Kopimekers #7, FORMEKERS Menghadapi Pusaran Bisnis Global

Beberapa hari lalu, teman baik saya menyampaikan undangan untuk datang ke acara Kopimekers, sebuah forum diskusi yang diprakarsai oleh FORMEKERS (Forum Pengusaha Mebel, Kerajinan dan Seni). Kopimekers kali ini merupakan acara ke 7 yang diadakan FORMEKERS dengan mengangkat tema Kolaborasi Adalah Koentji (Indonesia di Pusaran Ekonomi Global).

formekers

Sepertinya tema yang diambil sangat berat, ya? Padahal setelah menyimak diskusinya, tema tersebut cukup riil baik bagi pengusaha sekelas eksportir maupun bagi pengusaha lokal. Untuk itu, saya akan berusaha menulis bagian-bagian yang paling penting dan aplikatif bagi teman-teman pengunjung setia blog beyourselfwoman.

FORMEKERS 


Sebelumnya, saya akan cerita sedikit tentang FORMEKERS. FORMEKERS beranggotakan pengusaha-pengusaha yang sudah terbukti ketangguhannya di Yogyakarta. Namun demikian, FORMEKERS terbuka lebar bagi siapapun yang ingin berkembang bersama usahanya. Selain fokus dengan pengembangan usaha bersama, FORMEKERS juga kerap mengadakan kegiatan sosial sebagai penyeimbang dari kegiatan bisnis mereka.

Saya mengenal beberapa anggota FORMEKERS sebelum dibentuk, dan di kesempatan ini jadi kenal dengan lebih banyak lagi anggota. Atmosfir kekeluargaan sangat terasa di komunitas ini. Sebagai crafty blogger yang kadang-kadang suka menjahit, saya tidak sempat minder dengan para pengusaha yang sudah ekspor berkontainer-kontainer berkat sambutan mereka yang ramah.

Dengan latar belakang usaha yang berbeda-beda, FORMEKERS mencoba membangun kolaborasi antar sesama anggota untuk memfasilitasi kebutuhan anggota dalam menjalin kerjasama yang lebih besar lagi dengan berbagai pihak. Bukankah maju bersama lebih punya posisi tawar daripada sendiri-sendiri?

Salah satu forum yang diselenggarakan untuk talk, listen and share adalah Kopimekers. Ide nama acara ini timbul dari kegemaran para anggotanya ngobrol sambil ngopi. Agar obrolan lebih bermanfaat bagi semua anggota, maka dikemaslah menjadi acara bertajuk Kopimekers. 

KOPIMEKERS #7


Acara Kopimekers ke 7 ini diadakan di Langgeng Art Space Jl Suryodiningratan, Yogyakarta. Sebagai narasumber adalah Robby Kusumaharta, Dewan Pembina KADIN DIY, dan Fajar S Pramono, Pimpinan Cabang Bank BRI Katamso DIY. Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, mas Johni Sahlan dari pengurus FORMEKERS, mas Wawan Harmawan dari KADIN DIY dan beberapa tokoh pengusaha turut memberikan sambutan. Sedangkan undangan yang hadir dari berbagai kalangan dan lintas komunitas seperti ASEPHI, ASMINDO, mahasiswa, difabel, blogger dan sebagainya. Saya datang sebagai blogger.

"Mekaten mawon cekap, mekaten mawon pajeng (begini saja cukup, begini saja laku)" demikian Sri Sultan Hamengku Bawono X menirukan punggawa yang tidak responsif terhadap perubahan jaman dalam suatu dialog dengan netizen yang pernah saya ikuti.


Di era Revolusi Industri 4.0 ini, tidak pernah ada kata cukup dalam menghadapi kompetisi global. Pemilihan topik Indonesia Di Pusaran Ekonomi Global sesuai dengan kebutuhan anggota yang beberapa diantaranya barusaja pulang dari pameran di Rusia dan sebagian lagi melakukan persiapan untuk pameran Ambiente di Jerman. Anggota lain yang belum memiliki kesempatan berhadapan langsung dengan pasar luar negeri bisa menggali pengalaman tersebut.

kopimekers

Anggota yang fokus di pasar lokal juga perlu menyimak diskusi ini karena apa yang terjadi di luar sana akan berimbas ke dalam negeri. Revolusi Industri 4.0 tak dapat dihindari maupun dibendung. Otomatisasi dan serba terkoneksi sebagai ciri Revolusi Industri 4.0 akan berpengaruh secara global, termasuk kepada industri kecil dan lokal. Apapun produksinya, etnik sekalipun, jika tidak muncul dalam koneksi pencarian akan tersingkir. Belum lagi ada masalah-masalah khas yang dihadapi pengusaha Jogja, antara lain keterbatasan sumber daya alam dan manusia.

Produk unggulan Jogja seperti mebel dan kerajinan sangat bergantung pada sumber daya alam. Di lain pihak, pembangunan dilakukan sangat masif untuk mendukung pertumbuhan jumlah penduduk dan sektor lain. Tanpa sumber daya alam yang memadai, pengusaha Jogja harus mencari bahan produksi ke daerah yang lain untuk memenuhi kapasitas. Tapi itu berarti akan ada tambahan biaya produksi sehingga memberatkan daya saing harga.

Tentu saja ada rasa cemas dalam menghadapi kecepatan perubahan, derasnya investasi antar negara dan daya saing yang ketat ini. Namun yang terpenting adalah mengurai apa saja yang perlu diperhatikan untuk mengimbangi era disruptif dan kompetitif ini.

Baca juga: SIFC 2019, Sleman Innovative & Fashion Craft

MASALAH KHAS PENGUSAHA JOGJA


Ada fakta menarik yang disampaikan oleh mas Fajar dari BRI yang sehari-hari menghadapi pengajuan pinjaman modal kerja. Permintaan modal yang terus meningkat menandakan semangat untuk berusaha yang kian tinggi. Namun sayang, yang eligible untuk mendapatkan modal masih sedikit. Beliau mengharapkan lebih banyak lagi yang memenuhi syarat pengajuan modal. Karena itu, beliau tak segan untuk datang ke forum-forum seperti Kopimekers ini untuk membuka wawasan bersama.

Ada 2 hal yang sangat berpengaruh dalam bisnis global yaitu digital disruption dan millennial disruption. Digital disruption harus diantisipasi pengusaha dengan mengadopsi teknologi terbaru baik dalam hal produksi untuk mengejar kapasitas maupun di bidang marketing untuk memperluas pasar. Pengusaha juga wajib memperhatikan pengaruh millennial disruption karena selera anak mudalah yang menentukan tren produk saat ini. Anak muda menguasai teknologi komunikasi masa kini sehingga apa yang mereka sukai cepat sekali menyebar dan menjadi tren.

langgeng art space

Ancaman pusaran bisnis global bagi pengusaha Jogja itu antara lain:
  • Serangan investor dari luar. Bukankah kita yang mengundang dan mengharapkan investor? Memang benar. Tapi hal itu harus diikuti kesiapan sumber daya manusia di daerah yang paham regulasi daerah, negara dan internasional, baik tentang investasi internasional maupun hukum internasional. Jika tidak, justru usaha-usaha lokal yang akan dicaplok. Bahkan bisa saja investor dari luar langsung mendirikan usaha sendiri yang jauh lebih besar.
  • Saingan dari luar. Dahulu persaingan berkutat pada harga, mutu dan kapasitas. Sekarang ditambah dengan inovasi dan kecepatan dalam merespon keinginan pasar. Ini butuh kerjasama antara pengusaha dengan pemangku regulasi. 

Mas Fajar juga meminta pengusaha Jogja untuk memperhatikan berbagai jebakan bisnis yang melenakan, antara lain:
  • Success trap. Modal dasar pengusaha adalah ambisi mengejar sukses. Tapi ketika sudah mencapai puncak, banyak yang lupa untuk berinovasi. Pada saat grafik kesuksesan turun dan pemain baru muncul dengan berbagai terobosan, banyak pemain lama yang gagap dan telat mengantisipasi. Success trap ini sangat banyak melanda pengusaha-pengusaha Jogja.
  • Kompetensi. Mungkin ada yang tahu joke bahwa pengrajin Jogja itu saking canggihnya dari jarak ratusan meter saja bisa menjiplak sebuah produk? Well, joke tersebut sudah basi karena untuk menjiplak, orang tak perlu lagi datang dan memata-matai produk saingan. Cukup buka internet saja. Jadi, mereka yang terlalu percaya diri dengan kemampuannya dan tidak mau terus belajar akan jalan di tempat, lalu tertinggal.
  • Margin trap. Keengganan untuk berinovasi juga dikarenakan mengganggap marjin masih bisa diterima meski sudah menyusut menjadi sangat tipis, tidak ada greget untuk mencari terobosan.

Berbagai respon yang pernah ditemui mas Fajar ketika pengusaha menghadapi jebakan dalam berbisnis tersebut adalah:
  • Tidak sadar, tidak bergerak. Ini bukan efek Yogyakarta sebagai kota ternyaman untuk tempat tinggal, ya. Mager atau malas gerak ada di dalam diri tiap manusia. Ini diperparah dengan keengganan mengikuti info-info terkini seputar usahanya.
  • Sadar tapi tidak bergerak. Ini sering terjadi pada pelaku usaha lama. Mereka sadar bahwa banyak yang telah berubah tapi bingung bagaimana mengantisipasinya. Akhirnya hanya diam menjadi penonton.
  • Tidak sadar tapi terus bergerak. Orang seperti ini paham bahwa punya usaha itu harus terus bergerak karena tidak ada sesuatupun yang konstan tanpa perubahan di dunia ini meski tak tahu seperti apa dan sejauh mana dunia telah berubah. Mereka memiliki semangat belajar yang tinggi. Tanpa disadari sebenarnya dia telah melakukan banyak penyesuaian terhadap usahanya.
  • Sadar dan terus bergerak. Tentu saja yang terbaik adalah sadar dan terus bergerak karena dengan menyadari jebakan-jebakan tersebut, kita akan tahu dimana harus melakukan perbaikan dan dimana harus belajar. Misalnya belajar dari forum seperti Kopimekers ini.

Ada 3 solusi yang disarankan mas Fajar untuk menghadapi ancaman dan jebakan dalam menghadapi pusaran bisnis global, yaitu:
  1. Bergabung dengan komunitas. Komunitas seperti FORMEKERS ini sangat bermanfaat untuk berbagi ilmu dan pengalaman. Dengan saling berbagi, para anggota bisa bertukar pengalaman tanpa perlu ikut merasakan jatuh lebih dahulu. Misalnya, apa yang dilakukan jika mendapat penalti dari buyer. Sesama anggota komunitas juga bisa saling menjaga kewaspadaan terhadap para penipu dan sebagainya.
  2. Belajar manajemen resiko. Pengusaha jangan hanya memikirkan saingan dan mencari cara untuk mendapatkan modal sebanyak-banyaknya. Pengusaha harus menguasai manajemen resiko terlebih dahulu agar langkah-langkah yang diambilnya bisa diterima dan dipertanggungjawabkan. Penguasaan ini akan tercermin dalam proposal pengajuan pinjaman modal kepada bank sehingga lebih menyakinkan.
  3. Kolaborasi dengan pihak lain di luar komunitas. Misalnya seperti yang dilakukan FORMEKERS dengan mengundang BRI di Kopimekers kali ini. Begitu pula dengan mengundang saya sebagai blogger. Semua punya peran masing-masing. BRI memberikan edukasi tentang menjadi pengusaha yang eligible di mata bank. Sedangkan saya memberikan jejak digital bagi para pengusaha tersebut. Jejak digital itu penting karena apapun yang ada di muka bumi sekarang ini dicari melalui internet.

Nah, bagaimana? Banyak kan ilmu yang didapat dari Kopimekers? Padahal itu hanya sebagian lo. Yang sebagian lagi saya tidak menyimak karena datang terlambat, ada keluarga yang dirawat di rumah sakit sehingga harus diurus dulu. Semoga yang saya bagi di artikel ini bermanfaat buat teman-teman, baik yang sudah punya usaha maju maupun yang masih merintis. Yang sudah maju, jangan lengah terhadap jebakan-jebakan bisnis seperti di atas. Yang baru merintis semoga termotivasi dan menemukan dimana harus belajar dan menggali pengalaman.

Jika teman-teman ingin menyimak kegiatan-kegiatan FORMEKERS, follow saja akun instagram @formekers. Salam sukses!

Post a Comment

26 Comments

  1. Senang deh baca cerita para pengusaha yang saling dukung. Walau mungkin pasarnya kurang lebih mirip, tetap saling support supaya bisa lebih maju.

    ReplyDelete
  2. Di era industri 4 ini sebagai pengusaha maupun warga net yang hanya memantau memang dibutuhkan kecepatan bergerak sekaligus bertindak. Jika tidak jangan heran akan segera wasalam alias bangkrut karena tertinggal jaman. Terimakasih ilmunya. Harus baca ulang saya biar makin terserap. Hehehe

    ReplyDelete
  3. Bener banget ya, mbak. Gabung dengan komunitas itu sangat membantu kita untuk berkembang pada bisnis dan karya kita

    ReplyDelete
  4. FORMEREKS memang berada di track yg tepat ya Mba
    Bisa bikin bisnis di Jogja kian berkembang
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
  5. hmmm, serangan investor dan barang dari luar negeri emang harus diantisipasi ya, mudah2an pengusaha mebel Indonesia makin kreatif dan inovatif, juga bisa melayani kebutuhan masyarakat tanpa tergerus barang asing

    ReplyDelete
  6. Masya Allah ini tips2 yang helpful banget buat yang mau buka usaha dan yang sedang jalanin usaha

    ReplyDelete
  7. Baca kalimat Pusaran Bisnis Global saja kok rasanya sudah jiper ya, hahah. Baru pengin coba usaha, baca ini jadi sangat deh.
    Kalau ada semacam komunitas memang bisa saling support ya, maju dan berkembang bareng.

    ReplyDelete
  8. Aku udah lama vakum dari dunia per-komunitasan tapi rasanya gabung di komunitas penting banget ya untuk saling support

    ReplyDelete
  9. Sebenernya dari dulu Ujame pengen banget coba buka usaha ya kecil kecilan dulu laah. Tapi entah mengapa selalu gak percaya diri dan negatif thinking duluan apalagi kayanya saingan banyak yaaa... jadi kayanya emang harus masuk komunitas pengusaha gitu kali yaa supaya bisa ke encourage hehehe

    ReplyDelete
  10. Waah banyak banget manfaat mengikuti kopimekers ya mbak, jadi tahu seluk beluk tentang bisnis. Terus berinovasi inilah yang menjadi cara bisnis itu bisa tetap bertahap diantara bisnis-bisnis lain yang makin menjamur dan bersaing.

    ReplyDelete
  11. Kalau pengajuan pinjaman modal kerja makin meningkat berarti makin banyak UKM ya mbak. Tapi mereka perlu meningkatkan persyaratannya supaya bisa diapprove ya pengajuannya. Kirain tadi judulnya Kopimekers ada hubungannay sama kopi ternyata forum pengusaha mebel,kerajinan , dan seni toh maksudnya

    ReplyDelete
  12. Wuih, komunitas yang keren inih. Salah satu mimpiku bisa masuk ke komunitas seperti ini. Tapinya, aku bukan pengusaha. Keren deh, semua kalangan sekarang sudah pada siap dan masuk ke era 4.0 ya. Karena kalo enggak, pasti bisa punah ya terganti sama yang sudha siap.

    ReplyDelete
  13. Setuju banget ni mba, pengusaha harus selalu peka dengan lingkungan dan juga berkomunitas. Aahhh akutu pengen punya bisnis tapi sampe skrg blm kesampean.,. Hihihi

    ReplyDelete
  14. sangat bermanfaat, Mbak. Saya beroleh ilmu baru mengenai dunia usaha yang ternyata tidak sederhana. Inovasi, sumber daya, pemasaran, dan persiapan adalah hal yang penting.
    Saya tidak tahu bahwa banyak pengusaha alami masalah pelik sekarang, memang harus ada forum agar bersatu hadapi tantangan masa kini dan mendatang yang sulit diprediksi.
    Terima kasih ilmunya.

    ReplyDelete
  15. Semoga ya talkshow kaya gini makin banyak jadi para pelaku UMKM tahu betul seluk beluk atau strateginya gimana menghadapi persaingan. Btw tempat talkshownya kok asyik gitu ya hehe.

    ReplyDelete
  16. Pengusaha memang harus saling kolaborasi ya makLus. Karena saling dukung antara sesama pedagang itu malah memudahkan usaha dan juga menguatkan usaha

    ReplyDelete
  17. Berada di lingkungan orang-orang yang optimis gini bagus banget ya mba untuk terus meningkatkan wawasan di bidang wirausaha. Harus pantang menyerah dan tau langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk memajukan bisnisnya.

    ReplyDelete
  18. Bagus banget sih komunitas FORMEKES ini. Sangat2 membantu para pengusaha untuk tetap survive bersaing di kancah digital 4.0 ini

    ReplyDelete
  19. Bergabung dengan komunitas adalah syarat yang baik untuk mengembangkan sebuah bisnis secara global. Banyaknya teman akan memberikan kemajuan sendiri baik dari pengembangan bisnis dan channel.

    ReplyDelete
  20. Suamiku maju mundur tapi banyak mundurnya bukan karena cakepnya kebangetan 😆 saat mau buka usaha. Mungkin harus ikut komunitas kaya gini ya

    ReplyDelete
  21. Pelaku bisnis sekarang harus benar pandai mwnyiasati ya mbaaa.. dan memang ditunrut untuk kreatif dan berbasis digital

    ReplyDelete
  22. Bagus banget nih yang punya usaha atau yang berminat dengan dunia bisnis untuk gabung di komunitas atau kumpulan seperti kopimekers ini

    ReplyDelete
  23. Belajar manajemen resiko, ini salah satu yang masih lemah buat aku. Masih meraba2 istilahnya. Semoga cepat lebih paham dan mengerti

    ReplyDelete
  24. Mau tidak mau masyarakat kita dituntut untuk kreatif danbterus berinovasi. Apalagi sekarang ini barang dari luar negeri sangat mudah kita beli dengan harga murah.

    ReplyDelete
  25. Kegiatan yang bermanfaat dan perlu diperbanyak. Bekerjasama dan bahu membahu penting, ya.

    ReplyDelete
  26. Woww ini segitiga cinta bisnis nih mbak, pelaku usaha, pemerintah, investor ada dalam satu komunitas untuk saling mendukung! Kereeen

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)