutuhan para orang tua pengantar.

art kid class jogja


Tak lama kemudian, panitia menghubungi saya melalui whatsapp (WA) dan mengatakan bahwa @beyouprojects dianggap sesuai dengan tema kegiatan Pasar Santai Jogja. Dalam WA tersebut dijelaskan bahwa tenant harus membayar Rp 50.000,- ditambah 2 buku anak-anak. Tenant harus membawa kursi dan meja sendiri. Saat itu juga saya transfer biaya sewa stan sampai mbaknya kaget karena secepat itu saya transfer. Bukan karena uang saya lagi banyak tapi daripada lupa. Lagipula cuma Rp 50.000,-. Fasilitas yang akan kami dapatkan adalah pameran dari jam 08.00-12.00 dan stan berukuran kecil dibawah tenda. Kami harus membawa meja dan kursi sendiri.

Setelah itu, kami (para tenant) dikumpulkan dalam satu whatsapp group (WAG) agar lebih mudah dikoordinasikan. Sempat bingung sedikit ketika diminta materi promosi karena @beyouprojects belum punya logo. Untungnya jadi blogger adalah bisa bikin logo sendiri dalam waktu singkat menggunakan canva. Meski secara estetika dan filosofi tidak ada artinya. Heheheee.

@beyouprojects

PERSIAPAN MENGIKUTI PASAR SANTAI YOGYA


Persiapan mengikuti pasar santai ini tidak banyak. Meski punya waktu sekitar 2 minggu sejak mendaftar, saya tidak menambah stok. Karena ini adalah pertama kali saya ikut pameran di Jogja, saya harus tahu medan dulu sebelum menumpuk stok. Jadi, stok yang bawa adalah yang sudah saya pajang di instagram @beyouprojects dan @beyourselfwoman.

Persiapan yang paling banyak memakan waktu adalah pernak pernik stan, antara lain:

1. Hangtag

Saya menggunakan hangtag karena kehabisan kartu nama. Jadi daripada saya membuat kartu nama dan stiker harga sendiri-sendiri, lebih baik saya jadikan satu. Didalamnya saya tambahkan sedikit deskripsi tentang @beyouprojects. Lagi-lagi saya diuntungkan karena sebagai blogger saya bisa membuat hangtag sendiri menggunakan canva.

2. Bunting

Bunting adalah hiasan untuk memeriahkan suasana. Saya membuat 3 buah bunting dari perca tak terpakai. Tapi akhirnya bunting tersebut tidak jadi saya pasang dan malah saya berikan kepada salah satu pembeli untuk dipasang di kelasnya. Beliau sedang merintis sekolah anak-anak internasional.

Cara membuat bunting sudah saya upload di channel youtube beyourselfwoman dibawah ini:


3. Packing List

Packing list adalah daftar barang-barang yang kita bawa. Daripada menyiapkan kwitansi dan menulis barang yang laku, mendingan saya coret saja barang sudah dibeli. Model pameran seperti ini nyaris tidak pernah ada yang minta kwitansi.

stan pameran @beyouprojects

4. Rak

Peralatan pameran saya cukup lengkap, tadinya.... Saya dulu pernah punya outlet tetap di mall, jadi punya rak dari yang kecil sampai besar. Bahkan rel dan gantungan baju punya banyak. Begitu pula dengan manekin, trolley dan sebagainya. Sebagian saya gunakan untuk rumah mungil saya karena ketika pindah ke Jawa, saya tidak punya perabotan apapun. Sebagian saya simpan di rumah kosong orangtua. Sepertinya sebagian malah hilang deh. Untuk kali ini, saya cuma menggunakan rak kecil yang sehari-hari saya gunakan untuk tempat meletakkan alat sholat dan Al Quran. Tinggal saya bersihkan sebentar menggunakan vacuum cleaner.

5. Kursi

Kebetulan saya punya kursi kecil-kecil dirumah jadi itu saja yang saya angkut. Sejak pindah, saya memang hanya membeli kursi yang kecil-kecil biar nggak ribet. Kursi kami yang besar-besar adalah pemberian orangtua.

Persiapan yang terlewat adalah kipas dan topi. Sudah tahu sih outdoor pasti panas meski ada tenda, dekat sawah dan banyak pohon. Kebetulan lupa saja. Padahal saya sudah punya rencana menjahit topi, sekalian untuk tes produk. Tapi yaaah, itulah! Namanya juga orang lupa, apalagi saya tidak rajin bikin to do list.

PELAKSANAAN PASAR SANTAI YOGYA


Saya mengajak salah satu anak saya untuk menjaga stan. Sebenarnya saya ingin menyerahkan semuanya ke anak saya. Tapi yang lain tidak bisa ikut karena ada kegiatan yang lebih penting. Mengajak anak pameran sudah saya lakukan sejak mereka kecil. Bahkan waktu mereka masih kecil dulu terpaksa tidur dibawah meja ditutup taplak karena tidak diijinkan oleh pihak mall dengan alasan mengganggu pemandangan. Kami nggak sedih atau kesal kok. Kami menganggapnya sebagai perjuangan yang wajar, yang dilakukan juga oleh banyak keluarga lain. Sekarang ketika mereka besar, sudah saatnya mengambil tanggung jawab, bukan hanya ikut-ikutan karena dirumah tidak ada yang jaga.

Tujuan lain mengajak anak-anak adalah untuk mengasah kepekaan entrepreneurship mereka. Ini langsung terbukti loh karena selama pameran, kami malah sibuk membahas ide usaha kuliner yang akan segera diwujudkan oleh salah satu anak kami.

dolanan anak jogja


Kami datang sekitar jam 07.30 karena rumah kami cukup dekat dengan lokasi Pasar Santai Yogya. Posisi stan kami pas di pintu masuk, yang merupakan hasil pengundian. Kami disambut oleh panitia dengan ramah. Mereka langsung paham kalau kami sudah biasa pameran dari perlengkapan yang kami bawa meski itu adalah pertama kalinya ikut Pasar Santai Yogya.

story telling jogja


Peserta lain yang sudah saya kenal adalah Liya dari Sanggar Lukis Hamam dan Kiki dari Gelang Kopi. Lain waktu akan saya ceritakan tentang usaha mereka. Menarik banget, loh!

Peserta aktivitas utama, yaitu kegiatan anak-anak baru berdatangan agak banyak sekitar jam 09.00, lalu makin siang makin banyak. Menurut tenant yang sudah pernah ikut di edisi sebelumnya, pengunjung yang datang kali ini lebih sedikit. Mungkin akibat ditutupnya Jl. Gito Gati karena pembangunan jembatan. Pengunjung yang belum mengenal daerah ini pasti ragu mengambil jalan lain karena lokasinya berada di tengah sawah dan jalan lainnya cukup kecil.

face painting jogja


Namun demikian, bagi @beyouprojects sendiri tidak masalah karena hasilnya baik bagi masukan kami. Untuk stok sendiri, terjual separuh dari yang kami bawa. Selain itu, kami jadi paham segmen kami dimana. Kalau kami menjual home decor, maka segmen seperti itu yang akan membeli. Jika kami membuat pernik-pernik, maka yang segmen seperti ini yang akan membeli.

Contoh riilnya, pernik perca yang murah meriah tidak laku dijual online karena orang akan berpikir buat apa membeli barang yang lebih murah dari ongkirnya. Tapi di pameran offline, produk-produk seperti itulah yang laku duluan dan mereka suka melihat-lihat yang murah meriah, lucu-lucu, unik-unik dan jarang ada di toko seperti itu.

Secara keseluruhan, kami puas dengan pelaksanaan Pasar Santai Yogya. Jam 12.30 kami pamit pulang kepada panitia. Dalam perjalanan ke rumah, kami mampir dulu beli nasi padang bungkus dan es teh di RM Chaniago. Insya Allah, kami akan memperbaiki diri supaya bisa ikut pameran yang lebih besar. Aamiin.

Terima kasih sudah berkunjung di blog beyourselfwoman.

Post a Comment

2 Comments

  1. Menarik sekali mbak pembahasannya, bahkan untuk tarif lapak yang hanya 50rb bisa membantu kita memahami segmen yang cocok dengan produk kita.

    ReplyDelete
  2. Asik nih,
    Aku suka baca detail pengalaman orang yang ikutan craft market begini.
    Aku sendiri pernah ikutan pop up market di Jakarta sekali, tapi merasa salah market saat itu. Saat ini masih research sana-sini, dan paling asik ya cari tahu pengalaman orang.
    Sayangnya, nggak semua penggiat pop up market mau share progress-nya.
    Makasih ya mbak, udah berbagi.
    Salam dari Semarang ;)

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)