Pengalaman Berkarya Di Tengah Pandemi
Hayo ngaku siapa yang belakangan ini meriang? Setiap hari
ada saja teman yang mengeluh badan meriang di media sosial. Sayangnya, tak
sedikit yang berlanjut ke positif covid. Meski gejalanya tidak separah tahun
lalu karena sudah banyak yang vaksin, tak urung mengakibatkan kerepotan selama
isolasi mandiri. Untunglah teknologi sekarang memungkinkan untuk membeli paket
obat-obatan dan vitamin isoman secara online sehingga sedikit mengurangi
kerepotan tersebut. Pengalaman berkarya di tengah pandemi bagi blogger dan
crafter seperti saya ini banyak suka dan dukanya.
Saya sempat meriang dua hari. Untung cepat sekali pulih.
Rasanya deg-degan banget. Meski sudah vaksin dua kali, tapi saya belum
mendapatkan tiket booster. Meriang sebelumnya adalah perkara biasa buat saya
karena saya mengalaminya tiap sebelum haid. Tapi sekarang menjadi hal yang
sangat mengkhawatirkan. Karena itu, sejak banyak edukasi oleh para dokter di
media sosial selama pandemi, saya berusaha mengikuti semua tips kesehatan
mereka. Salah satu yang penting untuk diingat adalah harus selalu siap vitamin
dan obat agar tidak kalah cepat dengan virus.
Berkarya Di Tengah Pandemi
Ada dua jenis karya yang saya kerjakan selama pandemi, yaitu
ngeblog dan crafting. Dalam ngeblog nyaris tidak ada kendala karena sebelum
pandemi saya juga sudah jarang datang ke event offline. Jadi ini seperti
menjalankan hal yang biasa saya lakukan sejak dulu saja.
Sementara itu, ada perbedaan besar di crafting. Satu hal yang
jelas terjadi adalah tidak bisa ikut pameran offline. Belakangan pameran
offline sudah diadakan lagi, tapi saya belum berani mendaftar. Saya tidak yakin
dengan stamina saya sendiri meski dalam pameran itu sudah diterapkan prokes.
Saya juga tidak bisa bebas terima tamu. Beberapa pelanggan
saya memang lebih senang bertemu langsung karena bisa ngobrol, kasih ide dan dapat
diskon. Keluarga sempat memberi ide untuk menerima tamu di teras. Tapi setelah
kami pikir, itu adalah ide yang kurang bagus.
Perbedaan mencolok lain adalah cara saya belanja bahan jadi
serba online. Ini tentu saja mempengaruhi lama produksi karena harus menunggu
bahan datang. Ini juga berpengaruh pada ide-ide yang agak berkurang. Datang ke
toko lalu melihat bahan-bahan craft itu bisa menimbulkan banyak ide. Sekarang
harus puas melihat etalase penjualnya saja di media sosial atau market place.
Suka Duka Berkarya Di Tengah Pandemi
Jika sedang meriang, apakah mungkin ngeblog atau crafting?
Kalau ngeblog, mungkin masih bisa nyicil sedikit-sedikit. Tapi kalau crafting
sangat sulit bagi saya karena butuh konsentrasi agar pola jahitan presisi.
Berhubung pandemi ini bukan main-main, jika meriang, saya memilih berhenti
barang sehari untuk istirahat total. Tubuh harus mendapat prioritas untuk pulih
agar bisa melawan virus.
Bukankah karya crafting seperti masker, tempat hand
sanitizer dan tempat tissue laris manis selama pandemi? Kalau meriang sedikit
sudah istirahat, apakah pemesan tidak lari? Sayang sekali. Pada awal pandemi
memang begitu, tapi sekarang suplai sudah melimpah. Buatan pabrik lebih murah,
massal dan konsisten bentuknya. Belum lagi aturan prokes yang berubah-ubah
membuat bentuk masker terus mengalami evolusi. Untuk usaha personal seperti
saya ini harus pandai-pandai mencari peluang di segmen kostumisasi.
Baca juga: Cara Membuat Masker Kain Jahit Tangan Termudah
Pengalaman Jaga Kesehatan Selama Pandemi
Sejak pandemi, saya selalu sedia vitamin untuk seluruh
anggota keluarga. Bahkan orangtua yang tinggal di lain kota juga saya cek
kelengkapan vitaminnya. Saya memilih vitamin yang berbeda-beda dibandingkan
multi vitamin karena tidak semua saya butuhkan, yaitu vitamin C, D3, zinc, B
kompleks dan E. Berhubung saya lebih banyak di dalam rumah, maka tidak setiap
hari saya minum vitamin tersebut. Konsumsi buah dan sayur kami cukup terjamin
sehingga mengurangi kebutuhan vitamin. Tapi jika akan beraktivitas ke luar
rumah, kami wajib minum vitamin meski badan sehat.
Kebutuhan lain yang wajib ada adalah paracetamol, obat
batuk, minyak kayu putih, balsem, thermometer, oksimeter, madu dan wedang rempah.
Wedang rempah buatan teman saya yang berisi semua jenis rempah, jeruk kering
dan gula batu tersebut tinggal diseduh air panas jika sedang meriang. Enak
banget di badan.
Saya juga membeli tabung oksigen untuk rumah saya dan rumah
orang tua mumpung harganya normal, mengingat kelangkaan dan harganya yang
melambung hingga 4x lipat ketika delta menyerang sehingga menimbulkan banyak
korban jiwa. Meski secara resmi saya belum pernah positif, tapi melihat wabah
yang sangat besar ini, saya tidak berani mengklaim belum pernah positif sama
sekali. Siapa tahu saya pernah OTG?
Kami juga mencoba rutin berolahraga tapi menghindari
olahraga berkelompok seperti foto-foto di media sosial. Kami juga menghindari
olahraga di hari Minggu agar tidak banyak berpapasan dengan orang lain.
Olahraga itu butuh keleluasaan menghirup oksigen agar tidak pingsan sehingga
banyak orang yang sesekali membuka masker.
Baca juga: Cara Membuat Masker Kain Lipat Termudah
Selama pendemi ini, banyak orang kehilangan pekerjaan. Jika masih bisa berkarya, itu benar-benar sebuah anugerah, jangan disia-siakan. Tapi sebelum berkarya, pastikan badan sehat dulu. Jika badan yang kurang sehat tapi dipaksakan untuk bekerja, pertahanan tubuh bisa melemah sehingga mudah dimasuki virus. Semoga teman-teman sehat semua. Aamin.
18 comments for "Pengalaman Berkarya Di Tengah Pandemi"
Salut dengan Mbak Lusi yang kreatif dan bisa berkarya terus selama pandemi. Tetap jaga kesehatan ya, Mbak, supaya kita semua melakukan aktivitas dengan lancar
Masa pandemi membawa kita semua untuk senantiasa waspada dan kreatif juga untuk senantiasa mewujudkan ide.
Sehat-sehat selalu ya, kak.
Dan semoga kita semua bisa lancar melewati masa-masa pandemi dengan memanfaatkan waktu optimal.
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.