Stop Membuat Tote Bag Sebagai Ganti Kresek Belanja

Judul Stop Membuat Tote Bag Sebagai Ganti Kresek Belanja atau tas plastik ini terasa kontradiktif ya dengan banyaknya tutorial membuat tote bag di blog www.beyourselfwoman.com ini dan videonya di youtube beyourselfwoman?

totebag


Sebenarnya itu tidak kontradiktif karena saya masih terus membuat tote bag untuk dijual dan dipakai sendiri. Saya akan garis bawahi yang untuk dipakai sendiri. 

Sekarang makin banyak kota yang melarang pemberian kresek secara gratis. Bahkan di kota yang belum ada aturan resmi pun, banyak toko atau supermarket yang tidak memberikan kresek secara gratis. Di kota saya, beberapa supermarket menghargai kresek sekitar 200 - 300 rupiah per buah. Lumayan juga kan? Buat para ibu, ini sebenarnya agak dilema karena kresek gratisan tersebut sering digunakan untuk membuang sampah. Tukang sampah perkotaan tidak mau memungut sampah yang tidak dibungkus rapi dari depan rumah. Dengan susahnya mendapatkan kresek gratis seperti sekarang ini, para ibu harus mencari cara lain untuk membungkus sampah.

Baca juga: DIY Tutorial Membuat Tote Bag Bolak Balik

Salah Persepsi Tentang Pengurangan Sampah 


Persepsi yang banyak terjadi di masyarakat tentang pengurangan sampah adalah memanfaatkan barang-barang yang ada untuk daur ulang, mengurangi penggunaan plastik, pembuatan kompos dan sebagainya.

Padahal yang dimaksud dengan pengurangan sampah itu adalah sejak awal akan dibuat atau dikonsumsi. Sampah plastik itu sebenarnya sama sekali tidak boleh ada sejak awal. Misal dalam menyimpan makanan di kulkas lebih memilih menggunakan wadah-wadah yang ada daripada dibungkus plastik. Nah, wadah-wadah itupun harus dilihat lagi. Jangan demi feed instagram terus beli wadah-wadah bening yang lucu dan seragam seperti para penggila food preparation. Kalau masih punya bekas wadah makanan siap saji takeaway, sebaiknya dicuci bersih dan digunakan saja daripada beli baru meski mampu beli wadah baru berapapun.

Baca juga: DIY Membuat Tote Bag Perca Beda Ukuran

Baju-baju yang cuma sekali pakai demi tren itu juga nggak boleh ada sejak awal. Tiap kita beli baju, kita harus berpikir apakah baju itu nyaman dan sesuai dengan kita. Bagus dikenakan orang lain, belum tentu bagus di badan kita. Apalagi cuma demi OOTD feed instagram supaya kelihatan ganti baju setiap hari.

Jadi tindakan daur ulang atau decluttering untuk disumbangkan itu merupakan tindakan terakhir karena limbah sudah telanjur ada akibat gagal mencegahnya ada di sekitar kita sejak awal.

Gantinya Kresek Apa Dong Kalau Bukan Tote Bag?


Yang saya tak paham, mengapa harus tote bag sebagai ganti kresek? Karena saya merujuk sub tema diatas, maka sebagai ganti kresek ya sebaiknya apa saja yang ada di sekitar kita. Tidak perlu ada pengadaan baru sebagai ganti tote bag.

Jadi, misal yang ada di rumah adalah tas plastik, ya digunakan saja dulu sampai jebol. Tak perlu membuat tote bag hanya supaya tidak pakai plastik. Baru setelah plastik yang ada itu jebol, jangan sampai ada plastik lagi di rumah. Bolehlah ganti dengan membuat tote bag. Kecuali kalau tote bag tersebut adalah pemberian atau bekas goodie bag, berarti itu kita beruntung tak perlu repot membuat  atau membeli tote bag.

Jika teman-teman punya tas bagus tapi plastik dengan tulisan merk fashion tertentu, tidak apa-apa kan buat belanja sayur atau daging? Bahkan lebih cocok karena sayur dan daging biasanya basah, jadi tidak mengotori jok kendaraan.

Keranjang juga bisa digunakan sebagai pengganti kresek. Saya sempat terpikir untuk menyimpannya di bagasi jika sewaktu-waktu perlu belanja. Kekurangannya hanya tidak bisa dimasukkan ke dalam tas, jadi tidak bisa mendadak belanja.

Untuk belanja printilan di supermarket dekat rumah, saya yakin teman-teman juga sudah menolak kresek dan memilih memasukkan ke dalam tas bepergian. Sampai seukuran satu pak roti tawar gandum kesukaan saya masih bisa masuk ke dalam tas bepergian saya meski tas saya tidak besar.

Saya berharap, pelarangan kresek ini tidak berganti menjadi euforia tote bag karena hasilnya akan sama saja, yaitu penumpukan limbah. Hanya saja jenis limbahnya yang berbeda, yang satu tidak bisa terurai, satunya bisa terurai tapi tetap perlu waktu.

Jika teman-teman butuh tote bag, bisa pesan ke saya, tapi pastikan teman-teman benar-benar membutuhkannya.

Post a Comment

5 Comments

  1. Nah Iya bener mba setuju aq, sebenernya bagus yah campaign no plastic tapi kita malah menjadikan euforia itu sebagai Cara untuk belanja2 Hal yang baru tapi tidak mengurangi dulu plastik yang Ada, pe we emang buat aq sendiri masih malas bgt bawa2 plastik Dr rumah sendiri to harus dicoba lah untuk bumi yang lebih lestari

    ReplyDelete
  2. Judulnya bikin kaget, mbak.

    Tapi saya sependapat. Mengurangi sampah memang harus direncanakan sejak awal.

    Dilema tas kresek sebagai wadah sampah...saya kok juga sama. Palingan ya memanfaatkan tas kresek yang ada atau berburu tas kresek besar biar bisa nampung banyak sampah sekali angkut.

    ReplyDelete
  3. Setuju, pelarangan plastik tapi malah tote bag fashion bertebaran dijual dan campaignnya 'jangan pakai plastik' aneh hahahaha. Aku udah lama MakLus memilih untuk mengurangi belanja baju dan konsisten menggunakan baju yg sam bertahun-tahun dg alasan masih bisa dipakai. Semakin ke sini aku setuju nih bahwa fashion menjdi salahsatu penyumbang sampah terbesar dunia. Padahal itu bisa dicegh

    ReplyDelete
  4. Butuh waktu dan konsistensi ut kita semua benar2 bisa peduli lingkungan yah, dimulai dari hal2 kecil. Seperti tas kresek ataupun tote bag

    ReplyDelete
  5. Yes. Bahkan sering galau pas lagi kelupaan bawa totebag terus di supermarket bener bener nggak nyediain plastik berbayar. Jadilah beli totebag yang harganya lebih lumayan. Dilema memang ya.

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)